Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Manuskripta

Menafsirkan Ulang Riwayat Ken Angrok dan Ken Děděs dalam Kitab Pararaton Agus Aris Munandar
Manuskripta Vol 1 No 1 (2011): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1422.328 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v1i1.2

Abstract

Kitab Pararaton merupakan karya anonim yang ditulis dalam bahasa Jawa tengahan. Kitab tersebut menguraikan kehidupan Ken Angrok serta raja-raja Singhasari dan Majapahit. Tulisan ini berusaha menjelaskan latar belakang mengapa cerita mengenai Ken Angrok itu mendapat porsi yang lebih besar dibandingkan dengan cerita mengenai kehidupan raja-raja yang lain. Melalui telaah tekstual terhadap Kitab Pararaton dan telaah terhadap bukti-bukti arkeologis terkait, terlihat bahwa cerita Ken Angrok dalam kitab tersebut merupakan simbol penyatuan dua agama besar yang dianut oleh masyarakat Jawa Kuno: Hindu Saiwa dan Budha Mahayana. Simbolisasi Agama Hindu-Saiwa itu terlihat dari uraian mengenai sosok Ken Angrok sebagai penjelmaan dari tiga dewa: Brahma, Siwa, dan Wisnu, sementara simbolisasi agama Budha Mahayana itu terlihat dari uraian mengenai sosok isteri Ken Angrok, yaitu Ken Děděs, sebagai putri tunggal Mpu Purwa, seorang pendeta Budha Mahayana. Sebagai implikasi dari penyatuan dua agama besar, beberapa candi yang mengandung semangat penyatuan tersebut, yang dikenal dengan candi Syiwa-Budha, dibangun pada masa Kerajaan Singhasari. Bentuk candi tersebut jelas tidak pernah terbayangkan ada sebelum masa Singhasari.