Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Niche Architecture of Thalassina anomala in the Mangrove Ecosystem of Tanjung Tiram Village South Konawe Regency - Southeast Sulawesi Muhammad Fajar Purnama; A. Ginong Pratikino; Abdullah Abdullah; La Ode Alirman Afu; Muhammad Trial Fiar Erawan
AQUASAINS Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.534 KB) | DOI: 10.23960/aqs.v8i2.p841-852

Abstract

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi ekologis Thalassina anomala terutama yang berkaitan dengan arsitektur relung T. anomala dan peranannya terhadap kehidupan (interaksi timbal balik) biota akuatik lainnya yang ada di ekosistem mangrove Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan - Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2019 bertempat di Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara detail arsitektur gundukan T. anomala di ekosistem mangrove Desa Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan. Penentuan stasiun penelitian menggunakan metode purposive sampling atau penetapan stasiun berdasarkan habitat alami lobster lumpur (T. anomala) di alam yakni pada ekosistem mangrove. Pengamatan relung T. anomala dilakukan secara langsung menggunakan metode random sampling. Parameter utama yang diamati pada penelitian adalah arsitektur relung (niche) antara lain tinggi gundukan, diameter atas gundukan, diameter bawah gundukan, kedalaman liang, diameter liang, kemiringan gundukan, kemiringan liang dan arah liang. Hasil pengukuran arsitektur relung lobster lumpur dan parameter lingkungan di analisis nonparametrik menggunakan uji spearmen, demikian juga dengan hubungan antara diameter atas gundukan dan lebar karapas lobster lumpur (T. anomala). Pola distribusi T. anomala pada setiap stasiun memperlihatkan pola yang acak (random). Kepadatan lobster lumpur (mud lobster) tertinggi diperoleh pada stasiun 2 (substrat berlumpur) dengan jumlah 4,5 ind/m2 sedangkan kepadatan terendah (1,5 ind/m2) diperoleh pada stasiun 3 dengan substrat kombinasi (lumpur, pasir dan kerikil). Terdapat korelasi yang sangat signifikan atau signifikan positif antara diameter liang dan lebar karapas (carapace width)  dari T. anomala. 95% dari parameter arsitektur gundukan tersebut memiliki korelasi yang signifikan, artinya hanya terdapat satu parameter yang tidak memiliki korelasi signifikan yakni hubungan antara parameter kemiringan gundukan dengan kemiringan liang (P>0,05). Diantara parameter tersebut tinggi gundukan dengan diameter bawah gundukan memiliki korelasi yang sangat signifikan (0,005<0,01) dan tinggi gundukan dengan kedalaman liang (0,026<0,05).Kata Kunci : Mounds Architecture; Density; Distribution Pattern; Thalassina anomala 
KARAKTERISTIK GELOMBANG DI PERAIRAN TIMUR KECAMATAN KULISUSU UTARA KABUPATEN BUTON UTARA Sarman Sarman; Muhammad Ramli; A. Ginong Pratikino
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 2: Mei 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i2.27285

Abstract

Kecamatan Kulisusu Utara merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Buton Utara yang memiliki luas wilayah 339,64 km2  yang terdiri dari empat belas desa yang mana wilayahnya berhadapan dengan laut banda. Kulisusu Utara memiliki beberapa desa yang berpotensi mengalami abrasi serta kerusakan fasilitas, seperti bangunan rumah, dan akses jalanan. Penelitian ini di lakukan bertujuan untuk menggetahui karakteristik gelombang berupa tinggi, periode dan transformasi gelombang lima tahun berdasarkan kecepatan angin selama tahun (2016-2020) di perairan Kulisusu Utara Buton Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2020- Desember 2021 di perairan Kulisusu Utara. Metode penelitian ini menggunakan metode Sverdrup-Munk-Bretchneider (SMB) untuk mendapatkan informasi kondisi gelombang dominan pada daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai perhitungan tinggi gelombang signifikan dan periode gelombang pada arah Timur memiliki tinggi signifikan 3.27 m dan  9.26 detik. Sedangkan tinggi gelombang dan periode gelombang  pada arah Tenggara memiliki tinggi gelombang signifikan 2.93 m dan 7.51 detik. Transformasi gelombang diperoleh dari arah Timur pada saat gelombang merambat dari laut dalam menuju pantai mengalami perubahan tinggi gelombang, kemudian mendekati garis pantai tinggi gelombang akan meningkat sampai akhirnya pecah, serta mengalami pembelokan arah gelombang.Kata kunci: Karakteristik Gelombang, Kulisusu Utara, Metode SBM
POLA TINGGI GELOMBANG LAUT DI PERAIRAN KENDARI DAN SEKITARNYA Asria Agustina Ansa; Ratna Diyah Palupi; A. Ginong Pratikino
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 2: Mei 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i2.27288

Abstract

Gelombang laut merupakan salah satu parameter oseanografi. Gelombang yang dibangkitkan oleh angin merupakan gelombang yang paling dominan terjadi di permukaan laut. Keberadaan gelombang laut di permukaan memengaruhi hampir semua kegiatan di laut misalnya alur pelayaran, operasi pelabuhan, pengeboran minyak, sarana olahraga, penangkapan ikan, desain bangunan pelabuhan serta menentukan transport sedimen yang terjadi di pantai dan perubahan garis pantai. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik gelombang laut (tinggi gelombang signifikan dan maksimum). Penelitian ini menggunakan data berupa arah dan kecepatan angin selama 5 tahun (2015-2019) yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Kelas II Kendari. Data angin dianalisis menggunakan software Wrplot versi 8.0.2 dan disajikan dalam bentuk mawar angin. Selanjutnya data angin dikonversi (peramalan) menjadi data gelombang menggunakan metode Sverdrup Munk Bretschneider (SMB). Hasil penelitian di Perairan Kendari dan sekitarnya angin bertiup dominan berasal dari Timur Laut dan Tenggara yaitu Perairan Menui dan Wawonii, yang terjadi pada musim Barat, musim Peralihan I, musim Timur dan musim Peralihan II dengan kecepatan angin dominan 6,10 m/s (12 knot). Hasil peramalan gelombang laut signifikan di Perairan Kendari dan sekitarnya berada pada rentang 0,73-0,96 m dan tinggi gelombang maksimum yaitu 2,73 m. Gelombang ekstrim terjadi pada musim Timur yaitu bulan Juni-Juli dari arah tenggara yakni perairan Wawonii.Kata Kunci: Angin, Gelombang lau, Perairan Kendari, SMB
STRATIFIKASI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAKAPE, DESA TANJUNG PINANG, MUNA BARAT, SULAWESI TENGGARA, INDONESIA Wd Almasari Indah Fajarwaty; Asmadin Asmadin; A. Ginong Pratikino
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 3: Agustus 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i3.29427

Abstract

Pengamatan suhu dan salinitas merupakan parameter kunci dalam penelitian oseanografi, dilakukan suatu pengukuran berbasis mikrokontroler untuk menguji presisi data kelautan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui suhu dan salinitas berdasarkan stratifikasi kedalaman di perairan Lakape dengan menggunakan sensor DS18B20 dan Handfraktometer. Hasil penelitian menunjukan bahwa stratifikasi suhu pada kedalaman 0-10 m berkisar antara 29,12-29,77°C pada kondisi pasang dan mencapai antara 29,81-32,00°C pada kondisi surut. Stratifikasi salinitas berkisar antara 32-36 ppt pada kondisi pasang, 32-35 ppt pada kondisi surut. Kecepatan arus di Perairan Lakape berkisar 0.02-0,0,08 m/s. Nilai stratifikasi suhu dan salinitas menunjukan hubungan yang berbanding terbalik suhu semakin rendah dan salinitas semakin tinggi dengan meningkatnya kedalaman perairan.sampai dengan kedalaman 10 m.Kata Kunci: Arus, Salinitas, Suhu, Sensor DS18B20, Perairan Lakape
ANALISIS PERUBAHAN KERAPATAN MANGROVE TAHUN 1988 – 2016 DI TELUK KOLONO, KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA Arwan Arif Rahman; Muhammad Ramli; A. Ginong Pratikino
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 3: Agustus 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i3.29959

Abstract

Berkurangnya luasan Mangrove dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem dengan terjadinya tekanan gelombang langsung ke daerah pantai dan penumpukan sedimen pada daerah pantai sehingga dapat mengubah topografi garis pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan luasan kerapatan Mangrove tahun 1988 – 2016 dan pengaruhnya terhadap perubahan garis pantai di Teluk Kolono, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara dengan menggunakan metode survei dan pengolahan data citra satelit landsat. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengalihan fungsi lahan oleh masyarakat mengakibatkan berkurangnya kerapatan dan luas vegetasi Mangrove di Teluk Kolono tahun 1988 - 2016. Selain itu, perubahan kondisi Mangrove ini juga mempengaruhi profil pantai Teluk Kolono yang tergolong dalam kategori landai dengan tipe pasang surut semi diurnal. Keadaan ini mengakibatkan gelombang pada muara sungai dapat mempengaruhi perubahan garis pantai di Desa Awunio dan Meltumbo dengan terjadinya transpor sedimen di daerah pantai. Perubahan kerapatan dan luas vegetasi Mangrove tahun 1988 – 2016, dinamika oseanografi utamanya transpor sedimen serta keberadaan sungai mempengaruhi perubahan garis pantai Teluk Kolono setiap tahunnya.Kata Kunci : Teluk Kolono, Kerapatan Mangrove, Luas Mangrove
ANALISIS LAJU SEDIMENTASI DI PERAIRAN DESA RANOOHA RAYA, KECAMATAN MORAMO KABUPATEN KONAWE SELATAN Popi Amelia; La Ode Muhammad Yasir Haya; A. Ginong Pratikino; Arwan Arif Rahman
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 8, No 2: Mei 2023
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v8i2.43193

Abstract

Muara sungai merupakan bagian hilir sungai yang berhubungan langsung dengan laut, atau disebut sebagai daerah muara yang sering terjadi sedimentasi. Desa Ranooha Raya merupakan salah satu desa di kawasan Muara yang terletak di pesisir pantai Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan. Karena terletak di daerah muara dan menerima limpasan terus menerus dari sedimentasi, penelitian ini menjadi sangat penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis sedimen, parameter air, laju sedimentasi, dan hubungan parameter air terhadap laju sedimentasi. Pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan menggunakan sediment trap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju sedimentasi tertinggi terjadi pada Stasiun-IV yaitu sebesar 1561,62 ((gr/m2)/hari), dan terendah pada Stasiun-I yaitu sebesar 636,98 ((gr/m2)/hari). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa parameter perairan, yaitu parameter oseanografi fisik dan kimia. Kata Kunci: muara sungai, laju sedimentasi, Desa Ranooha Raya