Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KOLEKSI REFERENSI NYAMUK Anopheles DI BEBERAPA KABUPATEN DENGAN MASALAH MALARIA DI PULAU JAWA Nur Ika Hariastuti
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 7 Nomor 1 Juni 2011
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1260.747 KB) | DOI: 10.22435/blb.v7i1.675

Abstract

Malaria has continued to be the health problem in Central Java, East Java and Special Region Yogyakarta (DIY) provinces. Various efforts of prevention and control have been carried out, but the results were still not promising. One of the causes is the lack of understanding about the species and various aspects of vector bionomics. Reference collection were conducted to identify the Anopheles species in the district where malaria was endemic (Central Java, East Java and DIY Province). Samples were collected with purposive sampling method. The results indicated that in Central Java Province there were 8 Anopheles species; An. indefinitus. An. barbirostris, An. vagus, An. subpictus in Cilacap District, An. aconitus, An. maculatus, An. kochi, An. barbirostris, An. vagus, An. annularis in Pemalang District. An. maculatus, An.barbirostris, An. vagus in Kendal District. In East Java there was six Anopheles species; An. aconitus, An. maculatus, An.barbirostris, An. kochi in Trenggalek District, An. aconitus, An. maculatus, An. barbirostris, An. vagus, An. annularis in Pacitan District. In DIY, Sleman District there was six Anopheles species; An. aconitus, An. barbirostris, An. vagus in Mlati SubDistrict and An. aconitus, An. maculatus, An. balabacensis, An. barbirostris, An. vagus, An. annularis in Turi SubDistrict.
KOMPOSISI SPESIES DAN DOMINASI NYAMUK Anopheles DI KAKI GUNUNG MERAPI, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nur Ika Hariastuti; Adil Ustiawan
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Edisi 004 Nomor 1/Tahun III Juni 2007
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1773.131 KB)

Abstract

Turi merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Sleman yang secara geografis terletak disebelah selatan lereng Gunung Merapi. Bagian timur dari Kecamatan Turi berbatasan dengan Kecamatan Pakem, bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Sleman, bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Tempel. Karakteristik topografi Kecamatan Turi didominasi daerah perbukitan dengan ketinggian rata-rata 550 m dpl. Kecamatan Turi memiliki luas wilayah 4.309 Ha di bagi menjadi empat desa dengan total jumlahpenduduk 34.324 jiwa. Turi mempunyai keragaman spesies nyamuk yang melimpah dengan didukung faktor-faktor lingkungan yang sesuai perkembangbiakan baik vektor maupun non vektor. Hal inilah yang melatarbelakangi penulisan tentang " Komposisi Spesies dan Dominasi Nyamuk Anopheles di Kaki GunungMerapi, Sleman, Daerah lstimewa Yogyakarta". Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran komposisi spesies dan dominasi nyamuk di Turi, dengan harapan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemberantasan vektor dalam rangka sistem kewaspadaan dini untuk mengendalikan kejadian malaria.
PENGAWETAN JENTIK NYAMUK (MOUNTING) Nur Ika Hariastuti
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Edisi 003 Nomor 02/Tahun II Desember 2006
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.865 KB)

Abstract

-
JAPANESE ENCEPHALITIS Nur Ika Hariastuti
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 8 Nomor 2 Desember 2012
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.609 KB) | DOI: 10.22435/blb.v8i2.800

Abstract

Japanese encephalitis is a vector-borne disease caused by a virus. The disease is common in children and can cause inflammation of the brain. In Indonesia the disease is consider as a neglected disease, although some studies suggest Japanese encephalitis infections in both animals and humans in some regions. Transmission cycle actually happens between mosquitoes with the host such as pigs or birds. Transmission to humans occurs only incidentally. Disease diagnosis in humans can be done by rapid test, ELISA, or PCR. While control using a vaccine is not a program yet in Indonesia
Pengembangbiakan Nyamuk di Laboratorium Loka Litbang P2B2 Banjarnegara Nur Ika Hariastuti
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Edisi 01 Nomor 001/Tahun I Juni 2005
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.139 KB)

Abstract

-
ALERGI VERSUS CACINGAN? Nur Ika Hariastuti
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 5 Nomor 1 Juni 2009
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.784 KB)

Abstract

-
LAPORAN MAGANG KERJA DI INSTITUTE FOR MEDICAL RESEARCH, KUALA LUMPUR, MALAYSIA Dyah Widiastuti; Nur Ika Hariastuti
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Edisi 004 Nomor 1/Tahun III Juni 2007
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1761.263 KB)

Abstract

-
TINJAUAN HASIL PENYEMPROTAN IRS MELALUI BIOASSAY YANG DILAKSANAKAN LOKA LITBANG P2B2 BANJARNEGARA Nur Ika Hariastuti
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Edisi 005 Nomor 02/Tahun III Desember 2007
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2083.679 KB)

Abstract

Nyamuk merupakan salah satu serangga yang potensial sebagai vektor penyebar berbagai jenis penyakit, diantaranya adalah malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD) dan filariasis. Pengendalian vektor dalam garis besar dilakukan dengan empat cara yaitu; pengendalian kimiawi, pengelolaan lingkungan, pengendalian hayati dan pemberantasan vektor cara genetik. Pengendalian vektor cara kimiawi dengan insektisida dalam pemberantasan malaria yang umum digunakan salah satunya adalah metode IRS (Indoor Residual Spraying) atau penyemprotan rumah. lnsektisida yang digunakan biasanya hanya berdasarkan hasil uji coba terhadap satu spesies nyamuk vektor dan pada kondisi satu daerah saja,sedang Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan keragaman ekosistem. Kepekaan nyamuk vektor pun mungkin berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya. lnsektisida umumnya juga hanya diuji pada skala laboratorium, sementara berbagai faktor di lapangan sangat berpengaruh. Faktor-faktor yang mempengaruhi residu insektisida diantaranya adalah dosis, suhu dan kelembaban, jenis permukaan benda, alat semprot dan ukuran droplet. Efektivitas IRS juga dipengaruhi oleh pola perilaku nyamuk vektor di daerah setempat. Nyamuk vektor malaria umumnya aktif mencari mangsa pada malam hari, setelah menghisap darah nyamuk biasanya beristirahat sementara di sekitar rumah. Kebiasaan inilah yang mendukung pemberantasan vektor melalui metode IRS, karena diharapkan nyamuk yang menempel pada dinding berinsektisida akan mati paling lambat 24 jam setelah kontak. Dengan diketahuinya efektivitas penyemprotan (IRS) pada berbagai lokasi dengan berbagai faktor yang mempengaruhi maka dapat dilakukan tinjauan untuk meningkatkan efektivitas IRS di lapangan (masyarakat). Dalam kajian ini diharapkan juga dapat diketahui efektivitas masing-masing permukaan pada penyemprotan IRS dalam menyerap insektisida dan mempertahankan daya bunuh terhadap vektor dapat diketahui. Oleh karena itu jika terjadi suatu wabah di daerah endemis tindakanpengendalian segera dapat dilaksanakan dengan menerapkan strategi khusus untuk memaksimalkan efektivitas IRS.
DIAGNOSIS LEPTOSPIROSIS DAN KARAKTERISASI LEPTOSPIRA SECARA MOLEKULER Nur Ika Hariastuti
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 7 Nomor 2 Desember 2011
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.459 KB) | DOI: 10.22435/blb.v7i2.1337

Abstract

Leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat pada beberapa negara di daerah Asia Tenggara (SEA). Leptospirosis masih menjadi penyakit yang terabaikan dan tidak tercatat dengan baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh konfirmasi penyakit leptospirosis yang memerlukan uji laboratorium tidak selalu tersedia, dan diagnosis cepat untuk penyakit ini juga tidak dapat diandalkan.