Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penyuluhan Untuk Penggalian Dan Peningkatan Implementasi Falsafah Huma Betang Dalam Bermasyarakat Novita Angraeni; Rafik Patrajaya; Muhammad Luthfi; Achmad Safarrudin
Amal Ilmiah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2020): Edisi Mei 2020
Publisher : FKIP Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.705 KB) | DOI: 10.36709/amalilmiah.v1i2.11810

Abstract

Melalui kegiatan penyuluhan kepada warga muslim di Desa Tanjung Sangalang, pengabdian ini bertujuan untuk menggali nilai falsafah Huma Betang yang ada di tengah masyarakat dan menanamkannya kembali jika belum terlaksana dengan benar. Hal ini sebagai upaya dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai dan filosofi yang terkandung didalam Huma Betang. Menjaga kerukunan dan mampu bersikap toleransi terhadap sesama warga merupakan hal penting yang harus dipahami masyarakat. Setelah mengikuti penyuluhan, peserta kegiatan menyadari pentingnya mengimplementasikan falsafah Huma Betang dalam bermasyarakat di tengah gempuran westernisasi yang mulai merambah ke desa. Penyuluhan ini juga mengindikasikan bahwa kegiatan serupa perlu dilaksanakan secara berkesinambungan
Mahurui Hatulang Kabalim Traditional Mediation (A Household Dispute Resolution in Central Katingan, Central Kalimantan) Ibnu Elmi Acmad Slamat Pelu; Ahmadi Hasan; Sadiani Sadiani; Rafik Patrajaya; Haris Fajrianor; Jefry Tarantang
Kertha Patrika Vol 44 No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/KP.2022.v44.i02.p.04

Abstract

This study examined a traditional mediation of mahurui hatulang kabalim which is a local wisdom of indigenous Dayak society in Central Katingan, Central Kalimantan who has a traditional mentality and belief in resolving household disputes. Mahurui hatulang kabalim is rooted on conciliation and deliberation culture as society values transforming into the character which is manifested into mechanical solidarity. This study was an empirical legal study or so-called non-doctrinal sociological legal study. The approaches applied in this study were explanatoris approach, conceptual approach and philosophical approach. In the mediation practice of Mahurui hatulang kabalim, the mantir adat as a mediator to resolve disputes was by mangatawan masalah (knowing the problem), nyundau ije-ije (visiting respectively), ngahau ije-ije (calling respectively), Manggau jalan damai (seeking a peaceful way), manukep atei (approaching the heart). Some were successfully reconciled (sarukui haluli) and some were failed to reconcile (separate pinja). The essence of Mahurui hatulang kabalim was a traditional mediation as a repressive effort in restoring family relations as society’s traditional mentality.