Nurhayati Ali Hasan
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS USABILITY PADA WEB AKADEMIK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM NEGERI DI PROVINSI ACEH Mukhtar Ruddin Mukhtar; Nurhayati Ali Hasan; Nur Rahmi Nur
LIBRIA Vol 11, No 1 (2019): LIBRIA : LIBRARY of UIN Ar-Raniry
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/4987

Abstract

Fokus penelitian ini terkait dengan usability web akademik pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN) di Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan dengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif, yaitu suatu pendekatan yang menggunakan ukuran nominal untuk mengambarkan dan melukiskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta–fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki. Objek Penelitian adalah web akademik pada tiga perguruan tinggi keagamaan Islam Negeri di Provinsi Aceh, yaitu Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) UIN Ar-Raniry, IAIN Lhokseumawe dan IAIN Langsa. Sampel penelitian adalah mahasiswa UIN Ar-Raniry, IAIN Langsa, dan IAIN Lhokseumawe tahun masuk 2017 yang berjumlah 789 mahasiswa. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah analisis presentasi relatif, yaitu menafsirkan data dengan cara membuat presentasi dari setiap hasil responden yang diperoleh. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat usability web akademik pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Provinsi Aceh, yaitu UIN Ar-Raniry, IAIN Langsa dan IAIN Lhokseumawe adalah tinggi. Hal ini ditandai dari nilai skor rata-rata tingkat learnability, efficiency, memorability, dan satisfaction tergolong dalam rentang 3.76 – 3.85 persen. Namun demikian, tingkat errors yang dialami oleh mahasiswa pada saat menggunakan web akademik juga tinggi.
Penguatan Budaya Baca di Perpustakaan Sekolah: Dasar Mewujudkan Masyarakat Pembelajar Sepanjang Hayat Nurhayati Ali Hasan; Muhammad April Apriliandi
LIBRIA Vol 11, No 2 (2019): LIBRIA : LIBRARY of UIN Ar-Raniry
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/5984

Abstract

Tujuan utama perpustakaan sekolah adalah untuk mendukung usaha perpustakaan sekolah dalam meningkatkan keterampilan literasi siswa di sekolah: skills for finding, accessing and using information from various sources for personal and  academic reasons so that student will be information literate. Walaupun penekanan tujuan utama perpustakaan sekolah pada  “information literacy “ pustakawan sekolah khususnya dinegara ini  harus menjalankan peran kuncinya yaitu pembinaan dan penguatan budaya baca karena kebiasaan membaca siswa yang relative rendah. Beberapa strategi bisa secara konsisten dilakukan oleh pustakawan sekolah yang terlatih atau teacher librarian: provide the tools to help young people access books, not to be judgmental about children’s reading choices & school librarians should model positive reading behaviour, Demonstrate that reading is valued, Make reading social and create opportunities for reluctant readers to share reading with an active  or enthusiastic reader. Selain itu, Literacy development siswa juga harus dipertimbangkan apakah siswa pada fase  learn to read atau read to learn. Strategi di atas bisa dilakukan sebagai dasar  untuk mewujudkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat. 
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA PUSTAKAWAN Nurhayati Ali Hasan Nurhayati Ali Hasan
LIBRIA Vol 10, No 1 (2018): LIBRIA : LIBRARY of UIN Ar-Raniry
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/3384

Abstract

Artikel ini mencoba membahas tentang bagaimana pendidikan dan pelatihan menjadi hal signifikan dalam dunia perpustakaan. Pustakawan praktisi perlu meningkatkan kompetensi mereka baik kompetensi professional maupun kompetensi individual agar mempunyai kinerja yang baik. Hal ini tidak terlepas dari kompleksnya tanggungjawab pustakawan yang dikarenakan perubahan lingkungan yang dipengaruhi dunia teknologi yang terus berkembang. Tetap disadari kompetensi ini belum dimiliki pustakawan sepenuhnya. Beberapa perspective ditawarkan baik bagi institusi pendidikan, mahasiswa, calon lulusan dan pustakawan itu sendiri.
Punishment for Zina Muḥṣān Offenders in Aceh Qanun No. 6 of 2014 in the Perspective of Fiqh al-Siyāsah Mutiara Fahmi; Nurhayati Ali Hasan; Iskandar Usman; Amiruddin Abdullah; Muhibuddin Hanafiyah
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sjhk.v6i1.13363

Abstract

This paper attempts to answer the issue of punishment for zina muḥṣān offenders in Aceh Qanun No. 6 of 2014 from the perspective of fiqh al-siyāsah and the ways the law is implemented in closed spaces such as prisons per the Governor Regulation No. 5 of the 2018. This study is a legal study with a Islamic politic approach (fiqh al-siyāsah) with a literature study data collection method. The polemic of the implementation of the Qanun Jinayah (criminal regional bylaws) in Aceh not only receives attention from outside such as human rights and non-governmental organization activists, but also from among Islamic academics or Acehnese ulemas. One of the most discussed topics is related to ‘uqūbah (punishment) for fornicators that does not distinguish between muḥṣān (married) and ghayr muḥṣān (unmarried) fornicators as is the case in classical fiqh (Islamic jurisprudence) literature. Qanun Jinayah does not at all separate between muḥṣān and ghayr muḥṣān fornicators, unlike the provisions of Islamic law which prescribe a hundred lashes for ghayr muḥṣān fornicators and stoning to death for muḥṣān fornicators. This indicates that those who commit zina in Aceh, whether married or unmarried, are punished with the same severity, which is 100 (one hundred) lashes. Further, the issue of changing the place of the flogging execution from public to prison in accordance with Aceh Governor Regulation No. 5 of 2018 concerning the implementation of the jināyah (criminal) procedural law is also worth to study from the point of view of fiqh al-siyāsah (Islamic politics) and legislation.