p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Budaya Etnika
nia Dewi Mayakania
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Seni Burok Cirebon: Simbol dan makna Muthia Aliya Maulana; Dede Suryamah; nia Dewi Mayakania
Jurnal Budaya Etnika Vol 5, No 2 (2021): Pandemi Covid-19 & Pengetahuan Dukun: Ritual, Seni, Konsumerisme
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v5i2.1763

Abstract

ABSTRAK Seni Burok merupakan seni tradisi berkembang di daerah Kabupaten Cirebon. Menurut penuturan masyarakat desa Kalimaro, seni Burok merupakan salah satu warisan budaya yang menajadi ciri khas desa dan memiliki nilai penting bagi masyarakat desa Kalimaro. Dewasa ini, seni Burok telah mengalami perkembangan sesuai dengan kemajuan zaman sehingga membuat fungsi seni bergeser. Tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi simbol seni Burok karena masyarakat masih mampu menangkap makna yang disajikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan simbol dan makna pada Burok dalam pertunjukan Seni Burok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik penelitian melalui studi lapangan, wawancara langsung dengan informan, dan studi pustaka. Adapun teori yang digunakan untuk mengkaji makna dari simbol Burok adalah teori interpretivisme simbolik Clifford Geertz. Temuan dari hasil penelitian ini yaitu, mengungkapkan makna dan simbol Burok pada pertunjukan seni Burok yang memiliki pengaruh terhadap kehidupan masyarakat desa Kalimaro.Kata kunci: Burok, Makna, Simbol, Arak-arakanABSTRACT Burok art is a traditional art developed in Cirebon Regency. According to the narrative of the people of Kalimaro village, the art of Burok is one of the cultural heritages that has become the hallmark of the village and has important value for the people of Kalimaro village. Nowadays, Burok art has developed according to the times so that the function of art has shifted. However, this did not affect the senior Burok symbol because the community was still able to grasp the meaning presented. The purpose of this research is to explain the symbols and meaning of Burok in the art performance Burok. The research method used is a qualitative method with research techniques through field studies, direct interviews with informants, and literature study. The theory used to study the meaning of the Burok symbol is Clifford Geertz's theory of symbolic interpretivism. The findings of this study are to reveal the meaning and symbol of Burok in the Burok art performance which has an influence on the life of the people of Kalimaro Village.Keywords: Burok, Meaning, Symbol, Arak-arakan
KIPRAH NANANG SUHARA DI DUNIA WAYANG GOLEK Gibran Ajib Jabbaril; Nia Dewi Mayakania; Tardi Ruswandi
Jurnal Budaya Etnika Vol 3, No 2 (2019): Artefak Budaya Arkais dan Kontemporer : dari Ulos Hingga Seni Digital
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/be.v3i2.1121

Abstract

ABSTRAKSkripsi ini adalah hasil penelitian tentang Kiprah Nanang Suhara Di Dunia Wayang Golek. Nanang Suhara berkiprah di Kampung Kreatif Dago Pojok, Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Bandung. Adapun penelitian ini melibatkan sejumlah narasumber khususnya narasumber utama yaitu Nanang Suhara dan beberapa narasumber sekunder yakni Rahmat Jabaril, Sutina, Mang Udin, dan Ika Ismurdyahwati. Masalah inti yang diangkat dilatarbelakangi oleh keberhasilan Nanang Suhara di dalam menata, memberdayakan potensi masyarakat yang ada di Dago Pojok, dan mengembangkan potensi Kampung Kreatif Dago Pojok sebagai salah satu aset wisata di kota Bandung. Pertanyaan penelitian yang dikemukakan adalah (1) Bagaimana Kiprah Nanang Suhara di Kampung Kreatif Dago Pojok?.Untuk menjawab dua pertanyaan tersebut, penulisan akan dianalisis dengan menggunakan teori motivasi atau kebutuhan dasar dari Abraham Maslow dengan metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif dan pendekatan fenomenologis. Adapun pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Proses analisis data dilakukan melalui reduksi data, display data, dan konklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nanang Suhara berperan aktif di dalam membangun, menata, dan mengembangkan Kampung Kreatif Dago Pojok. Melalui kiprahnya di Kampung Kreatif di Dago Pojok, kampung ini semakin hari semakin berkembang dan banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Faktor pendorong di dalam upaya ini berupa faktor-faktor yang muncul dari dalam (bersifat intern) dan dari luar (bersifat ekstern). Faktor-faktor ini pada dasarnya menjadi stimulus terhadap perkembangan Kampung Kreatif di Dago Pojok. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada pihak terkait agar Kampung Kreatif di Dago Pojok ini mendapat perhatian yang serius untuk keberlangsungannya di masa yang akan datang.Kata Kunci: Kiprah, Wayang Golek, Kampung Kreatif Dago Pojok.ABSTRACTThis thesis is the result of the research Nanang Suhara in the Wayang Golek world. Nanang Suhara is aactive in Dago Pojok Creative Village, Dago village, Coblong District, Bandung. The main resourche persons are Nanang Suhara and several secondary sources is Rahmat Jabaril, Sutina, Mang Udin, and Ika Ismurdyahwati. The core problem raised was motivated by the success of Nanang Suhara in managing, empowering the potential of the people in Dago Pojok, and developing the potential of Kampung Kreatif Dago Pojok as one of the tourism assets in Bandung city. The research questions raised are (1) How is the Way of Nanang Suhara in Wayang Golek? To answer these two questions, the writing will be analyzed by using the theory of motivation or basic needs from Abraham Maslow with research methods namely qualitative descriptive and phenomenological approaches. The data collection is done through observation, interviews, and document analysis. The process of data analysis is done through data reduction, data display, and conclusion. The results showed that Nanang Suhara are active role in developing, managing and developing Kampung Kreatif Dago Pojok. Through his work in Kampung Kreatif Dago Pojok, this place is increasingly growing and visited by many domestic and foreign tourists. The driving factors in this effort are arise from within internal and external. These factors basically become a stimulus for the development of Kampung Kreatif in Dago Pojok. Based on the results of the study was suggested to related parties that the Kampung Kreatif Dago Pojok should get serious attention for sustainability in the future.Keywords: Gait, Wayang Golek, Dago Corner Creative Village.