Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN PAK DALAM GEREJA UNTUK MENANGKAL RADIKALISME DAN FUNDAMENTALISME AGAMA DI KALANGAN GENERASI MUDA Djoys A. Rantung
Jurnal Shanan Vol. 2 No. 1 (2018): Maret
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.407 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v2i1.1499

Abstract

Paham radikalisme dan fundamentalisme agama dewasa ini disebarkan dengan berbagai cara. Di era teknologi informasi seperti sekarang ini paham radikalisme dan fundamentalisme agama lebih cepat tersebar lewat media sosial. Akibatnya, banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari penyebaran paham radikalisme dan fundamentalisme agama tersebut. Dampak-dampak ini sangat berbahaya bagi bangsa dan juga gereja, terutama generasi muda. Untuk itu gereja harus mengajarkan kepada generasi muda, mulai dari anak-anak, remaja dan pemuda bagaimana berperilaku hidup sebagaimana yang diajarkan dan diteladankan oleh Tuhan. Tugas-tugas gereja dalam menghadapi bahaya radikalisme dan fundamentalisme agama yang mengancam generasi muda, adalah membangun kehidupan umat beragama yang matang, menghayati spritualitas keugaharian, mampu mengontrol diri, dan berkontribusi dalam mengusahakan keadilan, kesetaraan dan kemanusiaan. Dalam hal ini, Yesus menjadi role model dalam radikalisme perdamaian, yakni cinta kasih, keadilan, kesetaraan dan kemanusiaan memiliki pengaruh pada generasi muda berupa perkembangan sifat destruktif dan keras, hilangnya rasa cinta tanah air, rusaknya pemikiran kaum muda, munculnya paradigma yang salah, dan memicu pemikiran yang kritis. Di Indonesia sendiri, radikalisme sudah menjalar ke berbagai lapisan masyarakat dan sudah menjalar ke berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia dan siap untuk menghancurkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahaya radikalisme fundamentalisme agama sangat mengancam generasi muda. Karena, generasi muda adalah harapan dan penerus bangsa dan gereja. Banyak cara paham radikalisme fundamentalisme disebarkan, terutama di era teknologi ini yakni lewat internet dan media sosial. Dampak negatif banyak yang ditimbulkan dari penyebaran paham radikalisme tersebut. Dampak-dampak ini sangat berbahaya bagi bangsa dan juga gereja, terutama generasi muda. Gereja memiliki peran yang penting bersama dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas, keamanan dan juga perdamaian. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, berdasarkan hasil studi pustaka berbagai sumber, yaitu sejumlah literatur berbahasa Indonesia dan Inggris dalam meneliti peran PAK dalam gereja untuk menangkal radikalisme dan fundamentalisme agama di kalangan generasi muda. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini didapati bahwa radikalisme dan fundamentalisme agama adalah gerakan agama yang berupaya merombak secara total suatu suasana sosial atau tatanan politis yang ada dengan menggunakan kekerasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya paham ini, adalah nasionalisme, agama, globalisasi, pemikiran, ekonomi, (kemiskinan dan kesenjangan), kekuasaan politis dan lemahnya negara, kurangnya kesadaran hidup sesuai Pancasila, sosial, ideologi, psikologis dan pendidikan. Peran PAK dalam gereja untuk menangkal radikalisme dan fundamentalisme agama di kalangan generasi muda, adalah melakukan perintah Tuhan dalam hukum kasih, yakni kebaikan, keadilan dan damai sejahtera atau shalom. Gereja sebagai salah satu pelaku PAK berkewajiban untuk melakukan program bersama pemerintah yakni softderadikalisasi. Peran PAK dalam gereja dapat diwujudkan dalam kurikulum-kurikulum dengan metode dan materi pendidikan, pengajaran dan pembinaan tentang iman Kristen dengan nilai-nilai kasih, kebaikan, keadilan dan damai sejahtera serta kurikulum pendidikan religius lintas iman di kalangan orang muda atau generasi muda untuk saling belajar mengenal agama satu dengan yang lainnya, sebagai tindakan untuk mencegah radikalisme dan fundamentalisme agama.Kata Kunci: Radikalisme, Fundamentalisme, Gereja, PAK, Generasi Muda.
EVALUASI IMPLEMENTASI PAK KELUARGA DI GKRI JEMAAT DIASPORA CAWANG JAKARTA TIMUR Nova Ritonga; Djoys A. Rantung
Jurnal Shanan Vol. 2 No. 2 (2018): Oktober
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.53 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v2i2.1538

Abstract

PAK keluarga merupakan pendidikan yang sangat penting bagi seluruh anggota keluarga. Melalui PAK keluarga, seluruh anggota keluarga dapat mengenal dan memahami Allah yang disembah dan memampukan seluruh keluarga hidup sesuai dengan firman Allah serta dapat menjadi teladan bagi sesama. PAK keluarga tidak lepas dari peran orang tua sebagai pribadi yang diberi tanggung jawab oleh Allah dalam mengupayakannya, selain orang tua seluruh anggota keluarga juga memiliki peran yang sangat penting. Untuk itu dibutuhkan komitmen dari seluruh keluarga sehingga PAK keluarga dapat terwujud. PAK keluarga yang telah diimplementasikan perlu dievaluasi secara berkala untuk mengetahui proses dan manfaat implementasi PAK itu sendiri. Evaluasi dilakukan mencakup unsur-unsur PAK keluarga, seperti: pengajar, peserta didik, kurikulum, metode, sarana, lingkungan, dan pendanaan.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap implementasi Pendidikan Agama Kristen (PAK) keluarga di GKRI Jemaat Diaspora Cawang.Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan evaluasi. Model evaluasi yang digunakan adalah model CIPP (context, input, process, dan product). Sampel ditetapkan menggunakan model sampel bertujuan (purposive sampling). Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 keluarga yang terdiri orang tua dan anak. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, sedangkan teknik analisis data menggunakan model deskripsi analitis.Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa pemahaman keluarga tentang PAK keluarga sudah memadai. Evaluasi konteks (contect) dihasilkan bahwa pemahaman dan penguasaan orang tua tentang landasan PAK keluarga pada kategori kurang baik, pemenuhan kebutuhan PAK keluarga bagi anak pada kategori baik. Evaluasi masukan (input) ketersediaan pendidik dan peserta didik pada kategori sangat baik (100%), sarana yang digunakan cukup memadai, orang tua mengetahui berbagai strategi PAK keluarga, perencanaan dana dalam kategori sangat tidak baik.Evaluasi proses (process) implementasi PAK keluarga berada pada kategori baik, belum memiliki dan menggunakan kurikulum (buku), penggunaan bahan ajar masih minim. Strategi yang digunakan tergolong memadai, dan orang tua berperan dengan baik. Dari evaluasi hasil (product) ditemukan bahwa keluarga memperoleh hasil yang baik. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa keluarga belum memahami pentingnya evaluasi implementasi PAK keluarga.Kata kunci: evaluasi, implementasi, Pendidikan Agama Kristen (PAK) keluarga.
Peran Pendidikan Agama Kristen dalam Melawan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Kekerasan Terhadap Anak Melalui Pemahaman Imago Dei Noven Galingging; Djoys A. Rantung; Lamhot Naibaho
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8316

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran Pendidikan Agama Kristen dalam melawan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan kekerasan terhadap anak dengan menggali pemahaman tentang konsep "Imago Dei" dalam teologi Kristen. Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Penyebab terjadi kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan terhadap anak adalah masalah komunikasi, relasi antara suami dan istri, ekonomi, permasalahan mental dan emosional, dan ketidakstabilan perkawinan atau hubungan. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Kristen menjadi dasar yang mampu memperkokoh keluarga Kristen untuk melawan kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan terhadap anak. Hasil penelitian ini adalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman Imago Dei dalam agama Kristen dapat menjadi landasan moral yang kuat untuk melawan kekerasan, dengan mengajarkan nilai-nilai seperti kasih, pengampunan, dan penghargaan terhadap setiap individu sebagai citra Allah. Pendidikan agama Kristen dapat berperan penting dalam mengubah sikap dan perilaku para anggotanya, sehingga mereka menjadi agen perubahan yang berkomitmen untuk melawan KDRT dan kekerasan terhadap anak.