Mohammad Afifuddin
Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Modal Sosial Pedagang Dalam Meningkatkan Daya Saing Pasar Tradisional Fatimah, Mira; Afifuddin, Mohammad
JKAP (Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik) 2013: JKAP Volume 17 Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Magister Administrasi Publik (MAP) FISIPOL Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas pemanfaatan modal sosial yang dimiliki pedagang pasar yang terhimpun dalam Forum Silaturahmi Paguyuban Pedagang Pasar Yogyakarta (FSP3Y) untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional di tengah gempuran sektor ritel modern. Tulisan ini mendeskripsikan mengenai siasat FSP3Y dalam mempertahankan esksistensi pasar tradisonal dengan menggunakan modal sosial yang mereka miliki. Latar belakang pilihan menggunakan modal sosial didasari oleh fakta tidak efektifnya peran pemerintah sebagai regulator untuk mengontrol laju perkembangan ritel modern yang berpotensi menggerus eksistensi pasar tradisional di Yogyakarta. Dalam proses mengumpulkan maupun menggali data dan informasi dipilih metode penelitian kualitatif berupa studi kasus, serta menggunakan perspektif fenomenologi. Selain itu juga dilakukan observasi dan wawancara mendalam terhadap para informan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kekuatan pedagang pasar ketika mereka berhasil mengkonsolidasikan diri dalam kelompok kolektif seperti FSP3Y. Terbukti FSP3Y memiliki kontribusi besar dalam mempertahankan daya saing pasar tradisional. Kehadiran FSP3Y justru lebih optimal dalam upaya meningkatkan daya saing pasar tradisonal dibandingkan pemerintah. Penyebabnya FSP3Y mampu mentransformasi modal sosial pedagang menjadi energi positif (modal sosial bersama) untuk secara kolektif membenahi dan meningkatkan daya saing pasar tradisional sehingga eksistensi mereka tetap terjaga meski dikepung oleh ekspansi dahsyat ritel modern ke setiap penjuru wilayah Yogyakarta. Dengan demikian, yang terjadi adalah inisiatif-inisiatif pengembangan pasar tradisional banyak tercetus dari pertemuan-pertemuan anggota FSP3Y. Hasil penelitian menunjukkan posisi pemerintah hanya sebagai fasilitator untuk memenuhi kebutuhan FSP3Y dalam mengembangkan daya saing pasar tradisional.
Modal Sosial Pedagang Dalam Meningkatkan Daya Saing Pasar Tradisional Mira Fatimah; Mohammad Afifuddin
JKAP (Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik) Vol 17, No 2 (2013): November
Publisher : Magister Administrasi Publik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.727 KB) | DOI: 10.22146/jkap.6851

Abstract

Artikel ini membahas pemanfaatan modal sosial yang dimiliki pedagang pasar yang terhimpun dalam Forum Silaturahmi Paguyuban Pedagang Pasar Yogyakarta (FSP3Y) untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional di tengah gempuran sektor ritel modern. Tulisan ini mendeskripsikan mengenai siasat FSP3Y dalam mempertahankan esksistensi pasar tradisonal dengan menggunakan modal sosial yang mereka miliki. Latar belakang pilihan menggunakan modal sosial didasari oleh fakta tidak efektifnya peran pemerintah sebagai regulator untuk mengontrol laju perkembangan ritel modern yang berpotensi menggerus eksistensi pasar tradisional di Yogyakarta. Dalam proses mengumpulkan maupun menggali data dan informasi dipilih metode penelitian kualitatif berupa studi kasus, serta menggunakan perspektif fenomenologi. Selain itu juga dilakukan observasi dan wawancara mendalam terhadap para informan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kekuatan pedagang pasar ketika mereka berhasil mengkonsolidasikan diri dalam kelompok kolektif seperti FSP3Y. Terbukti FSP3Y memiliki kontribusi besar dalam mempertahankan daya saing pasar tradisional. Kehadiran FSP3Y justru lebih optimal dalam upaya meningkatkan daya saing pasar tradisonal dibandingkan pemerintah. Penyebabnya FSP3Y mampu mentransformasi modal sosial pedagang menjadi energi positif (modal sosial bersama) untuk secara kolektif membenahi dan meningkatkan daya saing pasar tradisional sehingga eksistensi mereka tetap terjaga meski dikepung oleh ekspansi dahsyat ritel modern ke setiap penjuru wilayah Yogyakarta. Dengan demikian, yang terjadi adalah inisiatif-inisiatif pengembangan pasar tradisional banyak tercetus dari pertemuan-pertemuan anggota FSP3Y. Hasil penelitian menunjukkan posisi pemerintah hanya sebagai fasilitator untuk memenuhi kebutuhan FSP3Y dalam mengembangkan daya saing pasar tradisional.
Resistensi Kultur Pesantren di Madura Menghadapi Kemajuan Teknologi (Studi Pelaksanaan Pendidikan Daring di Pesantren Banyuanyar Kabupaten Pamekasan) Mohammad Afifuddin
Jurnal Pendidik Indonesia (JPIn) Vol 5, No 1: April 2022
Publisher : Yayasan Pendidikan Intan Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47165/jpin.v5i1.256

Abstract

Pesantren adalah lembaga pendidikan yang memiliki kultur khas, sebab posisi pesantren selama ini dianggap sebagai sub-kultur. Saat ini kultur yang berkembang di pesantren menghadapi tantangan berupa masifnya penggunaan teknologi sebagai instrumen pembelajaran di lembaga pendidikan. Hal tersebut awalnya merupakan konsekuensi dari globalisasi revolusi teknologi informasi, akan tetapi terakselerasi dengan sangat cepat di era pandemi Covid-19. Di Indonesia, bahkan di seluruh dunia mengalami transformasi pola pembelajaran dari awalnya berbasis luring menjadi daring (online). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana respon pesantren dengan kulturnya yang khas menghadapi transformasi pola pembelajaran berbasis online. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analytical approach, dan case approach. Lokasi penelitian dilakukan di Pesantren Banyuanyar Pamekasan. Hasil penelitian menunjukkan fakta bahwa terjadi resistensi kultural dari pesantren terhadap kebijakan pemerintah untuk melaksanakan pembelajaran daring. Pesantren tetap berpegang pada tradisi bahwa santri tidak diizinkan menggunakan handphone atau laptop untuk pembelajaran daring. Bahkan beberapa kali pesantren mengadakan pembelajaran tatap muka secara diam-diam. Kemudian ada faktor lain yakni belum tersedianya akses terhadap jaringan internet.
Out of The Economic Crises Mohammad Afifuddin
Journal of Contemporary Sociological Issues Vol 1 No 2 (2021): Journal of Contemporary Sociological Issues
Publisher : Advanced Studies on Socio-Economy Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.531 KB) | DOI: 10.19184/csi.v1i2.25669

Abstract

Sidomukti Village, Kebomas District, Gresik Regency, East Java has been known as one of the centers of gold jewelry production which is run traditionally based on the Micro Small Medium Enterprise (MSME) industry. This study aims to describe how changes in the industrial structure were initiated by the gold jewelry craftsmen in Sidomukti as part of the adaptation strategy in facing the economic crisis. The crisis were the decline in the scale of the gold jewelry industry and income due to fluctuations in gold prices since the 1997/1998 monetary crisis. In calculation, the formula applied is the price of gold in the market depends on the exchange rate of the dollar against the rupiah. The lower and more stable the gold price in the market, the more conducive the gold jewelry industry climate. However, since the 1997/1998 monetary crisis, the price of gold in the market tends to rise and is unstable. Using a qualitative research method with a descriptive approach, this study explained the adaptation strategies carried out by the craftsmen in dealing with the crisis. The craftsmen change the structure of the putting out industry that has been going on so far, by modifying the production chain that previously pivoted to the skipper to be more flexible. Craftsmen no longer depend on the production cycle on orders from the skipper, but independently try to produce and market them independently. This study elaborates issues of MSME-based industrial sector resilience and adaptiveness from economic turbulence. Keywords: Adaptation Strategy, Gold Jewelry Industry, Industrial Structure, Putting Out
Modal Sosial Pedagang Dalam Meningkatkan Daya Saing Pasar Tradisional Mira Fatimah; Mohammad Afifuddin
JKAP (Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik) Vol 17, No 2 (2013): November
Publisher : Magister Ilmu Administrasi Publik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkap.6851

Abstract

Artikel ini membahas pemanfaatan modal sosial yang dimiliki pedagang pasar yang terhimpun dalam Forum Silaturahmi Paguyuban Pedagang Pasar Yogyakarta (FSP3Y) untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional di tengah gempuran sektor ritel modern. Tulisan ini mendeskripsikan mengenai siasat FSP3Y dalam mempertahankan esksistensi pasar tradisonal dengan menggunakan modal sosial yang mereka miliki. Latar belakang pilihan menggunakan modal sosial didasari oleh fakta tidak efektifnya peran pemerintah sebagai regulator untuk mengontrol laju perkembangan ritel modern yang berpotensi menggerus eksistensi pasar tradisional di Yogyakarta. Dalam proses mengumpulkan maupun menggali data dan informasi dipilih metode penelitian kualitatif berupa studi kasus, serta menggunakan perspektif fenomenologi. Selain itu juga dilakukan observasi dan wawancara mendalam terhadap para informan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kekuatan pedagang pasar ketika mereka berhasil mengkonsolidasikan diri dalam kelompok kolektif seperti FSP3Y. Terbukti FSP3Y memiliki kontribusi besar dalam mempertahankan daya saing pasar tradisional. Kehadiran FSP3Y justru lebih optimal dalam upaya meningkatkan daya saing pasar tradisonal dibandingkan pemerintah. Penyebabnya FSP3Y mampu mentransformasi modal sosial pedagang menjadi energi positif (modal sosial bersama) untuk secara kolektif membenahi dan meningkatkan daya saing pasar tradisional sehingga eksistensi mereka tetap terjaga meski dikepung oleh ekspansi dahsyat ritel modern ke setiap penjuru wilayah Yogyakarta. Dengan demikian, yang terjadi adalah inisiatif-inisiatif pengembangan pasar tradisional banyak tercetus dari pertemuan-pertemuan anggota FSP3Y. Hasil penelitian menunjukkan posisi pemerintah hanya sebagai fasilitator untuk memenuhi kebutuhan FSP3Y dalam mengembangkan daya saing pasar tradisional.