Biji kelor (Moringa oleifera Lamk) mengandung senyawa aktif rhamnoksiloksi benzil isotiosianat yang efektif dan digunakan untuk mengadsorpsi logam terlarut dalam air. Penelitian ini untuk menganalisis efektivitas biji kelor pada pengolahan air sumur dan waktu optimum adsorpsi serbuk biji kelor terhadap konsentrasi besi dan magnesium yang dianalisis secara spektrofotometer serapan atom. Parameter yang dianalisis untuk efektivitas biji kelor yaitu padatan terlarut (TDS), pH dan kesadahan. Hasil didapatkan bahwa air sumur memiliki TDS 346,874 mg/L, pH 6,85 dan kesadahan 422 mg/L. Efektivitas biji kelor dengan variasi pembubuhan 50, 100, 150 dan 200 mg masing-masing diperoleh TDS 4,132, 3,578, 4,968, dan 4,908 mg/L, pH 7,86, 7,91, 7,92, dan 7,94 serta kesadahan 284, 278, 272, dan 266 mg/L. Biji kelor efektif dan mampu menurunkan TDS dan kesadahan air. Untuk penentuan waktu optimum adsorpsi serbuk biji kelor dilakukan pada konsentrasi Fe(awal) dan Mg(awal) dalam air masing-masing 9,6677 dan 7,8156 mg/L dengan variasi waktu kontak 30, 60, 90, dan 120 menit. Hasil didapatkan kapasitas adsorpsi Fe masing-masing 90,482, 90,472, 91,882, dan 92,220 mg/Kg dimana Fe teradsorpsi optimum pada waktu kontak 120 menit dengan efisiensi adsorpsi 95,389% sedangkan kapasitas adsorpsi Mg masing-masing 15,703, 14,733, 15,108, dan 15,520 mg/Kg dimana Mg teradsorpsi optimum pada waktu kontak 30 menit dengan efisiensi adsorpsi 20,09%.