Menangis adalah ungkapan perasaan sedih (kecewa, menyesal) dengan mencucurkan air mata serta mengeluarkan suara (tersedu-sedu, menjerit-jerit). Bila bayi terus menerus menangis, maka perlu dicari penyebabnya kemungkinan bayi tersebut lapar, haus, teknik menyusu yang salah, ingin ditemani, tidak nyaman, gigi tumbuh, lelah, bosan, kolik, atau kebiasaan, karakter, atau bayi tersebut sakit, dan lain-lain. Menangis adalah cara bayi berkomunikasi. Melalui tangisan bayi memberitahukan kebutuhan-kebutuhannya kepada orang tua seperti rasa lapar, lelah, pedih dan keadaan tubuh yang tidak menyenangkan lainnya, serta untuk memenuhi keinginannya untuk diperhatikan. Orang tua terkadang tidak mengetahui apa yang dibutuhkan ketika bayinya menangis sehingga bayinya menangis terus-menerus. Umumnya, orang tua mengartikan tangis bayi sebagai tanda lapar padahal bayi menangis itu tidak selalu berarti lapar. Hasil penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Bayi Menangis Terus-Menerus menunjukan bahwa ibu-ibu memiliki pengetahuan dan sikap yang positif berdasarkan pengalaman dan informasi yang didapatkan ibu diusia produktif tetapi masih ada ibu-ibu di usia produktif ini, memiliki sikap yang negatif, yang disebabkan oleh faktor internal ibu, seperti kelelahan dan rasa cemas dalam merawat bayi yang sakit dan menangis terus-menerus. Tangisan pada bayi dapat dihentikan jika orang tua mengetahui penyebab bayi itu manangis. Bayi yang banyak menangis bisa membuat ibunya tegang, lelah dan bosan karena seorang ibu tidak tahu penyebab tangisannya. Arti tangisan bayi berbeda-beda, masing-masing merupakan tanda komunikasi yang jelas sebagai ungkapan pesan kepada orang tua tentang apa yang bayi butuhkan. Gerakan tubuh yang menyertai tangis dapat membantu orang tua lebih memahaminya. Makin lama dan makin keras tangisannya menandakan semakin kuat kebutuhannya. Kata Kunci: bayi, orang tua/ibu, menangis terus menerus,