Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengelolaan Bank Sampah sebagai implementasi Ekonomi Kreatif di Bank Sampah Guyub Rukun Dusun Madugondo, Kecamatan Piyungan, Bantul Tendra Istanabi; Nur Miladan; Lintang Suminar; Kusumastuti Kusumastuti; Istijabatul Aliyah; Soedwiwahjono Soedwiwahjono; Rizon Pamardhi Utomo; Rr. Ratri Werdiningtyas; Galing Yudana
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7 No 3 (2022): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v7i3.2765

Abstract

One of the concrete steps of waste management that can be felt directly by the community in a small scope is the Waste Bank. However, the community often faces problems in managing waste through waste banks, namely related to limited human resources and facilities. The Guyub Rukun Dusun Madugondo waste e Bank is a waste bank that is experiencing problems with limited human resources and facilities. Efforts are needed to overcome the limitations of human resources and facilities so that the waste bank is able to continue to grow. Therefore, this community service activity is carried out to help overcome these problems by providing training methods to improve the managerial skills of waste bank managers and innovation in processing waste into creative economic products as well as providing supporting facilities grants. The training was carried out with waste bank management materials and making flower arrangements from recycled plastic waste materials. Meanwhile, the grant for supporting facilities is realized in the form of a waste press. The results of these community service activities can be felt directly by the waste bank manager and can reduce the problems faced by the Guyub Rukun Dusun Madugondo waste Bank manager.
Manajemen Bencana Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar dari Aspek Struktur Pembiayaan Lidya Ariyani; Istijabatul Aliyah; Tendra Istanabi
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v5i2.73562.87-99

Abstract

Kabupaten Karanganyar merupakan kawasan prioritas pengembangan wisata yang memiliki risiko bencana banjir dan longsor. Risiko kebencanaan merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat menghambat pertumbuhan pariwisata. Selian itu, masih banyak permasalahan terkait manajemen bencana lainnya, termasuk anggaran, khususnya terkait porsi anggaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui struktur pembiayaan program manajemen bencana kawasan wisata lereng Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menerapkan metode kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Kasus terkait pembiayaan yang diambil untuk peneltian ini adalah program pembiayaan pada 30 objek wisata yang terpilih dengan menggunakan teknik quota sampling pada Kecamatan Jenawi, Kecamatan Ngargoyoso, Kecamatan Tawangmangu, dan Kecamatan Jatiyoso. Data yang digunakan adalah data tahun 2018 hingga tahun 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan penelitian memiliki potensi wisata yang dilengkapi oleh unsur-unsur pengembangan wisata, yaitu atraksi, amenitas, aksesibilitas, dan organisasi pengelola, tetapi memiliki risiko bencana alam longsor, gempa bumi, dan letusan gunung api. Kawasan wisata Kabupaten Karanganyar telah melakukan seluruh tahap manajemen bencana, yaitu pencegahan, peringatan dini, kesiapsiagaan, mitigasi, tanggap darurat bencana, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Pembiayaan manajemen bencana bersumber dari pembiayaan pemerintah dan nonpemerintah. Diketahui bahwa pembiayaan manajemen bencana linier dengan kejadian bencana yang terjadi. Sementara itu, jumlah kunjungan wisata linier terhadap kebutuhan pembiayaan manajemen bencana. Struktur pembiayaan manajemen bencana paling tinggi ada pada tahap rekonstruksi yang digunakan untuk penambahan sarana maupun pembangunan ulang objek wisata yang terdampak kejadian bencana.