Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati; Jaka Iman; Hanapi Ali
Reaktor : Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir Vol 13, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK) RSG-GAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.424 KB) | DOI: 10.17146/bprn.2016.13.1.3881

Abstract

EVALUASI  FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89.  Pengukuran fluks neutron thermal dan epithermal di fasilitas iradiasi sistem rabbit dipandang perlu dilakukan kembali sebagai  evaluasi. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan aktivasi keping Au terbuka, dan keping Au yang terbungkus Cd. Keping diiradiasi pada posisi RS-1, RS-2 dan RS-4 selama 300 detik dalam reaktor berdaya 15MW. Hasil pengukuran fluks neutron thermal di posisi RS-1 adalah sebesar 4,4689E+13 n/cm2.s dan epithermal 4,014E+12 n/cm2.s. Untuk posisi RS-2 adalah 4,0631E+13 n/cm2.s untuk thermal dan 4,280E+12 n/cm2.s untuk epithermal. Posisi RS-4 adalah 4,2152E+13 n/cm2.s untuk thermal dan 3,531E+12 n/cm2.s  untuk epithermal. Koreksi pengukuran dilakukan dengan menggabungkan faktor penyumbang kesalahan. Nilai  ketidakpastian      pada   posisi RS-1 adalah 5,068 %,    RS-2;  5,096 % dan RS-4 adalah 5,093 %. Bila dibandingkan dengan hasil pengukuran fluks neutron sebelumnya yaitu pada teras ke 54, hasil pengukuran fluks neutron ini tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Pengukuran secara rutin diperlukan teristimewa pada setiap adanya perubahan pada konfigurasi bahan bakar reaktor untuk mengetahui besaran fluks neutron pada setiap posisi iradiasi. Kata kunci: fluks neutron thermal, epithermal, sistem rabbit  ABSTRACTEVALUATION OF THERMAL AND  EPITHERMAL NEUTRON FLUX  IN THE RABBIT SYSTEM  OF THE RSG GAS 89TH CYCLE FACILITY. Re-measurements of thermal and epithermal neutron flux at the irradiation facility of  rabbit system is necessary  for evaluation. The method used is to perform the activation of Au foil, and Au-wrapped Cd. The foils were irradiated at position RS-1, RS-2 and RS-4 for 300 seconds in a 15MW power  reactors. The results of measurements of thermal neutron flux in the position of RS-1 is 4,4689E + 13 n / cm2.s and epithermal is  4,014E + 12 n / cm2.s. While in the position of RS-2 is 4,0631E + 13 n / cm2.s for thermal and 4,280E + 12 n / cm2.s to epithermal. The position of the RS-4 is 4,2152E + 13 n / cm2.s for thermal and 3,531E+12 n/cm2.s  for epithermal. Measurement correction is done by combining the factor of contributor’s mistake. The uncertainty factor to the position of RS-1 is 5.068%, RS-2; 5.096% and RS-4 is 5.093%. When compared to the results of previous measurements of neutron flux on core 54, the results of neutron flux measurement is not experiencing a significant difference. Measurements are routinely required especially on any changes to the configuration of the reactor fuel to determine the amount of neutron flux at the position. Keywords: thermal and epithermal neutron flux, rabbit system 
PENENTUAN WAKTU TEMPUH KAPSUL HYDRAULIC RABBIT SYSTEM JALUR 2 (JBB 02) DI REAKTOR RSG-GAS Sutrisno Sutrisno; Sunarko Sunarko; Elisabeth Ratnawati
Reaktor : Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir Vol 11, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK) RSG-GAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/bprn.2014.11.1.1331

Abstract

Fasilitas iradiasi Rabbit System merupakan fasilitas iradiasi yang digunakan untuk penelitian aktivasi neutron1). Ada dua jenis Rabbit System, yaitu 4 buah hydraulic rabbit system (JBB01-JBB04) dengan media pengiriman berupa air bebas mineral dan Rabbit System Pneumatik (JBB 05). Waktu tempuh pengiriman dan pemulangan kapsul pada fasilitas hydraulic rabbit system tergantung dengan besaran laju alir yang terpantau pada instrumen pengukuran aliran. pada saat ini waktu tempuh pengiriman kapsul dari isotope cell ke posisi iradiasi telah ditetapkan oleh bagian keteknikan sebesar 46 detik ternyata tidak memenuhi kebutuhan operasional rabbit system, Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui waktu tempuh kapsul pada fasilitas hydraulic rabbit RS 2, untuk mengetahui waktu tempuh tersebut perlu dilakukan pengamatan laju alir yang variatif dengan membuka katup (JBB02 AA007), sehingga waktu pengiriman maupun pemulangan kapsul pada fasilitas hydraulic rabbit system dapat diketahui. Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil waktu tempuh pengiriman kapsul polyethylene (PE) dari isotope cell ke posisi iradiasi sesuai persamaan grafik Y=57,67 e-0,139.x, untuk kapsul Aluminium (Al) sesuai persamaan grafik Y= 68,178 e-0,189.x, sedangkan waktu tempuh pemulangan kapsul poly ethelene (PE) dari posisi iradiasi ke isotope cell sesuai persamaan grafik Y=56,459 e-13.x, untuk kapsul Al sesuai persamaan grafik Y= 65,51 e-183.x , sehingga hasil ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan waktu tempuh yang diinginkan oleh operator.ABSTRACT DETERMINATION OF TRAVEL TIME CAPSULES HYDRAULIC RABBIT SYSTEM CHANNEL 2     (JBB 02) AT THE G.A.SIWABESSY REACTOR. Rabbit System is an irradiation facilities used for research on neutron activation. There are two types of Rabbit Systems including 4 pieces Rabbit Hydraulic Systems (JBB01 - JBB04) and Rabbit Pneumatic Systems (JBB 05). Irradiation facility of hydraulic rabbit system is irradiation facility with media delivery in the form of capsules. Travel time delivery and the return capsule in hydraulic rabbit system facility depends on the magnitude of the observed flow rate on flow measurement instruments for water circulation. To determine the travel time should be observed flow rates varied by opening the valve (JBB02 AA007), so the delivery time and the return capsule in the rabbit facility hydraulic system can be known. Observations made from the results obtained travel time capsule delivery poly ethylene ( PE ) of the isotope cell to irradiation position appropriate to the graph Y=57,67 e-0,139.x, for capsules Aluminum ( Al ) appropriate graph Y= 68,178 e-0,189.x, while the travel time of the return capsule poly ethylene ( PE ) from the irradiation position to the isotope cell appropriate graph Y=56,459 e-13.x, for capsules Al appropriate graph Y= 65,51 e-183.x this result can be used as a reference for determining the travel time desired by the operator .
ANALISIS UNSUR PENGOTOR DI DALAM AIR PENDINGIN PRIMER REAKTOR RSG-GAS Elisabeth Ratnawati
Jurnal Forum Nuklir JFN VOL 12 NO 2 November 2018
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.152 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2018.12.2.5034

Abstract

Air pendingin primer dialirkan untuk menjamin suhu di dalam teras reaktor dan reflektor sesuai dengan batas operasi yang diijinkan. Kualitas air pendingin primer reaktor selalu dijaga supaya selalu berada dalam kondisi yang dipersyaratkan. Pada saat kegiatan pemindahan bahan bakar untuk pembentukan Teras 96 terlihat secara visual adanya pengotor yang melayang disekitar bahan bakar, sehingga diputuskan untuk melakukan pengambilan pengotor tersebut dan dilakukan analisis unsur yang terkandung di dalamnya. Analisis pengotor air pendingin primer telah dilakukan secara kualitatif menggunakan alat pencacah Multi channel analyzer (MCA) Ortec A65-B32 Maestro-32 dengan detektor HPGe. Pengukuran aktivitas dilakukan menggunakan metode perbandingan dengan sumber standar yang sudah diketahui aktivitasnya dari Amersham.  Hasil analisis nuklida beserta aktivitasnya yang diperoleh sebagai berikut  51Cr  (982,43Bq),  124Sb (325,25Bq),  181Hf  (1941,01Bq),  95Zr (194,03 Bq),  58Co (207,96 Bq),  60Co (2646,77 Bq),  46Sc (1322,98  Bq), 59Fe (877,83 Bq), 65Zn (4865,53 Bq),  99Mo (71,26 Bq), 141Ce (47,06 Bq), dan 122Sb (475,24  Bq). Aktivitas tertinggi dimiliki oleh 65Zn (4865,53 Bq). Namun demikian hal ini tidak berdampak pada keselamatan operasi reaktor karena kinerja sistem penukar ion dan filter mekanik dalam sistem purifikasi terjaga dengan baik.  Unsur 181Hf dan 95Zr  terdeteksi dalam pengotor disekitar bahan bakar. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan teknik analisis yang memiliki tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.