p-Index From 2019 - 2024
0.778
P-Index
This Author published in this journals
All Journal POLYGLOT
Bernard Richard Nainggolan
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

COMPREHENSION PROCESSES AND CRITICAL THINKING SKILLS IN TWO UNIVERSITY ENTRANCE EXAMS IN INDONESIA: A CONTENT ANALYSIS OF THE SBMPTN AND THE SIMAK UI 2008-2019 Bernard Richard Nainggolan; Pupung Purnawarman; Didi Sukyadi
Polyglot Vol 18, No 1 (2022): January
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/pji.v18i1.4908

Abstract

Language testing development intervened with cognitive processes and higher-order thinking skills (HOTS) has impacted the English tests, included Indonesian university entrance exams within a decade. State universities in Indonesia which are in demand to the high quality of their candidates have conducted a highly reputable entrance exams to select their best candidates. However, less research was conducted to investigate the trend of English questions in the scope of university entrance tests. This study aimed to investigate trends of English questions tested in both the SBMPTN (national university entrance exams) and the SIMAK UI (Universitas Indonesia’s entrance exams) in a decade (from 2009 to 2018). The study design was a mixed-method employing content analysis to English questions (quantitatively and qualitatively).  The findings revealed; 1) types of questions tested, 2) comprehension processes, 3) and higher-order thinking questions, and 4) construction MCQs to promote critical thinking skills in both entrance exams. Finally, implications of the findings were elaborated.Bahasa Indonesia Abstrak: Ujian Saringan Masuk (USM), khususnya soal bahasa Inggris, dipercaya dapat mengambarkan pemahamanan dan kemampuan berpikir kritis para kandidat. Oleh karena itu, penelitian terhadap USM menjadi sangat signifikan. Nyatanya, penelitian tentang USM sangat jarang dan tren terhadap soal-soal bahasa Inggris terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki tren dalam proses pemahaman dan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang termanifestasi dalam Ujian Seleksi Masuk UI (SIMAK UI) dalam satu dekade belakangan (2009-2018). Dengan menggunakan metode campuran content analysis, pertanyaan-pertanyaan dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif dan menghasil beberapa temuan seperti 1) jenis pertanyaan yang diuji, 2) proses pemahaman, 3)  pertanyaan  untuk kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan 4)konstruksi pembuatan pertanyaan pilihan ganda yang bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Implikasi dari temuan ini juga dijelaskan. 
WOMEN'S STRUGGLE AGAINST THE PATRIARCHATE AND COLONIAL HEGEMONY IN PRAMOEDYA ANANTA TOER'S RUMAH KACA Iko Agustina Boangmanalu; Bernard Richard Nainggolan
Polyglot Vol 17, No 2 (2021): JULY
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/pji.v17i2.3447

Abstract

In most literary works set in the colonial era, women were described as weak, helpless, unable to resist, unlike the character Siti Soendari whom Pramoedya in the novel Rumah Kaca presented. Soendari became a female intellectual figure who fought against the existing power. This article describes the struggle in breaking down the patriarchal system and criticizing colonial power. This research uses a descriptive qualitative method with feminism and a post-colonial approach. The result shows that Siti Soendari was a female figure who fought intellectually. She was an educated woman who delivered her opinion through writing and speech. The way she fought was manifested by writing in newspapers, building organizations, and giving speeches at a youth meeting.  Boycotted by the colonial power, Siti Soendari did not run out of ideas. She circulated her writings instead of publishing them in newspaper. Her struggle was unique because her goal was not just to create gender equality. She struggled to foster a nationalist nature among young people. In other words, she fought not only for women but also for her nation and country. This study recommends that the novel Rumah Hijau can be used as primary reading material in high schools and colleges.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Dalam kebanyakan karya sastra berlatar zaman penjajahan, perempuan digambarkan lemah, tak berdaya, tidak mampu melawan. Berbeda dengan tokoh Siti Soendari yang dihadirkan Pramoedya dalam novel Rumah Kaca. Siti Soendari menjadi sosok perempuan intelektual yang melakukan perlawanan terhadap kekuasaan yang ada. Artikel ini mendeskripsikan perjuangan tersebut dalam mendobrak sistem patriarkat dan mengkritisi kekuasaan kolonial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan feminisme dan postkolonial. Hasil penelitian menunjukkan Siti Soendari adalah tokoh perempuan yang melakukan perjuangan dengan cara intelektual. Ia perempuan terdidik yang mampu menyuarakan pendapatnya lewat tulisan maupun lisan. Wujud perjuangan tokoh ini, antara lain; menulis di surat kabar, membangun organisasi, dan berpidato di pertemuan-pertemuan pemuda. Saat perjuangannya diboikot oleh kekuasaan kolonial, Siti Soendari tidak kehabisan akal. Tulisan-tulisannya tidak lagi dipublikasi melalui surat kabar, melainkan diedarkan dari orang ke orang. Perjuangan Siti Soendari menjadi unik karena tujuannya bukan sekadar menciptakan kesetaraan gender. Perjuangannya bertujuan menumbuhkan sifat nasionalis di kalangan pemuda. Dengan kata lain, ia tidak sekadar berjuang untuk kaum perempuan tetapi juga untuk bangsa dan negaranya. Hasil penelitian ini merekomendasikan novel Rumah Kaca digunakan sebagai bahan bacaan utama di sekolah menengah maupun perguruan tinggi.