Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POTENSI DAUR ULANG SAMPAH DARI KAMPUS UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA Sophia Shanti Meilani; Reni Masrida; Haudi Hasaya; Dovina Navanti
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol 9 No 1 (2021): RADIAL
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.884 KB) | DOI: 10.37971/radial.v9i1.222

Abstract

Abstrak: Potensi Daur Ulang Sampah Dari Kampus Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Aktivitas di kampus Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) merupakan salah satu sumber timbulan sampah di kota Bekasi yang perlu dikelola dengan baik untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk mengetahui kuantitas sampah yang harus dikelola di kampus Ubhara Jaya perlu dilakukan pengukuran sampel timbulan sampah. Pada penelitian ini pengukuran sampel mengikuti panduan dalam SNI 19-3964-1994. Sampah yang berasal dari 4 gedung utama, kantin, kebun dan taman diukur berat, volume, dan komposisinya selama 8 hari berturut-turut. Berdasarkan hasil pengukuran, timbulan sampah rata-rata dari kampus Ubhara Jaya adalah 138,3 kg/hari. Komposisi sampah terdiri dari sampah plastik sebesar 41.14%, sampah kertas 28.49%, sampah sisa sebesar 24.27%, dan sampah lain-lain 5.67%. Sampah plastik dan kertas yang masih memiliki nilai ekonomi dapat dimanfaatkan kembali sedangkan sampah organik dapat diolah dengan pengomposan. Dengan pemanfaatan kembali dan pengomposan, sampah yang harus diangkut ke TPA dapat dikurangi sebanyak 94%. Dengan demikian, kampus Ubhara Jaya dapat mengurangi beban sampah yang harus dikelola di kota Bekasi. Kata kunci: Reduksi, Sampah, Plastik, Kompos Abstract: Recycling Potential Of Waste Generated From Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Daily activity in Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) is one of the domestic waste source ini Bekasi which shall be managed properly to prevent negative impact to the environment. Sampling of waste quantity is required to identify the number of waste that shall be managed Ubhara Jaya. In this research, sampling was performed according to the guidance in SNI 19-3964-1994. Domestic waste from 4 main buildings, canteen, yard, and garden was measured for its weight, volume, and composition in 8 days consecutively. The sampling result indicated that quantity of domestic waste in Ubhara Jaya is 138.3 kg/day The composition of domestic waste, i.e. 41.14% plastic waste, 28.49% paper waste, 24.27% organic waste, and 5.67% other waste. Plastic and paper waste are still valuable and can be recycled, while organic waste can be treated by composting. Domestic waste management through recycling and composting can reduce waste which shall be transported to final disposal site by 94%. Subsequently Ubhara Jaya will reduce the quantity of waste in Bekasi. Keywords: Reduce, Waste, Plastic, Compost
Peningkatan Resapan Air Hujan dan Reduksi Sampah Organik di Wilayah Permukiman dengan Pembuatan Lubang Resapan Biopori Sophia Shanti Meilani; Wahyu Kartika; Dovina Navanti
Jurnal Sains Teknologi dalam Pemberdayaan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2020): December 2020
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Genangan air di musim hujan dan tumpukan sampah telah menjadi masalah bagi banyak kota. Masalah lain yang sering dialami adalah kekeringan di musim kemarau yang diakibatkan sedikitnya air hujan yang mengisi kembali rongga tanah. Semakin banyaknya lahan hijau yang berubah fungsi menjadi bangunan menyebabkan berkurangnya daerah resapan air. Dengan berkurangnya daerah resapan air, hujan yang turun tidak meresap kembali ke dalam tanah melainkan mengalir di permukaan.Hal lain yang harus menjadi perhatian adalah pengelolaan sampah domestik. Apabila tidak dikelola dengan baik, sampah domestik menimbulkan masalah bagi lingkungan dan kesehatan. Perumahan Mutiara Gading Timur merupakan salah satu tempat di kota Bekasi yang hanya memiliki sedikit daerah resapan air karena sebagian besar lahan telah dipergunakan sebagai rumah atau jalan.Pembuatan lubang resapan biopori dapat menjadi alternatif untuk mengurangi volume air permukaan, meningkatkan tingkat resapan air hujan ke dalam tanah, dan mereduksi sampah organik yang mudah terurai. Lubang resapan biopori dibuat vertikal ke dalam tanah, dengan diameter 10 – 25 cm dan kedalaman sekitar 100 cm. Di bagian atas lubang diisi dengan sampah organik yang kemudian akan terurai menjadi kompos.Adanya kompos di bagian atas lubang biopori akan meningkatkan aktivitas organisme dalam tanah yang membentuk rongga-rongga untuk meresapkan air ke dalam tanah.
Pengomposan Sampah Organik Sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan di Sekolah Dasar Sophia Shanti Meilani; Muamar Rasman
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 5 No 3 (2021): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v5i3.452

Abstract

School is one of waste generation source other than residential. Appropriate school waste management shall be conducted to avoid health problems and environmental pollution. Composting is one of the method in organic waste treatment. Organic waste from Tanah Tinggi Elementary School, Tangerang was composted in composter drum. Raw organic waste was mixed with manure with ratio 2:1, 3:1, and 3:2. Temperature increase during composting and end result composition were observed. Through composting process, the temperature increased from 33-35oC to 40-41oC. Temperature increase implied microorganism activity in decomposing organic waste. Compost product quality indicated the best C/N ratio was resulted from organic waste which waste mixed with manure in 3:1 ratio. Organic waste composting at school will reduce the quantity of waste which shall be transported to final disposal site. Another benefit is to improve awareness in environmental protection. School roles in composting program consist of providing location for composting and disseminating information about the benefit of organic waste composting.
PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH TULANG IKAN TENGGIRI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN GELATIN MELALUI PROSES HIDROLISIS ASAM FOSFAT Sophia Shanti Meilani; Elvi Kustiyah; Bungaran Saing; Agus Muhammad Ridwan
JURNAL LEMURU Vol 4 No 2 (2022): Jurnal LEMURU: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Indonesia
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan|Fakultas Pertanian|Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/lemuru.v4i2.2085

Abstract

Limbah dari industri perikanan masih mengandung protein, lemak, mineral, dan bahan lain yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan berbagai produk, di antaranya gelatin. Gelatin dari limbah ulang ikan tenggiri dapat diperoleh melalui hidrolisis dengan larutan asam fosfat (H3PO4). Variasi konsentrasi H3PO4 yang digunakan pada penelitian ini adalah 4%, 8%, dan 12%, sedangkan variasi waktu perendaman adalah 32 jam, 44 jam, dan 56 jam. Pengujian kualitas gelatin yang dihasilkan dilakukan dengan analisis kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, dan viskositas. Kadar protein dari gelatin tulang ikan tenggiri maksimal yang dihasilkan adalah 70,11%, nilai tersebut belum memenuhi standar mutu gelatin menurut SNI 06-3735-1995. Kadar lemak pada gelatin tulang ikan berkisar antara 1,34% sampai 3,21%, kadar air berkisar antara 10,03% sampai 11,87%, sedangkan kadar abu berkisar antara 1,86% sampai 2,78%, ketiga parameter tesebut sudah sesuai dengan standar mutu gelatin. Analisis viskositas gelatin tulang ikan tenggiri menunjukkan hasil sebesar antara 4,02 cP sampai 6,84 cP sedangkan standar mutu viskositas gelatin adalah antara 2,5 cP hingga 5,5 cP. Pemanfaatan kembali limbah tulang ikan merupakan penerapan prinsip blue economy, yaitu upaya pengolahan bahan baku perikanan secara maksimal untuk mengurangi limbah yang berdampak terhadap lingkungan.