Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Edukasi Tentang Pentingnya Kesadaran Mahasiswa Dalam Etika di Kehidupan Kampus Rahmia Rachman; Erlan Ardiansyah; Irzha Friskanov. S; Mohammad Saleh
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.94 KB) | DOI: 10.31949/jb.v3i1.1821

Abstract

Etika dan akhlak memiliki pengertian yang kurang lebih sama, namun dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan yaitu akhlak atau moralitas untuk penilaian terhadap tindakan yang dilakukan, sedangkan etika adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem nilai yang berlaku. Setiap masyarakat memiliki sistem nilai tersendiri, baik dari unit masyarakat terkecil yaitu keluarga, masyarakat dunia pendidikan/sekolah, maupun masyarakat luas yaitu masyarakat. Anggota masyarakat dituntut untuk dapat memahami dan menghayati sistem nilai yang berlaku. Begitu juga di lingkungan kampus, setiap civitas akademika diharapkan turut serta membangun sistem nilai di lingkungan kampus, baik dosen, karyawan maupun mahasiswa. Sebagai mahasiswa, etika tidak hanya menghormati guru, tetapi juga dalam etika akademik. Ada prinsip-prinsip dasar yang memandu kehidupan di kampus. Setiap perguruan tinggi memiliki kode etik yang tidak boleh dilanggar. Seseorang akan tercela sebagai civitas akademika jika dia melakukan hal ini. Permasalahan inilah yang melatarbelakangi penulis untuk membahasnya dalam pengabdian, Pertama, masih kurangnya pemahaman tentang kesadaran mahasiswa akan etika berbicara, membuat janji bertemu, berkirim pesan dan berperilaku dalam kehidupan kampus. Kedua, kurangnya sosialisasi kepada siswa dalam berperilaku sesuai dengan etika dan kesopanan.
Batasan Tanggungjawab Notaris Terhadap Akta Autentik Yang Dibuatnya Erlan Ardiansyah; Mohammad Saleh; Rahmia Rachman
Recital Review Vol. 4 No. 2 (2022): Volume 4 Nomor 2 Juli 2022
Publisher : Magister Kenotariatan, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/rr.v4i2.18867

Abstract

This research examine the legal consequences of a sale and purchase deed canceled by the court on buyers who have good faith. This research purpose to analyze and criticize the PPAT responsibilitie of the land deed whose deed was canceled by the court as well as legal protection for buyers with good intentions as a result of the sale and purchase. This research uses a normative juridical research method, which is carried out by examining legal materials, such as research on positive law. This research uses three legal approaches, namely the legal approach, the conceptual approach and the case approach. The legal materials used in this research are primary legal materials, secondary legal materials and tertiary materials. Analysis of legal materials is carried out by interpreting all laws and regulations. This research concludes that PPAT can be held accountable individually and legally. Legal responsibilities are in the form of civil and administrative responsibilities. PPAT civil liability can be held accountable for returning the status of ownership rights in administrative responsibility in accordance with the PPAT Code of Ethics may be imposed in the form of reprimands, warnings, temporary dismissals from members as contained in article 7 paragraph (1) of the Profession Code of Ethics PPAT Abstrak Kewenangan Notaris dalam membuat akta autentik sebanding dengan tanggungjawabnya, karena pertanggungjawaban tersebut terus melekat kepada notaris meskipun notaris tersebut sudah pensiun. Namun, adakalanya notaris khilaf dan membuat kesalahan dalam membuat akta autentik baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Apabila hal tersebut terjadi dan dikemudian hari ternyata karena perbuatan notaris tersebut menimbulkan kerugian kepada para pihak, apakah notaris wajib mempertanggungjawabkan hal tersebut? Sejauh mana batasan tanggung jawab notaris?. Penelitian ini menggunakan metode Yuridis Empiris. Hasil dari penelitian ini apabila Notaris membuat kesalahan dalam membuat akta autentik sehingga merugikan orang lain, sepanjang pihak yang dirugikan dapat membuktikan kesalahan itu akibat kelalaian maupun kesengajaan Notaris, maka Notaris dapat dimintakan pertanggungjawaban dari sudut pandang keperdataan yakni dengan membayar ganti rugi, selanjutnya pertanggung jawaban administrasi apabila Notaris tersebut terbukti melakukan maka dapat dikenakan sanksi berupa peringatan tertulis, pemberhentian sementara, pemberhentian dengan hormat dan pemberhentian dengan tidak hormat, sedangkan dari sudut pandang hukum pidana apabila Notaris terbukti sengaja atau disadari membuat atau bekerja sama dan menandatangani suatu akta palsu maka dikenakan pidana penyertaan pemalsuan akta.
THE PROBLEMS OF THE RIGHT TO CLEAN WATER FROM THE SALUKI RIVER FLOW FOR THE POST-DISASTER PASIGALA COMMUNITY Nursiah Moh Yunus; Rosdian Rosdian; Mohammad Saleh
Cepalo Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25041/cepalo.v6no2.2698

Abstract

As one of the natural elements needed by humans and other living things, the availability of clean water is essential for the community, especially after the earthquake, tsunami, and liquefaction disasters which hit Palu City Sigi Regency and Donggala Regency (PASIGALA). As time gues on significantly it, it has almost entered its third year after the disaster; this vital issue has developed because the water condition suitable for community consumption, which was previously felt to be abundant and could be used together, is now starting to be limited. Thousands of people only rely on tank cars. Recently, there has been a wise thought that water as common property can be positioned as a vital part of  human right. Therefore, the state should fulfill it as the implementation of control of resources (water) by the state. Article 33, paragraph (3) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia explicitly governs the state's right to control water resources to achieve people's prosperity. This normative research seeks to explain the fulfillment of the right on water in Indonesia according to conception and philosophy contained in Article 33, paragraph (3) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. The focus stands for limiting problems regarding the fulfillment of clean water for the PASIGALA community after the disaster. This study tries to unravel the problems in which: 1) the development of global conceptions and ideas have carried the importance of water resources and their recognition as one of the essential values of human rights.