Agung Dwi Laksono
Badan Riset dan Inovasi Nasional, Jakarta, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN TINGKAT PENDIDIKAN PADA PEMANFAATAN PUSKESMAS DI PULAU MADURA, JAWA TIMUR, INDONESIA Azizah Andzar Ridwanah; Estiningtyas Nugraheni; Agung Dwi Laksono
Jurnal Keperawatan Indonesia Timur (East Indonesian Nursing Journal) Vol 2 No 1 (2022): Januari - Juni 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Poltekkes Kemenkes Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32695/jkit.v2i1.278

Abstract

Latar Belakang: Madura adalah wilayah yang seringkali tertinggal dalam bidang Kesehatan di Jawa Timur, termasuk pemanfaatan pelayanan kesehatan. Penelitian ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan pemanfaatan Puskesmas di Pulau Madura. Metode: Penelitian dengan desain potong lintang ini menganalisis data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Dengan metode stratifikasi dan multistage random sampling, penelitian ini menganalisis 7.239 responden di Pulau Madura, Jawa Timur, sebagai sampel. Selain pemanfaatan Puskesmas sebagai variabel outcome dan tingkat pendidikan sebagai variabel terpapar, penelitian ini juga menganalisis sembilan variabel kontrol: kabupaten, tempat tinggal, umur, jenis kelamin, perkawinan, pekerjaan, sosio-ekonomi, asuransi kesehatan, dan waktu tempuh ke Puskesmas. Pada tahap final, data dianalisis menggunakan regresi logistik biner. Hasil: Hasil penelitian menemukan bahwa mereka yang berpendidikan SD-SLTP memiliki kemungkinan 1,213 kali dibanding yang tidak sekolah untuk memanfaatkan pelayanan Puskesmas (AOR 1,213; 95% CI 1,196-1,230). Mereka yang berpendidikan SLTA memiliki kemungkinan 0,976 kali dibanding yang tidak sekolah untuk memanfaatkan pelayanan Puskesmas (AOR 0,976; 95% CI 0,955-0,997). Lebih lanjut, mereka yang berpendidikan PT memiliki kemungkinan 0,222 kali dibanding yang tidak sekolah untuk memanfaatkan pelayanan Puskesmas (AOR 0,222; 95% CI 0,211-0,233). Selain tingkat pendidikan, sembilan variabel kontrol juga ditemukan berkaitan dengan pemanfaatan Puskesmas di Pulau Madura. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan berkaitan dengan pemanfaatan Puskesmas di Pulau Madura.
APAKAH ASURANSI KESEHATAN BERKAITAN DENGAN PEMANFAATAN PUSKESMAS? STUDI POTONG LINTANG DI PROBOLINGGO - JAWA TIMUR TAHUN 2018 Nurul Jannatul Firdausi; Dwi Handayani; Agung Dwi Laksono
Jurnal Keperawatan Indonesia Timur (East Indonesian Nursing Journal) Vol 2 No 2 (2022): Juli - Desember 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Poltekkes Kemenkes Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32695/jkit.v2i2.337

Abstract

Latar Belakang: Asuransi kesehatan diketahui dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan, alasan tersebut mendorong pemerintah merilis kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional. Tujuan: Penelitian ditujukan untuk menganalisis hubungan asuransi kesehatan dengan pemanfaatan Puskesmas di Probolinggo - Jawa Timur. Metode: Penelitian mengekstraksi data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Riskesdas menggunakan stratifikasi dan multistage random sampling untuk memilih sampel, sehingga studi ini dapat menganalisis 3.393 responden (≥ 15 tahun) di Probolinggo - Jawa Timur. Selain pemanfaatan Puskesmas sebagai variabel outcome, penelitian menggunakan kepemilikas asuransi kesehatan sebagai variabel terpapar, dan sembilan variabel lain sebagai kontrol: area, tempat tinggal, umur, jenis kelamin, perkawinan, pendidikan, pekerjaan, sosio-ekonomi, dan waktu tempuh ke Puskesmas. Regresi logistik biner digunakan untuk penentuan pada tahap akhir. Hasil: Hasil penelitian menemukan bahwa bahwa mereka yang memiliki asuransi kesehatan yang dikelola pemerintah memiliki peluang 2,371 kali dibanding yang tidak memiliki asuransi kesehatan untuk memanfaatkan Puskesmas (AOR 2,371; 95% CI 2,320-2,423). Lebih lanjut, mereka yang memiliki asuransi kesehatan yang dikelola pemerintah dan juga swasta memiliki peluang 1,924 kali dibanding yang tidak memiliki asuransi kesehatan untuk memanfaatkan Puskesmas (AOR 1,924; 95% CI 1,829-2,024). Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa kepemilikan asuransi kesehatan memiliki keterkaitan dengan pemanfaatan Puskesmas di Probolinggo. Mereka yang memiliki asuransi kesehatan yang dikelola oleh pemerintah memiliki peluang paling tinggi untuk memanfaatkan pelayanan Puskesmas.
FACTORS RELATED TO STUNTED TODDLERS IN EASTERN INDONESIA Ratna Dwi Wulandari; Agung Dwi Laksono
Jurnal Keperawatan Indonesia Timur (East Indonesian Nursing Journal) Vol 3 No 1 (2023): Januari - Juni 2023
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Poltekkes Kemenkes Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32695/jkit.v3i1.451

Abstract

Background: Eastern regions have a higher prevalence rate of stunted children than other regions in Indonesia. Objective: The study analyzes the factors related to stunted toddlers in Eastern Indonesia. Methods: The study employed secondary data from the 2017 Indonesia Nutritional Status Monitoring. We analyzed 24,103 toddlers as a sample. The study analyzed data using a multinomial logistic regression test. Results: The study found that toddlers living in urban areas had a 0.798 times less chance than toddlers residing in rural areas to experience severe stunted (AOR 0.798; 95% CI 0.719-0.885). A toddler with a married mother is 0.706 times less likely than a toddler with a divorced/widowed mother to experience severe stunted (AOR 0.706; 95% CI 0.547-0.911). The results indicate that the better a mother's education level, the less likely it is to have stunted and severely stunted toddlers. The study also found that toddler age is related to stunted and severe stunted toddlers. The study concluded four factors related to stunted toddlers in eastern Indonesia. The four factors were the type of residence, the mother's marital and education status, and the toddler's age. Conclusion: The study conclusion provides policy targets for policymakers to reduce stunted toddlers in eastern Indonesia, i.e., toddlers living in rural areas, toddlers with divorced/widowed mothers, and toddlers with poor education mothers.