Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Efek Pemberian Kombinasi Obat Herbal Terstandar Phyllanthus Niruri L. Dengan Chloramphenicol Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Staphylococcus Aureus ramadhan alfitra; Zainul Fadli; Rio Risandriansyah
Jurnal Kesehatan Islam : Islamic Health Journal Vol 9, No 1 (2020): Jurnal Kesehatan Islam : Islamic Health Journal
Publisher : Publikasi oleh Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jki.v9i1.8862

Abstract

 Pendahuluan: Kombinasi Phyllanthus niruri L. dan Chloramphenicol diketahui memiliki interaksi yang aditif terhadap daya hambat S.aureus. Penggunaan obat tradisional jenis OHT digunakan karena bahan telah memenuhi standar kualitas dan mutu yang telah di uji secara praklinik, namun belum ada penelitian mengenai kombinasi OHT P.niruri dan Chloramphenicol terhadap pertumbuhan S.aureus. Penggunaan obat herbal sebagai pendamping obat sintetik di masyarakat menjadikan landasan dilakukan pengujian untuk mengetahui daya hambat dan interaksi OHT P.niruri dengan Chloramphenicol terhadap S.aureus.Metode: Untuk mengetahui daya hambat dlilakukan pengukuran zone of inhibition dengan menggunakan metode Kirby-Bauer antara kombinasi OHT P.niruri dan Chloramphenicol, penggunaan dosis OHT P.niruri berdasarkan anjuran minum (183.3ppm) dan dosis setengah anjuran minum (91.65 ppm). Dilakukan pengujian fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa aktif yang terdapat pada OHT P.niruri. Dilakukan pengukuran zona bening untuk mengetahui efek penghambatan antibiotik yang diukur menggunakan jangka sorong. Interaksi antibiotik diinterpretasikan menggunakan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST) dan berdasarkan data statistik (p<0.05).Hasil: Uji fitokimia OHT P.niruri didapatkan adanya kandungan senyawa aktif berupa flavonoid dan saponin. Kombinasi OHT P.niruri  dan Chloramphenicol pada penggunaan dosis 183.3ppm menghasilkan zona bening 15.17±0.09 mm lebih besar dibandingkan pada dosis 91.65 ppm yang menghasilkan zona bening 14.09±2.18 mm.