Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Discourse Coverage Of Editorial Perspective: Framing Terrorism From The Case Of Al-Shabab’s 2013 Kenya Mall Siege Lupita Wijaya
Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 7 No 1 (2015): ULTIMACOMM
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2029.246 KB) | DOI: 10.31937/ultimacomm.v7i1.427

Abstract

Indonesia as the biggest and most populated democratic Muslim country in the world is expected to engender distinct outlook pertaining media and religion. With the myriad of as democratic country supposes to evince the power of media as peace maker rather than warmonger. This study scrutinizes the editorial discourse of The Jakarta Post, the largest English language newspaper in Indonesia, concerning the terrorism issue of al-Shabab insurgent group in 2013 Westgate Kenya Mall attack. Opinion discourse, such as editorials, op-ed articles, and distinctive and authoritative voice that will speak to them directly, in the face of troubling or problematic circumstances. Where hard news purports to be more balanced and fair, opinion discourse problematizes the world by taking up the normative dimension of issues and events of Pan and Kosicki model, the study delves into conclusion that The Jakarta Post relentlessly portrays al-Shabab as Muslim’s jihad and randomly hooks Westgate siege with other church bombings by eliciting good guy vs. bad guys dichotomy and heroes vs. villains as the heart of current circulation of publicized news. The result indicates that the context of Indonesia as largest Muslim society in the world is distinctly at odds. Keywords: editorial, discourse, media, terrorism, The Jakarta Post
Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Jumlah Balita Gizi Kurang di Puskesmas Kelurahan KU, Kecamatan Kembangan, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKIJakarta, 5 Mei - 3 luni 201 Erni Hermijanti; Dewi Novianti; Tri Mulyati; Lupita Wijaya; Maria Marcella; Bill Kartolo
Ebers Papyrus Vol. 20 No. 2 (2014): EBERS PAPYRUS
Publisher : Medical Faculty Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi balita gizi kurang di Puskesmas KU pada tahun 2013 sebesar 7,4% dan terjadi peningkatan dari Januari hingga April 2014 yaitu 6,47% mencapai 9%. Di tahun 2013 terdapat 1481balita di wilayah KU dengan 110 balita gizi kurang (7,4%). Oleh karena itu gizi kurang pada balita di daerah ini patut mendapat perhatian dan dilakukan program intervensi untuk memperbaiki kondisi tersebut. Identifikasi masalah dengan paradigma Blum, untuk mengetahui faktor penyebab permasalahan, penentuan prioritas masalah dengan non-scoring technigueDe/beque,dan penentuan alternatif penatalaksanaan dengan Fishbone Diagram. Setelah ditetapkan alternatif penatalaksanaan sebagai intervensiyang akan dilaksanakan, tahap intervensi diawali dengan penetapan target menggunakan Logframe Goals, penyusunanPianning of Action {POA), penetapan indikator keberhasilan dan pengawasan rutin setiap minggunya denganPian-Do-Check-Act(PDCA)cycle. Darihasil analisis penyebab masalah adalah lifestyle berupa kebiasaan makan yang buruk mulai dari frekuensi, porsi dan jenis makanan yang kurang bergizi serta kebiasaan anak dan keluarganya yang sering jajan, tidak mencuci tangan, kurang menjaga kebersihan alat makan dan seringkali malas menyiapkan makanan. Subyek penelitiannya adalah 5 balita dengan gizi kurang.Tujuan penelitian ini adalah memperbaiki permasalahan gizi kurang yang terjadipada balita di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan KU. Intervensi  yang dilakukan berupa perbaikan pola makan dengan memberikan KIE (KomunikasiInformasi dan Edukasi) tentang makanan bergizi, cara cuci tangan yang benar dengan dipraktikkan langsung, kebersihan alat makan dan penimbangan balita gizi kurangnya setiap minggu selama waktu intervensi. Indikator keberhasilan apabila dalam makanan balita terpenuhi 4 komponen gizi sebanyak minimal 3 haritiap 7 hariselama 14 hari periode intervensi dengan harapan kenaikan berat badan minimal 100 gram setiap minggu. Hasilnya dari 5 orangtua balita semuanya memahami pola makan yang baik dan dari 5 balita,3 balita naik berat badannya. Disarankan agar para ibu tetap mempertahankan pemberian pola makan yang sehat dan kebiasaan cuci tangan serta kebersihan alat makan tetap dijaga.