Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengembangan Produk Wisata dalam Mewujudkan Pariwisata Berkualitas di Kampung Keranggan Tangerang Selatan Ira Hubner; Rudy Pramono; Juliana; Nova Bernedeta Sitorus; Anugerah Agungputranto; Diena M Lemy; Adolf Parhusip; Desideria Lumongga Dwihadiah
TAAWUN Vol. 2 No. 01 (2022): TA'AWUN FEBRUARY 2022
Publisher : Pusat Penelitian Pengabdian Pada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Fattah Siman Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37850/taawun.v2i01.242

Abstract

Kondisi pandemi saat ini dinilai menjadi sebuah momentum yang tepat untuk melakukan restrategy pariwisata Indonesia dari quantity tourism ke quality tourism. Tren wisata alternatif sedang digencarkan sesuai arahan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini. Pariwisata alternatif ini memiliki konsep yang berbaur dengan alam dan masyarakat lokal di sebuah desa. Oleh sebab itu desa wisata merupakan salah satu fokus yang diharapkan dapat mempercepat kebangkitan pariwisata setelah terpuruk dari Pandemi COVID-19. Untuk dapat dijadikan sebagai desa wisata, sebuah desa harus memiliki potensi wisata, minat dan kesiapan masyarakat desa, dan keunikan dari desa tersebut. Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini lokasi yang akan dikembangkan adalah Desa Keranggan yang berada di Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu di Kota Tangerang Selatan. Tujuan khusus dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah ingin memberikan kontribusi dalam mengembangkan produk wisata di Desa Keranggan sehingga dapat menyajikan sebuah konsep pariwisata yang berkualitas. Dengan demikian pengelola dan masyarakat diharapkan dapat bersinergi dalam peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke desa ini. Urgensi dari kegiatan ini adalah searah dengan program dari pemerintah dalam mengembangkan desa wisata yang dapat memicu pertumbuhan pariwisata dan ekonomi khususnya di masa Pandemi COVID-19 saat ini
PELATIHAN DASAR BERKOMUNIKASI SECARA ASERTIF DALAM BENTUK TERTULIS BAGI STAF DAN PIMPINAN UNIT SEKOLAH PELITA HARAPAN SE-JABODETABEK Desideria Lumongga Dwihadiah
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1532

Abstract

Kebutuhan untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien amat dibutuhkan oleh setiap elemen di dalam dan di luar organisasi. Seorang professional yang bekerja bagi sebuah organisasi baik korporasi maupun industri dituntut untuk dapat menyampaikan pendapat dan pemikirannya baik secara tertulis maupun lisan demi kemajuan institusi di mana ia bekerja. Selama ini komunikasi tertulis dianggap sebagai salah satu tugas yang lebih rumit bagi sebagian professional di perusahaan, terutama komunikasi tertulis yang bersifat asertif. Di era digital seperti saat ini, komunikasi tertulis tetap dilakukan secara intens melalui media seperti surat elektronik maupun pesan singkat melalui aplikasi percakapan media digital yang tersedia.Insititusi Pendidikan juga tidak terlepas dari kerumitan untuk membuat berbagai komunikasi tertulis yang berisi pesan asertif saat harus berhubungan dengan para pemangku kepentingan. Sekolah Pelita Harapan juga menyadari akan kerumitan komunikasi asertif secara tertulis yang harus dilakukan oleh para staf dari berbagai department terkait, yang ditujukan bagi publik internal maupun eksternal. Karena kebutuhan inilah maka kelompok Sekolah Pelita Harapan di berbagai lokasi menyadari perlunya ada pelatihan dan pengenalan dasar berkomunikasi asertif dalam bentuk tertulis kepada para staf di berbagai department yang ada. Pelatihan ini dilakukan dengan terlebih dulu mengidentifikasi kebutuhan (assessment needs) para staf yang disampaikan melalui formulir digital (google forms). Melalui pengabdian masyarakat yang yang dilakukan secara sekaligus untuk sekolah di 5 (lima) lokasi akan dapat menerapkan pemahaman dasar tentang prinsip sebuah pesan asertif secara tertulis. Jumlah peserta sekitar 60 orang yang mengikuti secara hybrid sekaligus di lokasi SPH di Lippo Village Karawaci dan melalui zoom meeting. Di akhir pelatihan dasar diharapkan juga mereka dapat menuangkannya dalam kata-kata yang tepat tanpa terkesan agresif. Rekomendasi yang diberikan oleh fasilitator kegiatan ini agar dapat menjadi agenda terjadwal yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu sesuai kebutuhan.