Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Lembaga PAUD (Studi Kualitatif) Di Kota Samarinda Mahkamah Brantasari; Hanita Hanita
SISTEMA: Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2020): SISTEMA: Jurnal Pendidikan
Publisher : Teacher Training and Education Faculty, of Widya Gama Mahakam Samarinda University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/sjp.v1i1.618

Abstract

PAUD institutions as an organization engaged in early childhood education are an activity that aims to educate human life, especially students, so that in its implementation it is necessary not only to have a planning related to teaching and learning activities but also an integral process that involves several factors, namely: educational goals, educators, students, learning tools and the environment. PAUD institutions should pay attention to the human resources they have, in running their organizations it is certainly inseparable from human resources that must improve both in terms of knowledge, skills and abilities in managing PAUD institutions. This study focuses on the process of educational human resource management, namely educators and education personnel, maintaining human resources who are serious in their work, can provide enthusiasm for inspiration, resulting in productive employees towards the organization, and managerial strategies. In this study the authors conducted a qualitative study by conducting semi-structured interviews in which the authors collected data with a focus on the institution under study, the research was carried out at PAUD institutions in the city of Samarinda.
Hubungan Keterlibatan Orang Tua terhadap Perilaku Prososial pada Anak Usia 5-6 Tahun Rosti Rudi; Hanita Hanita; Rizqi Syafrina
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 8 No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.07 KB) | DOI: 10.29062/seling.v8i1.1053

Abstract

Anak usia dini memiliki kemampuan dan potensi yang masih harus dikembangkan dengan bantuan orang tua dan orang dewasa. Dimulai dari lingkungan keluarga yaitu orang tua atau pihak lain yang dekat dengan anak. Peran orang tua dalam masa anak adalah sebagai orang yang penting dalam perkembangan sosial emosional anak. Interaksi sosial erat kaitannya dengan perilaku prososial. Pada interaksi sosial, perilaku prososial akan terjadi dikarenakan individu membutuhkan bantuan orang lain. Keterlibatan orang tua sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, karena orang tua adalah model yang paling dekat dengan anak. oleh karena itu, keterlibatan orang tua sangat diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Keterlibatan Orang Tua Terhadap Perilaku Prososial Pada Anak Usia 5-6 Tahun. penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian kolerasi, dengan teknik pengumpulan data melalui angket dan dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua anak usia 5-6 tahun di TK Tunas Harapan. Dari hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keterlibatan orang tua terhadap perilaku prososial pada anak usia 5-6 tahun. Hubungan yang signifikan diperoleh dari nilai korelasi (r) sebesar 0,402 dengan taraf signifikansi sebesar 0,028 (p < 0,05). Dengan koefisien determinasi besar pengaruh keterlibatan orang tua terhadap perilaku prososial anak sebesar 16,1% dan sisanya 83,9% dipengaruhi oleh faktor lain
INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK USIA DINI DITINJAU DARI PERAN ORANG TUA SELAMA PANDEMI COVID 19 Hanita Hanita; VERONIKA LUIS
JEA (Jurnal Edukasi AUD) Vol 7, No 2 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/jea.v7i2.5971

Abstract

There is a Covid-19 pandemic event where the rules limit interaction between humans and other humans. This rule also has an impact on early childhood, where they currently only carry out social interactions at home. However, the government issued rules related to the procedures for social interaction by complying with the Health protocol. As a result of this event, in the end, it limits the child's stimulus related to the child's social development. Research methodology Qualitative methods. The analysis in this study is the interaction of children in terms of the role of parents during the covid-19 pandemic. The research subjects consisted of 14 children aged 3-6 years. The technique used is to distribute a questionnaire through a google form, which will be filled out by parents. The data analysis phase consists of data organization, coding and data analysis. To test the credibility of the data using the data pol- ulation technique. Research results parents who allow children to keep playing with their peers because of the awareness of the characteristics of the child. Where children will be able to form attitudes and the ability to communicate with social interaction. This is supported by providing guidance and knowledge regarding the impact of the COVID-19 virus and the procedures for Health protocols when outside the home. However, there are also parents who do not allow their children to be friends with their peers for fear of contracting the Covid-19 virus.
MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI GERAK TARI HUDOQ DAYAK BAHAU DI TAMAN KANAK –KANAK NEGERI PEMBINA 2 MUARA WAHAU Nila Sari Yanti; Hanita Hanita
JEA (Jurnal Edukasi AUD) Vol 6, No 1 (2020): Juni
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/jea.v6i1.3507

Abstract

A child is defined as an individual who entering adult phase. When they are getting older, they must master basic competence. In this stage, all potentials they have are developed, including kinesthetic intelligence. In case of students in Pembina 2 Kindergarten Muara Wahau, they showed low kinesthetic intelligence since they looked bored, and did not focus on lesson when doing sport exercise. Kinesthetic intelligence in early age students can be stimulated through dance, since, basically, they like music and dance. Dancing demands balance, body movement coordination, strength, and muscle flexibility. This study applied classroom action research. The research subjects were students of Group B Pembina 2 Kindergarten Muara Wahau. Meanwhile, the aspects being analyzed were students’ ability in imitating the movement fast, remembering dance movement, coordinating movement and rhythm, and dancing without help.  The data were collected through documentation and direct observation toward the teacher and the students, observing teacher conducting teaching and learning process by implementing Hudoq Dayak Bahau dance. The result shows that, in pre-cycle, the average score was 17,3%, meaning that students had not developed yet. At the first cycle, students achieved 40,98%, meaning that students started to develop. The percentage increased into 97,7% at second cycle, meaning that students developed very well. Therefore, it can be concluded that teaching with Hudoq dayak bahau dance is effective to improve kinesthetic intelligence, especially for students of group B in Pembina 2 Kindergarten Muara Wahau. It is expected that teachers can apply this method to improve students’ kinesthetic intelligence.
Fase Aspek Perkembangan Anak Usia Dini dalam Kajian Al-Quran dan Hadits Hanita Hanita
JEA (Jurnal Edukasi AUD) Vol 6, No 1 (2020): Juni
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/jea.v6i1.3523

Abstract

 Pencapaian pendidikan memiliki tujuan untuk membentuk kepribadian yang baik sebagai manusia individual dan sosial serta menjadi hamba Allah SWT yang mengabdikan diri hanya kepada Nya. Kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan – pertumbuhan yang terdiri aspek agama dan moral, fisik – motorik, kognitif, bahasa, sosial – emosi, dan seni. Perkembangan fase anak dalam agama islam memperhatikan itu. Setiap pelaksanaan kegiatan sehari-hari sudah diatur dan ditata dalam kajian Al-Quran dan Sunnah. Dalam agama islam menjabarkan bahwa Pendidikan harus diberikan manusia sejak usia dini. Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library Research), penelitian yang dikaji melalui penelitian pustaka dengan data kualitatif yang sumber informasi yang dikaji sumber litersi dan buku, teknik pengumulan data mengginakan data primer dan sekunder. Sedangkan ananalis data menggunakan metode deduktif-induktif, metode komparatif dan content analisis. Setiap aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini dengan tujuan untuk mempersiapakan anak untuk menjadi manusia yang mampu menjalankan kehidupan masyarakatnya dengan baik. Seiring dengan kitab yang ditutunkan Allah SWT yaitu Al-Quran dan Allah juga mengutus Nabi Muhammad saw, Sebagai Rosullullah yang memberikan tuntunan dan contoh bagi umat Islam semua hal yang beliau lakukan menjadi acuan bagi umat islam yang kita sebut dangan Al-Hadist. Al-Quran Allah SWT turunkan untuk menunjukkan, membimbing, mendidik dan mengajari manusia, mendapat petunjuk dari kebenaran-kebenaran yang terdapat dalam Al-Quran tentang manusia.
Pelatihan Implemantasi dan Inovasi Kurikulum 2013 Paud di Lembaga Paud Kota Samarinda Hanita Hanita
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 1 No. 1 (2017): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.247 KB) | DOI: 10.24903/jam.v1i1.233

Abstract

AbstrakPengembangan profesionalisme menjadi dasar keahlian seorang pendidik. Tujuan pengembangan professional terdiri dari pengetahuan tentang isi pembelajaran, pengetahuan tentang pendidikan, pengetahuan professional, dan kualitas professional. Perkembangan yang tidak terlepas dari pendekatan yang sesuai dengan perkembangan peserta didik, dengan memahami anak-anak, praktik pengajaran yang sesuai dengan perkembangan dan budaya anak didik, serta kurikulum pembelajaran anak usia dini. Kurikulum memegang kunci dalam pendidikan, serta berkaiatan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan yang menetukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga. Pentingnya kurikulum dalam kegiatan pendidikan maka dalam penyusunanya memerlukan landasan yang kuat melalui pemikiran – penelitian yang mendalam dan salah satu upaya pengembangan profesionalisme dan peningkatan keahlian pendidik dalam pendidikan anak usia dini. Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang memiliki peran strategis karena seluruh kegiatan berpusat pada kurikulum. Dalam hal ini maka kurikulum merupakan hal yang penting dipahami oleh pendidik yaitu pemahaman terhadap kurikulum 2013 yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini yang salah satunya membahasa tentang Standar Proses yang mencakup Perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran dan Pengawasan Pembelajaran dalam hal ini terkait tentang standar kurikulum PAUD. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. 
Seminar tentang Peranan Budaya Lokal di Indonesia terhadap Perkembangan Nilai-Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini Hanita Hanita; Ayu Memelina; Nuryanti Nuryanti
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 4 No. 1 (2020): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/jam.v4i1.783

Abstract

Pengenalan budaya pada anak tidak terlepas dari pengaruh pendidikan dilingkungan rumah maupun di sekolah. Budaya merupakan bagian dari kebiasaan sehari-hari yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, Sehingga kebutuhan pendidikan semakin meningkat. Pemahaman pendidikan secara keseluruhan upaya meningkatkan kemampuan dan potensi nilai-nilai sosial budaya dan rasa kemanusiaan secara utuh pada anak usia dini. Dalam pembelajaran aspek perkembangan agama dan moral berkaitan tentang perkembagan sikap dan tingkah laku anak. Melaksanakan ajaran sesuai agama yang dianut dalam kehidupan sehari-hari. Stimulus tentang perkembangan aspek nilai agama serta moral memiliki tujuan membetuk perilaku terpuji dan tidak terpuji, serta taat dalam menjalankan aturan yang ada perintah agamanya dan sesuai dengan pembiasaan budaya, yang  mendasari prilaku dan sikapnya terhadap kehidupan selanjutnya baik masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan orang tua adalah menanaman aspek ini. Hasil berdasarkan pertanyaan kepada para guru dan orang tua, menunjukkan bahwa adanya peranan budaya terhadap peningkatan nilai-nilai agama dan moral yang dibuktikan dari hasil persentase point 3 (sering) sebanyak 96,36% pada Penilaian Penananaman Nilai-Nilai Agama Dan Moral, point 3 (sering) sebanyak 75% pada penilaian terhadap budya (pembiasaan) pada anak usia dini. Penerapan serta menanamkan perilaku nilai agama serta moral, disiplin dan afeksi dalam upaya pembentukan bidang perilaku yang merupakan kegiatan secara terus menerus dilakukan dan dibiasakan pada kegiatan sehari-hari anak, sehingga aspek ini secara optimal mengalami perkembangan .
Peningkatan Kompetensi Guru PAUD di Masa Pandemi melalui Pengenalan Model Pembelajaran Daring Hanita Hanita; Sulau Lugi
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 5 No. 02 (2021): Juli
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru PAUD di masa pandemi covid-19 melalui pengenalan model pembelajaran daring. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode ceramah dengan teknik presentasi materi karya pengembangan profesi dilanjutkan dengan diskusi melalui aplikasi zoom. Adapun peserta dalam kegiatan ini adalah guru PAUD di kecamatan Samarinda Utara kota Samarinda. Hasil survei saat melaksanakan kegiatan dapat dikatakan bahwa guru PAUD sudah dapat beradaptasi dengan perkembangan dan tuntutan zaman di bidang pendidikan. Guru PAUD juga rata-rata memiliki kemampuan dalam mengakses media teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Namun, terdapat kendala yang menjadi penghambat pelaksanaan pembelajaran daring yaitu tidak memiliki alat yang memadai sekitar 25 %, tidak memiliki cukup dana untuk membeli paket atau pulsa untuk pelaksanaan daring 29,2%, sinyal yang tidak mendukung 70,8%, dan kurang memahami teknologi 8,3%. hasil sekitar 90,5% menyatakan bahwa pembelajaran digital mempermudah dalam berkomunikasi dan menerima informasi dalam proses belajar dan pembelajaran terutama di era pandemi covid-19. Proses pembelajaran seperti apa yang dilakukan oleh lembaga PAUD yang tepat selama melaksanakan pembelajaran daring selama pandemi covid-19. Namun 30,4% berpendapat bahwa pembelajaran dring selama pandemi ini dikombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring, pembelajaran tatap muka ini dilakukan guru dengan melakukan kegiatan home visit dimana guru mengunjungi anak didik dirumah masing-masing dengan jadwal yang telah di tentukan. Melalui pengenalan model pembelajaran daring, dapat dikatakan bahwa guru PAUD sudah dapat beradaptasi dengan perkembangan dan tuntutan zaman di bidang pendidikan. Namun ternyata proses pembelajaran daring ini memiliki kendala yang menjadi penghambat paling banyak adalah sinyal yang tidak mendukung, dana, fasilitas dan terakhir adalah kemampuan penguasaan teknologi walaupun ini tidak terlalu banyak, tapi masih ada.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENIRU BENTUK MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN GRADASI DENGAN MEDIA PLASTISIN PADA KELOMPOK B DI TK TUNAS BANGSA KERTA BUANA TENGGARONG SEBERANG TAHUN AJARAN 2016/2017 Rika - Mardiah; Hanita Hanita; Farny Sutriany Jafar
Jurnal Warna : Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini Vol. 1 No. 2 (2016): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360 KB) | DOI: 10.24903/jw.v1i2.181

Abstract

The researcher observed that students in Group B at TK Tunas Bangsa Kerta Buana Tenggarong Seberang had problems in replicating shapes. Therefore, to solve the problem, the researcher conducted a classroom action research, with purpose, to find out whether the implementation of gradation learning strategy by utilizing plasticine as the media of learning is able to enhance students’ ability in making shape replication. Moreover, the researcher involved 12 students; 7 males and 5 females, as the research subjects. To collect the data, the researcher employed observation and documentation technique during two cycles. It is important to note that each cycle consists of planning, implementation, observation and reflection. Meanwhile, for data analysis, the researcher applied percentages. Students’ ability in replicating shapes is measured based on five aspects; 1) ability in replicating the determined shape, 2) tidiness, 3) speed, 4) creation, and 5) accomplishing task without teacher’s help. At the first cycle, 27.77% were able to replicate the determined pattern. In the same way, 34.72% students were able to perform the task tidily. Regarding to speed aspect, 27.77% managed to finish the task fast. 38.88% students showed creativity in replicating various shapes, and 29.16% managed to accomplish the task independently. In brief, the percentage of success at Cycle 1 reached 63,31%, which means, the students were developed as expected. Furthermore, at Cycle 2, students experienced progress in each aspect. 44.44% students were able to reproduce shape which had been determined. 43% students managed to show the aspect of tidiness in replication. 37.49% managed to do the task fast. 37.49% students affirmed creativity in creating various shapes, and 37.49% were able to replicate the shapes without help from the teacher. Concisely, in Cycle 2, students’ ability in replicating shapes increased and reached 81%. It can be said that the students were developed very well in terms of replicating shapes.In conclusion, gradation learning strategy is effective for improving students’ ability in replicating shapes. Therefore, it is suggested for teachers to use this strategy later on.
THE RELATIONSHIP OF PLAY ACTIVITIES IN COGNITIVE DEVELOPMENT OF CHILDREN AGE 1 - 2 YEARS OLD Hanita Hanita
Early Childhood Education and Development Journal Vol 2, No 2 (2020): Early Childhood Education and Development Journal
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.102 KB) | DOI: 10.20961/ecedj.v2i2.43951

Abstract

Parents, schools and government should pay great attention to early childhood education and knowledge. Early childhood is nurtured and stimulated according to the wishes and abilities of each child with the hope that they can grow accordingly and develop as they should. Play is every child's right. Playing is a land for children to express all forms of behavior that are fun and without coercion. Play has a role to support children's growth and development, especially in the development of cognitive aspects. This study identifies the role of play activities on knowledge of children aged 1-2 years. Quantitative research and using a simple paradigm of the relationship of two variables. The data analysis technique used in this study was the parametric correlation analysis perarson product moment. The results of the study The value of sig (0.003) <a  then H0 is rejected. So that there is a correlation between the role of play activities and the cognitive development of children 1-2 years. The correlation coefficient value shows the effect of the role of playing activities on cognitive development of children 1-2 years of 0.598 or 59.8%. So that the correlation is 40.2%, maybe there is a relationship with other elements.