Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pemanfaatan Vertical Garden Sebagai Alternatif Solusi Ketersediaan Pangan Masyarakat Zulpi Miftahudin; Randy Fadillah Gustaman; Dede Wahyu Firdaus; Setio Galih Marlyono
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2021): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.248 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v4i1.1085

Abstract

Universitas Siliwangi sebagai institusi Pendidikan memiliki kewajiban pengabdian terhadap masyarakat sebagaimana tercantum dalam Tri Dharma Universitas. Bentuk pengabdian yang akan diajukan adalah mengedukasi masyarakat akan Ketahanan Pangan, dalam hal ini secara spesifiknya adalah dengan membangun Vertical Garden sebagai solusi alternative pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat perkotaan dalam era New Normal Covid-19. Lokasi pengabdian adalah di Kelurahan Setiamulya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Bentuk kegiatan pengabdian ini adalah berbasis kemitraan dengan menggunakan kaji tindak (action research) dengan menggunakan pendekatan andragogy yaitu Pendidikan orang dewasa dengan jenis pelatihan berupa workshop. Metode utama yang digunakan dalam pelatihan adalah demontrasi, simulasi, dan praktek pemasangan vertical garden. Siklus pengabdiannya terdiri dari dua siklus, siklus pertama yaitu (1) Orientasi pelatihan, (2) Pemaparan materi terkait vertical garden, (3) Workshop pembuatan vertical garden, (4) Refleksi ketercapaian target pelatihan siklus pertama. Sedangkan siklus kedua terdiri dari (1) Penyampaian refleksi siklus pertama, (2) Workshop perbaikan dan penyempurnaan vertical garden, (3) Refleksi ketercapaian target pelatihan siklus kedua. Khalayak sasaran dari pengabdian ini adalah masyarakat di Kelurahan Setiamulya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya yang dipilih secara random sampling sebanyak 5 rumah (menyesuaikan dengan biaya pengabdian). Target luaran dan dampak yang ingin dicapai oleh pengabdian ini adalah terbinanya masyarakat yang mengerti dan dapat memanfaatkan vertical garden untuk kebutuhan pangan sehari-hari ditengah pandemic covid-19 ini. Kata kunci : Vertical Garden, Ketersediaan Pangan, Masyarakat
Training of Health Protocol Agents at SMK Ma'arif NU Banjarsari to Prepare Face-To-Face Learning in the New Normal Era Dede Wahyu Firdaus; Laely Armiyati; Ilham Rohman Ramadhan; Miftahul Habib Fachrurozi
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.402 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i1.1715

Abstract

In 2021, the Ministry of Education and Culture had allowed face-to-face learning (PTM) in schools with various terms and conditions, including the zone and level of PPKM (Enforcement of Community Activity Restrictions) in the area. Some parents very well welcome this policy, but others are still hesitant to allow their children to join PTM. Observing this, school readiness in maintaining the implementation of the Health Protocol is the primary key to success in the new normal era. One of the efforts is to establish a health protocol agency consisting of teachers and student representatives. Health protocol agents are tasked with ensuring the implementation of health protocols in schools from the arrival to the return of all school residents.
BELAJAR SEJARAH DI MUSEUM: OPTIMALISASI LAYANAN EDUKASI BERBASIS PENDEKATAN PARTISIPATORI Laely Armiyati; Dede Wahyu Firdaus
Jurnal Artefak Vol 7, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.14 KB) | DOI: 10.25157/ja.v7i2.3472

Abstract

Museum berperan penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran sejarah. Oleh karena itu, peningkatan layanan museum sebagai tempat edukasi harus terus dilakukan salah satunya dengan mengimplementasikan pendekatan partisipatori. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana implementasi layanan edukasi di museum dengan pendekatan partisipatori. Penelitian menggunakan metode studi kasus pada museum di bawah otoritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan museum di bawah otoritas Pemerintah Daerah di wilayah DKI Jakarta. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Wawancara dilakukan pada pengelola museum dan pengunjung, observasi dilakukan dengan melakukan kunjungan langsung, dan terakhir melalui analisis dokumen berupa arsip data pengunjung. Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua museum telah melakukan layanan edukasi dengan memberikan pelabelan pada koleksi, memberikan layanan kepemanduan, membuat situs daring berisi informasi koleksi tentang museum, mengadakan pameran dan festival. Implementasi layanan edukasi berbasis pendekatan partisipatori di museum dilakukan dengan dua cara yaitu mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada peran aktif pengunjung dan berkolaborasi dengan komunitas masyarakat untuk mengadakan kegiatan di museum.Museums play an important role in improving the quality of learning history. Therefore, improving museum services as a place of education must be done, one of which is by implementing a participatory approach. This study examines how the implementation of educational services in museums with a participatory approach. The research uses the case study method in the museum under the authority of the Ministry of Education and museum under the authority of the Regional Government in the DKI Jakarta area. Data were collected by interview, observation, and document analysis techniques. Interviews were conducted at museum managers and visitors, observations were carried out by direct visits, and document analysis was carried out at visitor data archives. This research shows that both museums have provided educational services by labeling collections, providing guiding services, creating online sites containing collection information about museums, holding exhibitions and festivals. The implementation of educational services based on participatory approaches in museums is done in two ways, namely holding activities that lead to the active role of visitors and collaborating with the community to hold activities in the museum.
PEMANFAATAN SITUS ASTANA GEDE SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENGEMBANGKAN KESADARAN SEJARAH LOKAL MAHASISWA Dede Wahyu Firdaus
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.234 KB)

Abstract

Penelitian ini berangkat dari semakin menurunnya tingkat kesadaran sejarah lokal dikalangan generasi muda, khususnya pada mahasiswa. Memudarnya pemahaman mengenai kesadaran sejarah lokal akan dibarengi dengan hilangnya jati diri dan identitas serta nilai-nilai budaya lokal yang ada, salah satunya keberadaan situs sejarah yang lebih sering digunakan untuk kepentingan rekreasi daripada kepentingan edukasi. Pertanyaan penelitian ini adalah (1) Bagaimana desain perencanaan pembelajaran dengan menggunakan situs Astana Gede sebagai sumber belajar (2) Mengapa situs Astana Gede digunakan sebagai sumber belajar (3) Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan situs Astana Gede sebagai sumber belajar (4) Bagaimana hasil yang muncul pada mahasiswa dalam pembelajaran dengan menggunakan situs Astana Gede sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah lokal. Penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Galuh, dengan subjek penelitian mahasiswa tingkat II semester IV yang terdiri dari kelas II A dan II B. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui dokumen, wawancara, catatan lapangan, dan observasi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa; (1) Dosen perlu menyesuaikan antara silabus perkuliahan dengan Rencana Perkuliahan Semeter (RPS) dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP); (2) Dengan penggunaan pembelajaran sejarah yang bersifat lokal ini dapat dijadikan sebagai suatu metode mengajar yang menarik; (3) Proses pembelajaran dengan menggunakan situs Astana Gede sebagai sumber belajar telah memberikan pengalaman yang baru bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat memahami dan memaknai situs sejarah dengan efektif; (4) Hasil yang muncul dalam pembelajaran dengan menggunakan situs Astana Gede sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah lokal adalah adanya sikap dan perilaku mahasiswa yang peduli terhadap warisan sejarah dan budaya lokal leluhurnya.
Hubungan Bank Dunia Dengan Kegagalan Ekonomi Di Indonesia Pada Masa Orde Baru Dede Wahyu Firdaus; Thomas Megantara
Jurnal Artefak Vol 9, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.726 KB) | DOI: 10.25157/ja.v9i2.8961

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana hubungan kerjasama antara Bank Dunia dengan Indonesia dan mengambil latar belakang mengenai adanya permasalahan ekonomi di Indonesia pada masa pemerintahan Soeharto atau yang sering kita kenal sebagai era Orde Baru. Korupsi, kesenjangan kesejahteraan di masyarakat, pembangunan yang tidak merata, serta inflasi di tahun 1997 merupakan beberapa masalah yang terjadi pada sektor ekonomi di Indonesia. Pada saat kondisi ekonomi Indonesia terpuruk sepeninggal pemerintahan Soekarno, Indonesia kemudian menjalin kerjasama dengan Bank Dunia melalui bantuan dana dengan syarat harus mengikuti Structural Adjustment Programs (SAPs). Tujuan dari SAPs adalah supaya Indonesia menjadi negara yang terbuka terhadap penanaman modal dari investor asing sehingga perekonomian Indonesia dapat stabil. Penelitian ini akan berpedoman pada metode sejarah dengan teknik pengumpulan data berupa studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah ketika Indonesia mengalami krisis moneter, ada hubungannya dengan pemberian dana bantuan dan program SAPs dari Bank Dunia, karena dengan adanya dana bantuan tersebut Indonesia menjadi terjerat utang yang tinggi dan lagi dana bantuan tersebut banyak dikorupsi. Selain itu, program SAPs menjadikan Indonesia  terbuka dengan investor asing yang membuat sektor-sektor penting dikuasai oleh perusahaan asing dan ketika terjadi krisis para investor tersebut pergi meninggalkan Indonesia.
Pemikiran Deliar Noer Mengenai Gerakan Islam Modern Indonesia 1900-1942 Irpan Iskandar; Dede Wahyu Firdaus
Jazirah: Jurnal Peradaban dan Kebudayaan Vol 1 No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam Riyadul 'Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51190/jazirah.v1i1.2

Abstract

Deliar Noer adalah seorang ilmuwan bidang politik dan sejarah Islam di Indonesia abad ke-20. Pemikiranya mengenai gerakan modern Islam Indonesia 1900-1942 telah memberikan sumbangsih keilmuan dan menjadi rujukan studi Islam di Indonesia Penulisan artikel ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran seorang Deliar Noer dalam bukunya yang berjudul “Gerakan Islam Modern Indonesia 1900-1942”. Metode yang digunakan dalam artikel ini yaitu menggunakan metode penelitian literature review. Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) awal gerakan Islam modern muncul dari pengaruh para ulama yang belajar ke Timur Tengah, hingga pemikiran-pemikiran Islam modern ini menyebar ke berbagai daerah di Hindia Belanda dengan metode keorganisasian, pendidikan, dan pers. (2) Gerakan Islam modern di Indonesia dapat dibedakan atas gerakan sosial pendidikan, politik, dan ekonomi. (3) perkembangan gerakan Islam modern mengalami dinamika dan reaksi yang muncul baik dari pemerintah kolonial Belanda, kalangan Islam tradisional, maupun kalangan kebangsaan dan nasionalis.
Pelatihan Pengembangan Pariwisata di Desa Kawasen untuk Mewujudkan Desa Wisata Berbasis Eco-Tourism Miftahul Habib Fachrurozi; Dede Wahyu Firdaus; Laely Armiyati; Ilham Rohman Ramadhan
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 14, No 4 (2023): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v14i4.13832

Abstract

Sektor pariwisata berkontribusi besar dalam menggerakkan roda perekonomian di wilayah pedesaan sekaligus mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa. Selain itu, sektor pariwisata perlu dikelola secara optimal dalam rangka pemulihan ekonomi pasca Covid-19, termasuk di wilayah pedesaan. Desa Kawasen merupakan salah satu desa yang memiliki potensi alam untuk dijadikan sebagai destinasi wisata berbasis eco-tourism. Oleh karena itu, masyarakat desa harus memiliki kemampuan dalam mengelola potensi dan daya tarik wisata alam di wilayah tersebut. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, maka diperlukan identifikasi potensi, pelatihan pengelolaan dan pendampingan pengembangan bagi pemerintah desa, Pokdarwis, serta masyarakat umum dalam hal pariwisata. Kegiatan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan kapasitas pemerintah desa serta Pokdarwis maupun masyarakat desa dalam mengelola dan mengembangkan destinasi wisata alam di Desa Kawasen menuju desa wisata berbasis eco-tourism.