Setelah runtuhnya rezim orde baru, Indonesia mengalami banyak kasus terorisme dan radikalisme. Para pelajar dan mahasiswa di usianya yang masih relatif muda, dinilai belum memiliki bekal pengetahuan yang kuat dalam hal beragama dan cara berpikir meekan yang belum stabil menjadikan mereka sebagai sasaran empuk bagi para teroris untuk menyebarkan paham radikalisme. Maka dari itu, pendidikan multikultural sangat penting diberikan kepada pelajar dan mahasiswa. Dengan pendidikan multikultural diharapkan para pelajar dan mahasiswa menyadari bahwa keberagaman budaya, etnis, ras, dan agama bukanlah sesuatu yang harus disingkirkan. Namun, keberagaman tersebut dapat dimanfaatkan dalam hal positif. Sesuai dengan semboyan Indonesia, Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti walaupun berbeda tetap satu. Artikel ini ditulis dengan menggunakan metode kualitatif dengan tinjauan kepustakaan, yang dapat memperoleh data dari berbagai literatur yang sudah ada. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui secara rinci apa itu pendidikan multikultural, radikalisme dan apa saja faktor yang melatarbelakangi terjadinya radikalisme, serta upaya untuk mencegah adanya paham radikalisme.