Latar Belakang: Madura adalah wilayah yang seringkali tertinggal dalam bidang Kesehatan di Jawa Timur, termasuk pemanfaatan pelayanan kesehatan. Penelitian ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan pemanfaatan Puskesmas di Pulau Madura. Metode: Penelitian dengan desain potong lintang ini menganalisis data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Dengan metode stratifikasi dan multistage random sampling, penelitian ini menganalisis 7.239 responden di Pulau Madura, Jawa Timur, sebagai sampel. Selain pemanfaatan Puskesmas sebagai variabel outcome dan tingkat pendidikan sebagai variabel terpapar, penelitian ini juga menganalisis sembilan variabel kontrol: kabupaten, tempat tinggal, umur, jenis kelamin, perkawinan, pekerjaan, sosio-ekonomi, asuransi kesehatan, dan waktu tempuh ke Puskesmas. Pada tahap final, data dianalisis menggunakan regresi logistik biner. Hasil: Hasil penelitian menemukan bahwa mereka yang berpendidikan SD-SLTP memiliki kemungkinan 1,213 kali dibanding yang tidak sekolah untuk memanfaatkan pelayanan Puskesmas (AOR 1,213; 95% CI 1,196-1,230). Mereka yang berpendidikan SLTA memiliki kemungkinan 0,976 kali dibanding yang tidak sekolah untuk memanfaatkan pelayanan Puskesmas (AOR 0,976; 95% CI 0,955-0,997). Lebih lanjut, mereka yang berpendidikan PT memiliki kemungkinan 0,222 kali dibanding yang tidak sekolah untuk memanfaatkan pelayanan Puskesmas (AOR 0,222; 95% CI 0,211-0,233). Selain tingkat pendidikan, sembilan variabel kontrol juga ditemukan berkaitan dengan pemanfaatan Puskesmas di Pulau Madura. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan berkaitan dengan pemanfaatan Puskesmas di Pulau Madura.