Lilis Majidah
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DETEKSI KECACINGAN (Enterobius vermicularis) PADA ANAK SDN LATSARI 1 USIA 7-10 TAHUN DI DESA LATSARI KECAMATAN MOJOWARNO KABUPATEN JOMBANG (Studi dilakukan di SDN desa Latsari Kecamatan Mojowarno kabupaten jombang) Fitria Rizki Noviati; Lilis Majidah; Yana Eka Mildiana
Jurnal Insan Cendekia Vol 6 No 1, Maret (2019): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.199 KB)

Abstract

Pendahuluan Infeksi kecacingan merupakan penyakit parasit infeksi cacing perut Enterobius vermicularis atau biasa disebut oleh masyarakat cacing kremi.Yang kurangnya menjaga pola kehidupan yang besih dan baik.dimana angka kejadiannya 92% terjadi pada anak-anak disekitar terutama pada anak-anak SD dari mulai usia 7-10 tahun. Angka kejadian ini dapat dilihat berdasarkan pola hidup di sekitar, dan juga berdasarkan asuhan orang tua.Cacing kremi adalah nematoda usus yang habitatnya berada di usus besar rectum. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi Kecacingan (Enterobius vermicularis) pada anak SDN Latsari 1 usia 7-10 Tahun. Metode Desain Penelitian menggunakan Deksriptif.Populasi siswa SDN Desa Latsari Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang berjumlah 100 siswa.Sampel yang di ambil sejumlah 30 siswa.dengan menggunakan random sampling.Variabel penelitian Deteksi kecacingan Enterobius vermicularis pada anak SDN latsari 1. Pengolahan data menggunakan Editing, coding, tabulating. Metode pemeriksaan ini menggunakan pengendapan Centrifugasi. Hasil penelitian yang didapat dengan mengambil sampel sebanyak 30 responden, kami mendapatkan data prevalensi Enterobiasis vermicularis sebanyak 0 orang (0 %), sedangkan prevalensi yang tidak terdeteksi Enterobiasis vermicularis sebanyak 30 orang (100%) atau dapat dinyatakan tidak ada responden yang terdeteksi kecacingan (Enterobiasis vermicularis). Kesimpulan bahwa seluruh responden tidak terdeteksi kecacingan Enterobius vermicularis sebagai tambahan informasi serta pengetahuan untuk media belajar dalam mengembangkan ilmu parasitologi deteksi kecacingan Enterobiasis vermicularis
IDENTIFIKASI JAMUR RHIZOPUS SP PADA BUAH PEPAYA JINGGA (Carica papaya L.) Nur Diana; Lilis Majidah
Jurnal Insan Cendekia Vol 6 No 1, Maret (2019): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.699 KB)

Abstract

Pendahuluan Buah Pepaya Jingga (Carica papaya L.) merupakan salah satu varietas lokal yang paling banyak disukai oleh masyarakat Indonesia, karena memiliki kelezatan rasa dan penampilannya yang menarik. Buah pepaya Jingga (Carica papaya L.) tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Masalah sekarang tidak semua pepaya jingga dalam bentuk segar yang harus dikonsumsi oleh masyarakat. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat jamur Rhizopus sp pada pepaya jingga (Carica papaya L.) Pada penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif. Sampel dilakukan dengan cara menanamkan sebagian bahan pemeriksaan atau buah pepaya jingga (Carica papaya L.) pada media Sabaroud Dextrose Agar (SDA) dan diinkubasi selama 3-7 hari. Sampel yang diambil buah yang setengah matang kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 4 hari, sampel diambil sebanyak 4 buah dengan tehnik purporsive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan mikroskop. Variabel dalam penelitian ini adalah jamur Rhizopus sp pada buah pepaya jingga (Carica papaya L.). Teh debnik pengolahan data meliputi coding dan tabulating dengan analisa data penelitian ini menggunakan rumus untuk mengklarifikasikan karakteristik data. Berdasarkan Hasil penelitian terhadap 4 sampel pepaya jingga (Carica papaya L.) adanya sampel yang ditumbuhi oleh jamur Rhizopus sp (50%) dan Aspergillus sp (50%). Kesimpulan jamur yang mengkontaminasi atau didominasi buah pepaya jingga (Carica papaya L.) menunjukkan persentase setengah oleh jamur Rhizopus sp. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Saran bagi konsumen hendaknya memilih dan membedakan buah yang baik untuk dikonsumsi.
IDENTIFIKASI TELUR CACING Ascaris lumbricoides PADA SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR NEGERI BADAS DESA BADAS KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG Eka Tanti Fauzia; Lilis Majidah; Dwi Prasetyaningati
Jurnal Insan Cendekia Vol 6 No 2, Septemb (2019): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.128 KB)

Abstract

Pendahuluan:Infeksi cacing Ascaris lumbricoides di Indonesia cukup tinggi yang umumnya ditularkan melalui tanah ataupun makanan. Anak yang sering kontak dengan tanah dan juga masih sering tidak mencuci tangan sebelum makan bisa terjadi terinfeksi kecacingan karena cacing STH seperti cacing Ascarislumbricoides.Cacing jenis ini hidup di daerah yang beriklim panas dengan kelembapan yang tinggi.Tujuan: Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya telur Ascarislumbricoides pada siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Badas Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif. Identifikasi telur cacing Ascarislumbricoides ini menggunakan metode langsung dengan menggunakan larutan Eosin. Sampel yang digunakan yaitu feses siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Badas Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang yang diambil di Sekolah Dasar Negeri Badas Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang dan hasil disajikan dalam bentuk tabel.Hasil:Penelitian dari 14 sampel feses siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Badas Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang yang telah di uji di Laboratorium Parasitologi STIKes ICMe Jombang menunjukkan hampir seluruhnya terinfeksi telur cacing Ascarislumbricoides 86%.Kesimpulan:Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diharapkan para siswa Sekolah Dasar Negeri Badas terutama pada siswa kelas 3 supaya lebih memperhatikan personal hygiene, tidak terlalu lama kontak dengan tanah dan supaya dibiasakan mencuci tangan sebelum makan atau minum.Saran :Saran yang diberikan penulis yaitu diharapkan kepada pihak sekolah supaya memberikan penyuluhan tentang pencegahan infeksi kecacingan pada siswa Sekolah Dasar Negeri Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang terutama pada siswa kelas 3, serta edukasi untuk melakukan pengobatan pada siswa yang terinfeksi.
IDENTIFIKASI Microsporum canis PADA KUCING LIAR (Studi di Dusun Ringin Pitu Jogoroto Jombang) Ika Rofiqotun Nabwiyah; Lilis Majidah; Hindyah Ike Suhariati
Jurnal Insan Cendekia Vol 7 No 1, Maret (2020): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.697 KB)

Abstract

Pendahuluan:Dermatofitosis merupakan penyakit zoonis yang disebabkan oleh kapang yang tergolong dalam genus dermatofita, dan pada hewan lebih dikenal dengan penyakit Ringworm. Penyakit ini disebabkan oleh kapang yang dikenal dengan nama Microsporum canis. Kucing merupakan hewan karnivora dan hewan predator kecil yang termasuk dalam mamalia crepuscular yang telah dijinakkan oleh manusia.Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi jamur Microsporum canis pada tubuh kucing liar di Dusun Ringin Pitu. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan mengunakan teknik total sampling, sampel yang digunakan berjumlah 7 kerokan kulit kucing liar, variable dalam penelitian ini adalah jamur Microsporum canis, instrument yang digunakan yaitu microskopis dan pada penelitian ini mengunakan analisa data Editing, Coding, dan Tabulating. Hasil : Penelitian pada kerokan kulit kucing di Dusun Ringin Pitu menunjukkan bahwa 5 (60%) sampel kerokan kulit positif terinfeksi jamur Microsporum canis dan 2 (40%) sampel kerokan kulit negatif. Kesimpulan:Dapat disimpulkan bahwa sebagian kecil kucing liar di Dusun Ringin Pitu positif terinfeksi jamur Microsporum canis. Saran: Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan kebersihan lingkungan kandang kucing agar terhindar dari spora jamur maupun bakteri yang dapat menginfeksi pada tubuh kucing.
GAMBARAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM (Studi Di Dusun Dawu Desa Dawu Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi) Riris Ayu Novita Sari; Lilis Majidah; Hindyah Ike Suhariati
Sentani Nursing Journal Vol. 1 No. 2 (2018): Agustus
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan Diabetes melitus (DM) dapat menyerang semua organ tubuh, penyakit ini sering disebut dengan the great iminator. Diabetes melitus tipe II mengalami regulasi gula darah acak yang tidak stabil yang dapat menimbulkan berbagai keluhan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II sebelum dan sesudah terapi bekam di Dusun Dawu Desa Dawu Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Metode Rancangan penelitian ini deskriptif observasional. Variabel penelitian ini adalah kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II sebelum dan sesudah terapi bekam. Populasi seluruh responden diabetes melitus sebanyak 40 responden. Sampel pasien diabetes melitus tipe II sebanyak 12 responden. Teknik sampling dengan metode purposive sampling. Instrumen penelitian ini berupa lembar observasi. Hasil penelitian Terapi bekam terhadap perubahan nilai kadar gula darah acak sesudah pemberian terapi bekam selama 1 kali terapi pada responden diabetes melitus tipe II, hampir seluruh responden turun sebanyak 9 responden (75%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada perubahan kadar gula darah acak pada diabetes melitus tipe II sebelum dan sesudah terapi bekam di Dusun Dawu Desa Dawu Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Saran Bagi responden diabetes mellitus tipe II dapat menfaatkan terapi bekam sebagai terapi alternatif yang dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil. Kata Kunci: Gula Darah, Diabetes Melitus Tipe II, Terapi Bekam