Babad Sumedang merupakan warisan budaya nenek moyang yang saat ini keberadaannya kurang disosialisasikan dan dimanfaatkan dengan baik. Dikhawatirkan punah karena terlupakan. Secara umum naskah Babad Sumedang karya Raden Arya Adipati Martanagara menceritakan sejarah kepemimpinan para Bupati Sumedang di masa lalu. Beberapa periode kebupatian disajikan di dalamnya dengan bentuk penyajian berbentuk puisi lirik atau dalam Sastra Sunda disebut dengan pupuh, yaitu sebanyak 872 buah. Penelitian ini hanya mengambil satu bagian cerita yaitu pada periode pemerintahan Pangeran Geusan Ulun (PGU) sebanyak 208 bait. Analisis struktur dan nilai karakter yang terkandung dalam naskah Babad Sumedang menggunakan model penganalisisan teori A.J. Greimas. Hasil analisis naskah, mengungkapkan, bahwa struktur teks Babad Sumedang meliputi tiga bagian penceritaan, yaitu orientasi, rekaman peristiwa, dan reorientasi yang sejalan dengan unsur penceritaan naskah, yaitu alur penceritaan. Unsur lain yang turut mendukung struktur naskah adalah tokoh, latar dan tema. Selanjutnya analisis tentang nilai karakter pada tokoh PGU menghasilkan bahwa terdapat beberapa nilai karakter pada tokoh utama yang mencerminkan karakter pemimpin, di antaranya; religius, jujur, disiplin, kerja keras, peduli sosial, solidaritas, dan bertanggung jawab.Kata kunci: babad Sumedang; struktur teks; nilai karakter.