Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Efek “Tongue Cleaner X” dalam Mengurangi Jumlah Bakteri Patogen dalam Mulut Iif Hanifa Nurrosyidah; Mariana Wahjudi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 4 No 1 (2017): Juli
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.777 KB)

Abstract

Rongga mulut manusia merupakan salah satu organ yang mengandung banyak mikroorganisme. Lebih dari 500 jenis bakteri berada di dalam rongga mulut yang bila tidak terkontrol akan menyebabkan penyakit seperti karies gigi, penyakit periodontal dan bahkan penyakit sistemik seperti gangguan jantung dan paru. Banyak masyarakat yang mengabaikan kebersihan lidah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas pembersih lidah (tongue cleaner) dalam mengurangi jumlah bakteri total dalam mulut, khususnya bakteri Enterococcus faecalis, Streptococcus sp., Porphyromonas gingivalis, dan mengetahui perbedaan jumlah bakteri total dalam mulut antara pria dan wanita sebelum dan sesudah menggunakan tongue cleaner. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Pretest-Posttest group design, yaitu membandingkan pengaruh pada kelompok subjek penelitian sebelum dan sesudah menggunakan tongue cleaner. Pada penelitian ini dilakukan pada 10 subjek sehat dengan jenis kelamin pria dan 10 subjek untuk jenis kelamin wanita. Pengambilan sampel secara purposive sampling. Data pretest dan posttest tersebut dilakukan uji statistik dengan menggunakan paired-t test untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara jumlah bakteri patogen dalam mulut sebelum dan sesudah menggunakan tongue cleaner dengan nilai α < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rata-rata Enterococcus faecalis sebelum dibersihkan dengan tongue cleaner adalah 10.387 x 105 cfu/mL dan sesudah dibersihkan dengan tongue cleaner adalah 1.638 x 105 cfu/mL. Jumlah rata-rata Porphyromonas gingivalis sebelum dibersihkan dengan tongue cleaner adalah 15.926 x 105 cfu/mL dan sesudah dibersihkan dengan tongue cleaner adalah 545 x 105 cfu/mL. Disimpulkan bahwa tongue cleaner efektif dalam mengurangi jumlah bakteri total dalam mulut, khususnya bakteri patogen Enterococcus faecalis, Streptococcus sp., dan Porphyromonas gingivalis, serta terdapat perbedaan antara jumlah bakteri total dalam mulut subjek pria dan wanita.Penggunaan tongue cleaner dalam pembersihan lidah dapat mengurangi jumlah bakteri mulut sehingga mampu mengurangi bau mulut.
Uji Prebiotik Unulin Umbi Dahlia (Dahlia Pinnata Cav.) Berbunga Merah Darah pada Lactobacilus Acidophillus dan Streptococcus Termophillus Iif Hanifa Nurrosyidah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 4 No 2 (2018): Januari
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.193 KB)

Abstract

Prebiotik dan Probiotik merupakan dua mekanisme alternatif untuk menjaga keseimbangan mikroflora usus besar ke arah yang menguntungkan bagi kesehatan. Hasil metabolisme probiotik yang berupa asam-asam organik seperti asam laktat, asam propionat, asam butirat, dan asam asetat, akan menurunkan pH usus besar. Kondisi pH usus besar yang asam akan menghambat atau membunuh bakteri patogen. Inulin merupakan polimer dari unit fruktosa yang dihubungkan dengan ikatan β-(2-1) glikosidik. Tujuan penelitian ini adalah untuk perhitungan kecepatan pertumbuhan spesifik dan waktu generasi dengan membandingkan waktu generasi dari dua spesies bakteri yang digunakan (lactobacilus acidophillus dan streptococcus termophillus).Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian berupa post test-only control group design, yaitu membandingkan hasil akhir dari kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Perlakuan yang dilakukan adalah pemberian inulin umbi dahlia berbunga merah darah dengan konsentrasi 2.500 ppm, 5.000 ppm, 10.000 ppm. Kelompok kontrol tanpa diberi inulin. Masing-masing pengamatan dilakukan tiga kali ulangan. Hasil uji prebiotik yang diperoleh dianalisis dengan menghitung kecepatan tumbuh spesifik dan waktu generasi (doubling time). Enumerisasi total mikroba diukur dengan menggunakan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 625 nm. Banyaknya cahaya yang dipancarkan (optical density/OD) sebanding dengan kerapatan sel bakteri dalam suspensi. Hasilnya menunjukkan kecepatan pertumbuhan tertinggi L.acidophillus diperoleh dari penambahan inulin 10.000 ppm. Pertumbuhan S.thermophillus juga menunjukkan kecepatan pertumbuhan tertinggi pada penambahan inulin 10.000 ppm. Peningkatan kecepatan pertumbuhan semakin meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi inulin yang diberikan.Maka uji prebiotik yang telah dilakukan, pemberian inulin dari umbi dahlia berbunga merah darah mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri probiotik L. Acidophillus dan S. Termophilus.
Studi Formulasi Lulur Mandi Ekstrak Teh Hitam (Camellia Sinensis) dan Jahe (Zingiber Officinale) Iif Hanifa Nurrosyidah; Yani Ambari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 6 No 1 (2019): Januari
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.107 KB) | DOI: 10.55500/jikr.v6i1.73

Abstract

Radikal bebas merupakan suatu ancaman bagi kesehatan kulit. Kondisi lingkungan saat ini dengan adanya efek global warming menyebabkan efek radiasi UV semakin kuat yang mampu menimbulkan kerusakan kulit dan ancaman kesehatan sistemik lainnya. Indonesia merupakan negara tropis dengan tingkat instensitas radiasi UV yang lebih kuat ditambah lagi dengan adanya polusi udara akibat asap pabrik dan kendaraan bermotor yang akan memperparah efek radikal bebas penyebab kerusakan kulit. Sehingga diperlukan suatu upaya perawatan kulit akibat efek buruk radikal bebas salah satunya dengan sebuah produk kosmetik yang berbahan alami dengan efek antioksidan yang kuat seperti teh hitam dan jahe. Lulur Mandi berbasis bahan alam dengan kandungan aktif ekstrak teh hitam dan jahe dibuat dalam tiga formulasi yang berbeda, kemudian dilakukan evaluasi stabilitas fisik dan mikrobiologi dalam jangka waktu 30 hari. Selain itu, dilakukan uji hedonis dan skin hidration terhadap 50 responden wanita sehat dengan usia 18 tahun sampai 40 tahun. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga formulasi yang dibuat tidak mengalami perubahan spesifikasi fisik selama penyimpanan dalam waktu 30 hari dan kadar cemaran mikroba tidak lebih dari 102 cfu/ mL sehingga sediaan lulur mandi stabil secara fisik dan mikrobiologi.
EFEKTIFITAS ANTISEPTIK GEL HAND SANITIZER EKTRAK ETANOL PELEPAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherihia coli Holifah; Yani Ambari; Arista Wahyu Ningsih; Butet Sinaga; Iif Hanifa Nurrosyidah
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v6i2.1107

Abstract

Hand sanitizer merupakan salah satu bahan antiseptik berupa gel yang sering digunakan masyarakat sebagai media pencuci tangan yang praktis. Penggunaan hand sanitizer lebih efektif dan efisien bila dibanding dengan menggunakan sabun dan air sehingga masyarakat banyak yang tertarik menggunakannya. Berdasarkan Priosoeryanto (2006) pelepah pisang kepok mempunyai efek sebagai antibakteri karena mempunyai senyawa saponin, tanin, dan flavonoid, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antiseptik gel hand sanitizer ekstrak etanol pelepah pisang kepok (Musa paradisiaca L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherihia coli. Ekstrak yang digunakan yaitu dengan konsentrasi 35%, 40%, dan 45%. Pelepah pisang kepok memiliki kandungan senyawa saponin, tannin, terpenoid, flavonoid, dan alkaloid sehingga dapat digunakan sebagai antibakteri setelah diformulasikan kemudian diuji efektifitas pada bakteri Staphylococcus aureus yang didapatkan hasil pada formulasi 1 35% yaitu 0,6453 mm, pada formulasi 2 40% yaitu 1,979, dan pada formulasi 3 45% yaitu 2,583. Sedangkan pada bakteri Escherihia coli yang didapatkan hasil pada formulasi 1 35% yaitu 0, pada formulasi 2 40% yaitu 0, dan pada formulasi 3 45% didapatkan hasil yaitu 1,875 mm. Gel hand sanitizer ekstrak etanol pelepah pisang kepok (Musa paradisiaca L.) pada konsentrasi 35%, 40%, dan 45% tidak efektif sebagai antibakteri dilihat dari zona hambat yang dihasilkan sangat lemah (kurang dari 5).
Aktivitas Antibakteri Yogurt Susu Phaseolus vulgaris L. dan Phaseolus radiatus L. dengan Penambahan Madu terhadap E. coli, S. aureus, dan Extended Spectrum β-Lactamase (ESBL) Iif Hanifa Nurrosyidah; Amriyati Fitriana Kusumastuti; Dimas Candra Rahmadani; Erdina Kusumastuti
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.1756

Abstract

Infeksi merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Saat ini probiotik banyak dikembangkan untuk mengatasi atau mencegah berbagai penyakit, salah satunya yaitu infeksi. Penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri pada yogurt susu kacang merah dan kacang hijau dengan madu terhadap bakteri Escherichia​ coli​, Staphylococcus​ aureus, Extended spectrum β -lactamase​​ (ESBL), dan Methicillin​ resistant staphylococcus aureus (MRSA) dengan metode cakram. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh aktivitas antibakteri dari yogurt tersebut adalah sedang sampai kuat.
Uji Stabilitas Fisik Sediaan Sabun Padat Ekstrak Rimpang Temugiring (Curcuma heyneana Valeton & Zijp) Iif Hanifa Nurrosyidah; Milu Asri; Alfian FM
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 16 No. 02 Desember 2019
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.323 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v16i2.4505

Abstract

Kulit memiliki peranan yang sangat vital bagi manusia. Kulit berfungsi sebagai barier utama melawan infeksi, paparan zat kimia dan sinar matahari, dan kontaminan fisik lainnya sehingga kotoran akan mudah menempel pada kulit. Oleh karena itu, sangat penting menjaga dan memelihara kebersihan kulit untuk kesehatan. Sabun padat mampu membersihkan kotoran pada kulit. Kelemahan sabun padat yang selama ini beredar di pasaran adalah relatif menyebabkan kulit kering. Ekstrak temugiring (Curcuma heyneana Valeton & Zijp) memiliki aktivitas sebagai antiradikal bebas dan mampu membantu menghaluskan kulit. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah formulasi sabun padat yang mampu membersihkan, menghaluskan kulit, dan tidak menyebabkan kulit kering. Tujuan penelitian ini adalah melakukan studi formulasi sabun padat opaque dengan perbedaan konsentrasi ekstrak rimpang temugiring. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pH sabun padat ekstrak rimpang temu giring formula I,II, dan III sebesar 10. Nilai pH sediaan sabun memenuhi persyaratan sesuai literatur yaitu 9-11. Kadar air pada formula I, II, dan III sebesar berturut-turut 14; 14,55; dan 15%. Kadar air sediaan memenuhi persyaratan SNI yaitu tidak lebih dari 15%. Uji stabilitas busa sediaan sabun padat berkisar antara 73–95%. Uji organoleptis sabun padat untuk aroma, warna, dan tekstur serta efek melembabkan untuk formula I, II, dan III memiliki nilai tingkat kesukaan yang sama.
FORMULASI DETERJEN RAMAH LINGKUNGAN DENGAN SERBUK SIMPLISIA DAUN WARU (Hibiscus tilliaceus L.) DAN BUAH LERAK (Sapindus rarak DC.) SEBAGAI SURFAKTAN Iif Hanifa Nurrosyidah; Erica Novia Putri; Berlian Adi Satria
Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia
Publisher : APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33759/jrki.v5i1.346

Abstract

The purpose of this study was to develop an environmentally friendly detergent formula containing simplicial powder of hibiscus leaf (Hisbiscus tiliaceus L.) and lerak fruit (Sapindus rerak DC.) and combined with biodegradable surfactants (Decyl Glucoside and Lauryl Glucoside) so that they are easy to biodegrade. The research method includes making liquid detergent using three formulas, namely F I, F II, and F III with variations in the concentration of hibiscus leaf and lerak fruit simplicial powder used. Physical characteristic test of liquid detergent according to the quality requirements of SNI SNI 06-4075-1996 includes organoleptic, pH, foam stability test, and contamination analysis by determining the total plate number (ALT). Based on the results of this study, the three detergent formulas have physical characteristics according to the quality requirements of SNI