Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kajian Manajemen Risiko Pada Proyek Preservasi Jalan Dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Yongky Togelang; Fabian J. Manoppo; Ariestides K. Torry Dundu
Jurnal Teknik Sipil Unaya Vol 7, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/jtsu.v7i2.1982

Abstract

This study aims to conduct a risk management study on the Poigar-Kaiya-Maelang Road Preservation project that affects the achievement of project performance on time by identifying, classifying, analyzing, handling dominant risks. The research method used is descriptive qualitative analysis method to identify and classify dominant risks. The variables used are literature studies, expert validation and factor analysis and main component analysis using SPSS version 26 program and quantitative descriptive analysis methods to get perceptions about the frequency and impact of risk on project time performance with risk management standards AS/ZNS 4360 :2004 and determining the priority scale for handling using the AHP method. The results showed that the dominant risks with significant risk categories (significant risk) with the AHP method obtained a priority scale for handling, namely planning and nature by 22.7%, resources and OHS 18.70%, personnel and equipment control by 14.5%. , productivity and distribution of materials by 12.8%, scheduling and finance by 11.3%, coordination and management by 8.2%, communication and work methods by 6.8%, operator capability by 4.9%. 
Analisis Perbaikan Tanah Lunak Dengan Fly Ash Dan Sodium Silikat Hiskia Misael; Fabian J. Manoppo; Steeva G. Rondonuwu
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah lunak merupakan tanah kohesif yang terdiri dari tanah yang sebagian besar terdiri dari butiran yang sangat kecil seperti lempung dan lanau, mempunyai sifat gaya geser rendah, kemampatan tinggi, koefisien permeabilitas rendah dan mempunyai daya dukung rendah. Terdapat tiga metode yang dapat dilakukan untuk perbaikan (stabilisasi) tanah, pada penelitian ini digunakan metode kimia yaitu dengan cara penambahan limbah batubara (fly ash) sebesar 10% dan 20% serta penambahan 2% Natrium Silikat (Na2SiO3). Dalam penelitian ini dilakukan pengujian sifat fisis pada tanah asli di laboratorium untuk mengetahui karakteristik tanah dan pengujian mekanis berupa pemadatan (compaction) serta pengujian CBR (Caliornia Bearing Ratio) dengan menggunakan bahan stabilisasi. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai daya dukung tanah dasar. Hasil pengujian menunjukkan karakteristik tanah masuk dalam kategori simbol CH yaitu lempung tak organik dengan plastisitas tinggi yang mengindikasikan tanah merupakan tanah lunak. Pada pengujian pemadatan variasi fly ash tanpa sodium silikat dengan kadar 10% dari berat tanah, kadar air optimum (OMC) dari 30% turun menjadi 29,5%, setelah penambahan kadar fly ash menjadi 20%, OMC menjadi 28,5%. Pada variasi fly ash dengan sodium silikat dengan kadar fly ash 10%, OMC turun menjadi 28,2%, setelah ditambahkan dengan kadar sebesar 20%, nilai-nya menjadi 28%. Pengujian CBR tanah uji tanpa sodium silikat pada kadar fly ash sebesar 10% nilai-nya meningkat menjadi sebesar 4,63% dari 3,86% dan ketika ditambahkan kadar-nya menjadi 20%, nilai CBR juga meningkat menjadi 5,79%. Pada pengujian menggunakan sodium silikat dengan kadar fly ash 10% nilainya berada di angka 5,14% dan ketika ditambahkan kadar-nya menjadi 20%, nilai CBR kembali meningkat menjadi 6,04%. Hal ini menunjukkan penambahan fly ash dan sodium silikat berpengaruh terhadap nilai kadar air optimum, berat isi kering dan CBR dari tanah. Kata kunci – tanah lunak, perbaikan tanah, fly ash, sodium silikat, CBR, pemadatan tanah, kadar air optimum
Analisis Tiang Bor Pada Struktur Pylon Jembatan Menggunakan Midas GTS NX (Studi Kasus: Jembatan Ir. Soekarno Manado) Christiano A. Susantyo; Fabian J. Manoppo; Lanny D. K. Manaroinsong
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan Ir. Soekarno Manado merupakan jembatan tipe cable-stayed terpanjang di Provinsi Sulawesi Utara. Pada jembatan tipe cable-stayed, pylon (menara) jembatanlah yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur atas ke struktur fondasi. Fondasi yang digunakan pada pylon jembatan ini ialah fondasi tiang bor. Untuk memikul beban yang besar dari jembatan tersebut dibutuhkan analisis fondasi terhadap daya dukungnya, kemungkinan settlement yang terjadi, serta besar defleksi lateral yang terjadi. Dalam menganalisis daya dukung, settlement, serta defleksi lateral, dapat digunakan analisis secara teoritis dan metode numerik atau metode elemen hingga dengan bantuan program Midas GTS NX. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil analisis daya dukung, settlement, serta defleksi lateral antara analisis secara teoritis dengan hasil analisis dari Midas GTS NX. Pemodelan tanah pada Midas GTS NX menggunakan model Mohr-Coulomb dan Hardening Soil. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, model Mohr-Coulomb memberikan hasil yang lebih mendekati hasil analisis secara teoritis. Daya dukung aksial dari Midas GTS NX menggunakan model Mohr-Coulomb lebih kecil 14,11% dari hasil analisis teoritis, sedangkan model Hardening Soil 14,39% lebih kecil dari hasil analisis teoritis. Daya dukung lateral dari model Mohr-Coulomb lebih besar 14,05% dari hasil analisis teoritis, sedangkan model Hardening Soil 54,46% lebih besar dari hasil analisis teoritis. Settlement dari model Mohr-Coulomb 13,85% lebih kecil dari hasil analisis teoritis, sedangkan model Hardening Soil 32,67% lebih kecil dari hasil analisis teoritis. Untuk defleksi lateral, model Mohr-Coulomb memberikan hasil defleksi lateral 43% lebih besar dari hasil analisis teoritis, sedangkan model Hardening Soil 49,64% lebih besar dari hasil analisis teoritis. Kata kunci – Midas GTS NX, tiang bor, pylon jembatan, daya dukung, settlement, defleksi lateral, Hardening Soil
Analisis Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba Di Tanah Lunak Jeffray R. Dalle; Fabian J. Manoppo; Steeva G. Rondonuwu
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah lunak adalah tanah yang memiliki kuat geser rendah dan kompresibilitas yang sangat tinggi. Dalam rekayasa geoteknik istilah lunak khusus didefinisikan untuk tanah lempung dengan kuat geser 12.5 – 25 kPa, mempunyai daya dukung lebih kecil dari 0,5 kg/cm2 dan nilai standard penetration test lebih kecil dari 4 (N-value<4). Dari karakteristik tanah lempung tersebut, maka perlu adanya perbaikan tanah agar tanah lunak dapat digunakan dalam mendirikian suatu bangunan. Dalam penelitian ini akan digunakan pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) sebagai solusi untuk mendirikan suatu gedung pada kondisi tanah lunak. KSLL mempunyai keuntungan mereduksi total penurunan, mempertinggi kestabilan bangunan, dan juga memperbesar daya dukung karena adanya sistem perbaikan tanah diatara rib-rib beton. Dalam melakukan analisis penurunan dan daya dukung terhadap pondasi KSLL dan juga tiang bor, digunakan software PLAXIS 3D FOUNDATION yang merupakan suatu program dengan metode elemen hingga. Adapun hasil analisis yang telah dlikukan didapat nilai penurunan sebesar 0,02531 m dan nilai daya dukung sebesar 1090908,9 kN pada pondasi KSLL, dan nilai penurunan sebesar 0,02554 m dan nilai daya dukung sebesar 1189458,9 kN untuk pondasi tiang bor. Kata kunci – PLAXIS 3D FOUNDATION, KSLL tiang bor
Studi Perbandingan Desain Fondasi Rakit Dengan Fondasi Tiang Bor Pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Toar John Lapian; Fabian J. Manoppo; Jack H. Ticoh
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan tinggi biasanya dibangun menggunakan fondasi dalam seperti: fondasi tiang dan fondasi sumuran. Fondasi merupakan bagian terbawah dari sebuah bangunan, dimana fondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban yang bekerja ke tanah di bawahnya. Gedung Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi merupakan salah satu infrastruktur penunjang pendidikan yang dibangun pada tahun 2019. Gedung Fakultas Hukum terdiri dari 12 lantai dengan ketinggian sekitar 60 meter, dibangun di atas fondasi tiang bor dengan diameter tiang sebesar 0,8m. Hasil studi dan analisis menunjukkan bahwa fondasi rakit tidak ada permasalahan pada daya dukung, daya dukung ijin netto yang didapat berdasarkan uji N-SPT dengan Metode Vesic dengan desain fondasi yang direncanakan 40 m x 21 m dan ketebalan fondasi rakit 2 m menghasilkan daya dukung ijin 559.89 kPa. Sedangkan beban yang akan dipikul sebesar 553.611 kPa, sehingga masih di bawah nilai kapasitas dukung ijin tanah. Analisis penurunan menggunakan program Plaxis 3D dan hasil yang terjadi relatif kecil, yaitu sebesar 0.01 m. Nilai tersebut masih tergolong aman karena tidak melebihi nilai penurunan maksimum. Untuk hasil analisis fondasi tiang bor dengan diameter tiang sebesar 0.8 m dan kedalaman fondasi sedalam 12 m, didapat nilai daya dukung sebesar 1802.78 kPa dengan besar penurunan yang terjadi 0.006 m. Bila dilihat dari hasil analisis, fondasi rakit masih bisa dijadikan sebagai alternatif. Karena fondasi rakit mampu untuk memikul beban yang ada dan juga besar penurunan yang terjadi masih lebih kurang dari pada nilai maksimum penurunan. Tetapi fondasi tiang bor merupakan pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan fondasi rakit, walaupun kedua fondasi mampu untuk memikul beban yang ada tetapi besar penurunan yang terjadi pada fondasi tiang bor lebih kecil dibandingkan penurunan yang terjadi pada fondasi rakit. Kata kunci – fondasi rakit, daya dukung tanah, penurunan, tiang bor
Analisis Embankment Pada Tanah Rawa Menggunakan Geotekstil Dengan Program PLAXIS 3D Jhonatan Y. Engka; Fabian J. Manoppo; Agnes T. Mandagi
TEKNO Vol. 21 No. 84 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu tanah timbunan dengan kondisi yang lunak dapat menyebabkan berbagai masalah seperti stabilitas, penurunan, pergerakan mendatar, keruntuhan lereng dan lain-lain. Penyebab dari permasalahan ini dikarenakan tanah lunak memiliki kompresibiltas besar serta kuat geser dan permeabilitas yang kecil. Permeabilitas yang kecil dapat membuat proses konsolidasi menjadi lebih lama. Dalam hal ini, jalan tol dengan aktivitas kendaraan yang cukup padat memerlukan Embankmen diatas tanah lunak yang dalam kondisi baik. Adapun lokasi yang akan dianalisis pada penelitian ini yaitu Jalan Toll Manado-Bitung STA 0+500 yang kemudian direncanakan Embankmen dengan kualitas baik dangan menggunakan Geotekstil guna menopang beban aktivitas jalan toll. Untuk mengetahui masalah stabilitas timbunan di atas tanah lunak ada beberapa metode yang dapat digunakan, dan salah satunya dapat menggunakan program yang bernama PLAXIS 3D. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan deformasi embankmen pada tanah rawa tanpa menggunakan geotextil pada kondisi beban kosong didapat nilai sebesar 0,777 m dan faktor keamanan (FS) 1,146, sedangkan deformasi embankmen pada tanah rawa tanpa menggunakan geotextil pada kondisi diberi beban didapat nilai 0,612 m dan faktor keamanan (FS) 1,117. Sementara deformasi embankmen pada tanah rawa menggunakan geotextil pada kondisi beban kosong didapat nilai sebesar 0,350 m dan faktor keamanan (FS) 1,161, sedangkan deformasi embankmen pada tanah rawa menggunakan geotextil pada kondisi diberi beban didapat nilai 0,185 m dan faktor keamanan (FS) 1,130.Maka dapat disimpulkan bahwa nilai faktor keamanan yang didapatkan dengan menggunakan geotextile lebih tinggi dari pada nilai faktor keamanan embakmen tanpa geotextile. Dan deformasi yang menggunakan geotextile memiliki deformasi yang rendah dibandingkan tanpa menggunakan geotextile. Kata kunci – PLAXIS 3D, embankment, gotekstil, tanah rawa
Analisis Ketelitian Terrestrial Laser Scanner Terhadap Kerangka Dasar Horizontal dan Kerangka Dasar Vertikal Dalam Pemetaan Fabian J. Manoppo; Lucia I. R. Lefrandt; Ronny F. Marasabessy
Syntax Idea Vol 6 No 8 (2024): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v6i8.4301

Abstract

Penelitian ini membahas penerapan Total Station dan Laser Scanner dalam survei geodesi untuk memperoleh koordinat yang akurat dan mengevaluasi bentuk polygon. Metode Total Station digunakan untuk mengukur sudut dan jarak antar titik, sedangkan Laser Scanner digunakan untuk menghasilkan data point cloud yang kemudian diproses. Data dari kedua metode tersebut dibandingkan untuk menentukan ketelitian koordinat menggunakan Root-Mean-Square Error (RMSE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laser Scanner memberikan ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan Total Station, dengan nilai RMSE untuk koordinat horizontal sebesar 0.038 meter dan untuk elevasi sebesar 0.020 meter. Evaluasi lapangan juga memvalidasi akurasi hasil scan dengan pengukuran langsung menggunakan hand meter. Studi ini tidak hanya mengonfirmasi keunggulan Laser Scanner dalam menghasilkan data geospasial yang akurat, tetapi juga mendukung pengembangan metodologi dan teknologi dalam survei geodesi. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan ilmu teknik sipil, terutama dalam konteks pemetaan 3D dan aplikasinya dalam proyek-proyek infrastruktur dan konstruksi