p-Index From 2019 - 2024
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Budaya Etnika
Dede Suryamah
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Seni Burok Cirebon: Simbol dan makna Muthia Aliya Maulana; Dede Suryamah; nia Dewi Mayakania
Jurnal Budaya Etnika Vol 5, No 2 (2021): Pandemi Covid-19 & Pengetahuan Dukun: Ritual, Seni, Konsumerisme
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v5i2.1763

Abstract

ABSTRAK Seni Burok merupakan seni tradisi berkembang di daerah Kabupaten Cirebon. Menurut penuturan masyarakat desa Kalimaro, seni Burok merupakan salah satu warisan budaya yang menajadi ciri khas desa dan memiliki nilai penting bagi masyarakat desa Kalimaro. Dewasa ini, seni Burok telah mengalami perkembangan sesuai dengan kemajuan zaman sehingga membuat fungsi seni bergeser. Tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi simbol seni Burok karena masyarakat masih mampu menangkap makna yang disajikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan simbol dan makna pada Burok dalam pertunjukan Seni Burok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik penelitian melalui studi lapangan, wawancara langsung dengan informan, dan studi pustaka. Adapun teori yang digunakan untuk mengkaji makna dari simbol Burok adalah teori interpretivisme simbolik Clifford Geertz. Temuan dari hasil penelitian ini yaitu, mengungkapkan makna dan simbol Burok pada pertunjukan seni Burok yang memiliki pengaruh terhadap kehidupan masyarakat desa Kalimaro.Kata kunci: Burok, Makna, Simbol, Arak-arakanABSTRACT Burok art is a traditional art developed in Cirebon Regency. According to the narrative of the people of Kalimaro village, the art of Burok is one of the cultural heritages that has become the hallmark of the village and has important value for the people of Kalimaro village. Nowadays, Burok art has developed according to the times so that the function of art has shifted. However, this did not affect the senior Burok symbol because the community was still able to grasp the meaning presented. The purpose of this research is to explain the symbols and meaning of Burok in the art performance Burok. The research method used is a qualitative method with research techniques through field studies, direct interviews with informants, and literature study. The theory used to study the meaning of the Burok symbol is Clifford Geertz's theory of symbolic interpretivism. The findings of this study are to reveal the meaning and symbol of Burok in the Burok art performance which has an influence on the life of the people of Kalimaro Village.Keywords: Burok, Meaning, Symbol, Arak-arakan
GENDER DALAM KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDU INDRAMAYU Hanny Cahyaningrum; Deni Hermawan; Dede Suryamah
Jurnal Budaya Etnika Vol 4, No 1 (2020): Fungsi, Gender, dan Pergeseran Nilai-nilai dalam Tradisi
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/be.v4i1.1563

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan gender dalam komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu. Masyarakat komunitas tersebut begitu menjunjung tinggi kaum perempuan, sehingga peran perempuan yang pada umumnya mempunyai peran domestik dalam rumah tangga. Seperti memasak, menjaga kerapihan dan kebersihan rumah tangga dilakukan oleh kaum laki-laki (suami). Hal ini berkaitan dengan ajaran yang mereka anut, yaitu Alam ngaji rasa. Dimana inti dari ajarannya bahwa hidup harus mendekat dengan alam. Alam adalah Rahim dari bumi yang telah memberikan kehidupan bagi semua makhluk yang tinggal di bumi dan perempuan adalah mahluk yang memiliki organ Rahim, yang mampu melahirkan keturunan, memperikan sumber hidup manusia pertama kali. Dalam penelitian ini penulis menggunakan kajian gender teori nature dan nurture dengan metode kualitatif.Kata kunci: Gender, Komunitas, Alam Ngaji Rasa. ABSTRACT The purpose of this research is to explain gender in the Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu. The community is so upholding women, so the role of women who generally have a domestic role in the hosehold. Like cooking, maintaining neatness and household hygiene is done by men (husband). This is related to the teaching they profess, namely the Alam ngaji rasa. Where is the core of this teaching that life must be close to nature. Nature is the womb of the earth that has given life to all living things on earth and women are creatures that have the organs of rahim, capeble of giving birth tooffspring, the first source of human life. In this study the authors use the study of gender theory of nature and the nurture with qualitative methods. Keywords: Gender, Community, Alam ngaji rasa.
AKULTURASI DAN PERUBAHAN BUDAYA RITUAL MISALIN DI CIMARAGAS, CIAMIS Sarah N Fadhilla; Nia D Mayakania; Dede Suryamah
Jurnal Budaya Etnika Vol 3, No 1 (2019): Etnografi Ritual Masyarakat Sunda: Fungsi Sosial, Liminalitas, Akulturasi
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/be.v3i1.1128

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini tentang akulturasi dan perubahan kebudayaan ritual misalin di Cimaragas, Ciamis. Informasi bersumber pada sejumlah informan seperti juru kunci, panitia pelaksana, budayawan Ciamis, sejarawan Ciamis dan masyarakat. Indikator menunjukkan akulturasi dan perubahan budaya akibat percampuran beberapa unsur kebudayaan. Pertanyaan penelitian pada budaya apa saja yang berakulturasi dan apa saja bentuk perubahan budaya dalam ritual misalin. Beberapa teori yang dirujuk di antaranya teori akulturasi dan perubahan kebudayaan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Adapun pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, studi lapangan dan wawancara terstruktur. Proses analisa data dilakukan melalui reduksi data dan konklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual misalin merupakan ritual bernuansa Islam yang tanpa disadari di dalamnya terdapat berbagai pengaruh unsur kebudayaan di luar Islam. Pengaruh-pengaruh tersebut kemudian berakulturasi sehingga membentuk satu kesatuan yang nyaris tidak dapat dipisahkan dalam ritual misalin. Selain itu, dalam ritual ini perubahan budaya terjadi pada beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut kemudian membentuk proses ritual misalin yang terlihat di masa kini. Adanya upaya pemerintah dalam melegalkan kegiatan secara administratif dan pembinaan kebijakan dan pendanaan serta dukungan dari masyarakat merupakan faktor pendorong yang berperan penting dalam pelestarian Misalin. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar tetap mendukung dan menjaga Ritual Misalin sebagai salah satu aset budaya yang dibanggakan secara kontinyu dan berkesinambungan. Kata Kunci: Ritual Misalin, Akulturasi, Perubahan Budaya.  ABSTRACTS This research is about the acculturation and cultural changes of misalin rituals in Cimaragas, Ciamis. The information was sourced from a number of informants such as caretakers, executive committees, Ciamis cultural experts, Ciamis historians and the society of Ciamis. The indicator shows that the acculturation and cultural changes due to mixing of several cultural elements. Questions of research on what cultures acculturate and what forms of cultural change in misalin rituals. Several theories are referred to the theory of evolution and cultural changes. The method that been used is descriptive qualitative method. Collecting data were done through literature studies, field studies and structured interviews. The data analysis process were done through data reduction and conclusions. The results showed that the misalin rituals is an Islamic nuance ritual without being realized that there are various influences of cultural elements outside of Islam. These influences were acculturating to form a unity that can hardly be separated in misalin rituals. In addition, in this ritual cultural changes occur in several aspects. The government efforts to legalize administrative activities and foster policy and funding as well as community support were the driving factors that play an important role in the preservation of Misalin. Based on the results of the study, it is suggested that it continues to support and maintain the Misalin Ritual as one of the cultural assets to be proud of continuously in the future. Keywords: Misalin Ritual, Acculturation, The Change Of Culture
PEWARISAN BUDAYA DALAM KESENIAN BRINGBRUNG DI KELURAHAN LEDENG, KECAMATAN CIDADAP HILIR, KOTA BANDUNG Ricky Nugraha Oktovan; Dede Suryamah; Sriati Dwiatmini
Jurnal Budaya Etnika Vol 4, No 2 (2020): Tradisi Otentik, Modifikasi Tradisi, Komodifikasi (Agenda Setting Artefak Digita
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/be.v4i2.1566

Abstract

ABSTRAK Skripsi ini adalah hasil penelitian Antropologi budaya mengenai pewarisan budaya dalam kesenian, yaitu kesenian Bringbrung di Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap Hilir, Kota Bandung. Penelitian berjudul “Pewarisan Budaya dalam kesenian Bringbrung di Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap Hilir, Kota Bandung”, pembahasannya menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitik. Teori yang digunakan adalah teori sosial dan budaya yang mengungkap pewarisan budaya secara sosialisasi, enkulturasi dan internaslisasi. Penelitian ini, bertujuan untuk menjelaskan sistem sosial dalam pewarisan budaya kesenian Bringbrung di Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Hilir, Kota Bandung. Hasil penelitian ini adalah mengungkap tentang: 1) Proses pewarisan dalam Kesenian Bringbrung dilakukan secara Sosialisasi, Enkulturasi dan Internalisasi; 2) Media pewarisan meliputi praktek menabuh terebang, menyayikan lagu-lagu, menari dan pengelolaan keorganisasian; 3) Faktor pendukung dalam pewarisan adalah masyarakat, orang-tua, pemerintah, media sosial, seniman dan sanggar seni Bringbrung; sedangkan faktor penghambat meliputi keterbatasan mengenal budaya leluhur, profit seni Bringbrung tidak menjamin kehidupan, dan derasnya globalisasi yang memarjinalkan seni tradisional. Pewarisan budaya yang dilakukan oleh seniman Bringbrung kepada generasi-generasi penerus bertujuan agar kesenian Bringbrung dapat dilestarikan keberadaannya.Kata Kunci: Bringbrung, Pewarisan Budaya, Kelurahan Ledeng ABSTRACT This thesis is the result of cultural anthropology research on cultural inheritance in art, namely Bringbrung art in Ledeng sub-district, Cidadap Hilir, Bandung.The research with the title 'Cultural Heritage in Bringbrung art in Ledeng sub-district of Cidadap Hilir, Bandung', discussion uses a qualitative approach with descriptive analytic methods. The theory that is used in this research is a social and cultural theory that reveals cultural inheritance through socialization, enculturation, and internalization. This study aims to explain the social system in the cultural inheritance of Bringbrung art in Ledeng sub-district, Cidadap Hilir, Bandung. The results of this study are revealing about: 1) The process of inheritance in Bringbrung Art is carried out in socialization, enculturation and internalization; 2) Media of inheritance includes the practice of beating beats, singing songs, dancing and organizational management; 3) The supporting factors in inheritance are the community, parents, government, social media, artists and Bringbrung art studios: while inhibiting factors include limitations on knowing the ancestral culture, Bringbrung's art profit does not guarantee life, the rapid globalization that marginalizes traditional art. The cultural heritage carried out by Bringbrung artists to future generations aims to preserve the existence of Bringbrung art.Keywords: Bringbrung, Cultural Heritage, Ledeng Village