Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pendampingan Pengelolaan Kebun Jatikerto Dalam Rangka Mempersiapkan Perubahan Musim Ninuk Herlina; Arifin Arifin; Didik Hariyono; Nur Edy Suminarti; Sisca Fajriani; Mushoffan Prasetianto
TRI DHARMA MANDIRI: Diseminasi dan Hilirisasi Riset kepada Masyarakat (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : JTRIDHARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.78 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtridharma.2021.001.02.84

Abstract

Universitas Brawijaya memiliki dua Agrotecnopark (ATP), salah satunya adalah ATP Jatikerto. Kawasan ATP Jatikerto seluas sekitar 15 hektar tersebut difungsikan sebagai kebun percobaan dan pendidikan. Lokasi ATP yang berada di dataran rendah memungkinkan daerah tersebut terdampak oleh perubahan atau pergeseran musim akibat pemanasan global yang mempengaruhi produktivitas tanaman, sehingga hasil panen terkadang kurang memuaskan. Oleh sebab itu pengetahuan dan kegiatan antisipatif terhadap pergeseran musim perlu diketahui oleh pengelola kebun ATP Jatikerto. Tidak optimalnya tindakan antisipatif yang dilakukan menunjukkan kurangnya pemahaman tentang perubahan musim dan iklim. Untuk menanggapi kebutuhan pengelola kebun terhadap kurangnya informasi terkait perubahan iklim dan pergeseran musim, maka tim KJF Laboratorium Klimatologi FP UB melakukan pengabdian masyarakat di ATP Jatikerto. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan pendampingan kegiatan budidaya tanaman di kebun untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pengelola kebun terkait tindakan untuk mengansipasi pergeseran musim. Dari penyuluhan dan pendampingan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengelolaan tanaman di kebun Jatikerto untuk mengantisipasi perubahan  musim sudah baik dan dilakukan secara intensif dengan penerapan aplikasi mulsa organik (jerami padi, batang jagung dan daun turi) serta pemberian pupuk organik (pupuk kandang sapi, pupuk kandang ayam dan pupuk kandang kambing).
Study of Length of Time to Reach Heat Unit due to Various Volumes and Frequencies of Watering in Garlic Plant (Allium sativum L.) Bahrul Mubin Amin; Nur Edy Suminarti
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2022.007.2.5

Abstract

Garlic is one of the important horticultural commodities in Indonesia which is widely used its tubers as a cooking and medicinal ingredient. The large number of land conversion activities and competition between horticultural crops in the highlands have led to the development of garlic plants directed to lower land with different environmental conditions. The aim of this research is to study the volume and frequency of watering to length of time to reach heat unit of garlic. The research was carried out in February-May 2020 at the Greenhouse of the Faculty of Agriculture, Brawijaya University in Jatimulyo, Lowokwaru, Malang. The tools used are polybags, hoe, measuring cup, knife, tape measure, leaf area meter, camera, treatment board, stationery, lux meter, alcohol thermometer and thermohigrometer. The materials used are Lumbuh Putih variety, soil, and NPK fertilizer. This research was compiled with Split Plot Design with volume of watering as a main plot: J1: 400 mm / season, J2: 600 mm / season, J3: 800 mm / season, and J4: 1000 mm / season, while the frequency watering as a sub-plot: P1: watering once a day, P2: watering once every 2 days, and P3: watering once every 3 days. Total combination of treatments from the two factors was 12 treatments, each treatment repeated 3 times, so there were 36 experimental plots. Each experimental plot consist of 15 plants so there were 540 plants in total. Data observations were analyzed using the F test. If there is an interaction or effect of the treatment, a further test is carried out using the HSD test at 5% level. The results of J4 and P1 treatments required a longer time to reach the heat unit for each phase of garlic plant growth.
Rekayas Lingkungan Mikro untuk Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Brokoli (Brassica oleracea L. var italica) di Lahan Kering Siti Muanifa; Nur Edy Suminarti
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2023.008.1.6

Abstract

Tanaman brokoli (Brassica oleracea L. var. italica) dikenal oleh masyarakat karena banyak manfaat untuk kesehatan. Akan tetapi produksi nasional brokoli menurun akibat semakin sempitnya luas lahan di dataran tinggi. Upaya yang harus dilakukan yaitu dengan pengembangan usahatani di lahan kering, akan tetapi adanya beberapa kendala seperti suhu yang tinggi dan ketersediaan air rendah, maka dilakukan rekayasa lingkungan mikro melalui sistem tumpangsari untuk mendapatkan hasil tanaman brokoli yang optimal. Penelitian dilaksanakan di Agro Techno Park Universitas Brawijaya Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan Januari-Mei 2020. Metode penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 3 ulangan. Jarak tanam ditempatkan sebagai petak utama terdiri dari 3 taraf yaitu J1: 75 cm x 25 cm, J2: 60 cm x 25 cm dan J3: 45 cm x 25 cm. Sedangkan waktu tanam tanaman jagung ditempatkan sebagai anak petak terdiri dari 3 taraf yaitu T-7: 7 hari sebelum penanaman tanaman brokoli, T0: bersamaan dengan waktu tanam tanaman brokoli dan T+7: 7 hari setelah penanaman tanaman brokoli. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F). Apabila terdapat pengaruh diantara perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jarak tanam 60 cm x 25 cm dengan waktu penanaman tanaman jagung 7 hari setelah tanaman brokoli (T+7) diperoleh bobot konsumsi brokoli tertinggi dibandingkan dengan waktu penanaman yang lain, yaitu sebesar 6,67 ton ha-1. Nisbah Kesetaraan Lahan menunjukkan tumpangsari antara tanaman jagung dengan tanaman brokoli pada semua jarak tanam lebih efisien dibandingkan dengan monokultur.