Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ALTERNATIVE DIGITAL PROMOTION AT W BALI - SEMINYAK Ni Luh Cahaya Erani; Budi Susanto; I Dewa Gede Ari Pemayun
Journal of Applied Sciences in Travel and Hospitality Vol 3 No 1 (2020): JASTH : Journal of Applied Sciences in Travel and Hospitality
Publisher : Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.81 KB) | DOI: 10.31940/jasth.v3i1.1412

Abstract

This research is conducted to find out the application of online promotion strategy to increase room occupancy at W Bali – Seminyak because in the last three years, there was a fluctuation of room occupancy especially made by online booking source. The research objectives are to formulate promotional strategy of W Bali – Seminyak, prioritizing online promotion that can be applied by the hotel to achieve the occupancy target. The method used in this research are participant observation, interview, questionnaire and documentation with 7 key informants from sales and marketing department. The data in this research is analyzed by using the combination of qualitative and quantitative analysis; IFAS (Internal Factor Analysis Summary), EFAS (External Factor Analysis Summary), IE (Internal-External) Matrix, SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats) and QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).The results of IFAS matrix shows; the major strength is the hotel provides complete information at hotel website, social media, brochure, magazine and newspaper meanwhile the weakness is the hotel does not have their own magazine. The EFAS matrix shows if one of the opportunities is level of safety in Bali relative conducive and the threats is many similar hotels around Seminyak area which offer lower price. The SWOT analysis gives 8 alternative online promotions with the highest TAS (Total Attractive Score) is 99,32. Thus, the main strategy recommended is developing special package with affordable price in low season. The study results are expected can be used by managements to develop the online promotion strategy theoretically and enrich the reference especially on promotion strategy.
PEMILIHAN INDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN DI KABUPATEN JEMBRANA I Nyoman Meirejeki; I Dewa Gede Ari Pemayun
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 12 No 1 Maret (2016): Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.893 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul Pemilihan Industri Unggulan Sebagai Dasar Pengembangan Industri Kerajinan di Kabupaten Jembrana dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan karakteristik industri kerajinan di Kabupaten Jembrana dan untuk menentukan industri unggulan dari industri kerajinan yang ada yang akan dijadikan prioritas dalam pengembangan industri kerajinan di Kabupaten Jembrana, Data yang diperlukan guna mencapai tujuan tersebut akan diperoleh dengan cara terjun langsung kelapangan observasi dan melakukan wawancara dengan pemilik industri kerajinan yang ada dilapangan, disamping itu juga melakukan FGD dengan wakil dari industri kerajinan, wakil dari pemerintah dan seorang akademisi. Data yang terkumpul selanjutnya diolah sehingga sehingga dapat mendiskripsikan karakteristik industri kerajinan dikabupaten jembrana yang disajikan dalam buku database industri kerajinan di Kabupaten Jembrana. Guna mencapai tujuan berikutnya data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan (Analytical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil bahwa industri kerajinan tenun merupakan industri unggulan dengan berbagai produk dan corak yang banyak digemari masyarakat baik lokal maupun luar daerah. Pada tahun kedua akan dilanjutkan dengan penentuan strategi pengembangan industri kerajinan di kabupaten Jembrana sehingga diharapkan bisa menghasilkan produk yang mampu bersaing baik lokal, nasional maupun internasional
HUBUNGAN GOLONGAN DENGAN KINERJA DOSEN POLITEKNIK NEGERI BALI A Agung Putu Swabawa; I Dewa Gede Ari Pemayun; Ni Ketut Nurhayati
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 12 No 2 Juli (2016): Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.384 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan terhadap para dosen yang ada di Politeknik Negeri Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara golongan dengan kinerja para dosen Politeknik Negeri Bali Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode interview, dokumentasi, dan studi pustaka. Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis Chi-Square yang merupakan teknik kuantitatif, dan menggunakan teknik analisis kualitatif Dari hasil analisis menunjukkan bahwa dari capaian jumlah SKS, di mana dari enam Jurusan yang ada, hanya jurusan Teknik sipil yang menunjukkan ada hubungan golongan dengan kinerja dosen dengan pengaruh yang kuat. Sedangkan dari capaian nilai SKP, dimana hanya jurusan Pariwisata yang menunjukkan ada hubungan golongan dengan kinerja dosen dengan pengaruh yang cukup kuat. Dari dua bidang, di mana bidang teknologi yang menunjukkan ada hubungan golongan dengan kinerja dosen dengan pengaruh yang cukup kuat, sedangkan secara keseluruhan dosen Politeknik Negeri Bali menunjukkan bahwa ada hubungan antara golongan dengan kinerja dosen, walaupun dengan pengaruh yang kurang kuat.
PENGEMBANGAN DESA WISATA MELALUI PENINGKATAN KUALITAS SDM DAN PEMANFAATAN BAHAN BAKU LOKAL DI DESA WISATA BELIMBING, TABANAN I Nyoman Meirejeki; I Wayan Jendra; I Dewa Gede Ari Pemayun; A. A Putu Swabawa
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 4 No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.05 KB) | DOI: 10.31940/bp.v4i1.852

Abstract

Mitra sasaran program PPM ini adalah masyarakat dan pengelola pariwisata di Desa Wisata Belimbing yang berlokasi di Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan Bali. Desa ini baru ditetapkan sebagai desa wisata tepatnya bulan oktober tahun 2014, memiliki banyak potensi wisata seperti, air terjun, warisan budaya, alam, aktraksi wisata seperti pembuatan gula merah, kue dan makanan tradisional yang ada di desa. Tujuan dari pelaksanaan program pemberdayaan ini adalah untuk memberdayakan masyarakat terutama dalam mengelola potensi wisata yang ada melalui pelatihan dan penyajian menu welcome drink dari bahan baku lokal, penataan rute trekking, pelatihan pembuatan dan penyajian breakfast, pelatihan bahasa inggris praktis dan pembuatan buku percakapan praktis untuk pemilik rumah yang desewakan kepada tamu, pembuatan dan pemasaran paket wisata. Dengan adanya program pemberdayaan ini diharapkan bisa membantu meningkatkan kemampuan komunikasi para pelaku wisata dan anggota kelompok sadar wisata di desa Belimbing dan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan, yang nantinya diharapkan para wisatawan, untuk kedepannya lebih banyak mengunjungi desa Belimbing baik untuk trekking maupun untuk menginap di sarana akomudasi yang ada di desa Belimbing peningkatan keahlian dan keterampilan para ibu PKK desa Belimbing dalam pembuatan welcome drink dan breakfast serta peningkatan kualitas layanan yang diberikan kepada wisatawan yang berkunjung ke desa Belimbing, dan peningkatan kemampuan manajemen para pengelola jalur trekking dalam menciptakan jalur trekking yang lebih tertata dengan baik yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan yang travelling ke desa Belimbing. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari pelatihan ini berupa: 1) dapat memperkaya kemampuan intelektual demi meningkatkan kompetensi saat memasuki dunia kerja terutama menyikapi perkembangan pariwista di desa Belimbing, 2) dapat mengembangkan produk wisata kreatif yang efektif yang ditawarkan kedepannya dengan memanfaatkan bahan lokal dan potensi yang ada di desa 3) dapat membantu para penglola jalur trekking untuk mengembangkan jalur trekking dengan desain yang lebih etraktif
PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PEDAGANG PASAR SENI GUWANG DI DESA GUWANG, SUKAWATI, GIANYAR I Dewa Gede Ari Pemayun; I Nyoman Meirejeki; Anak Agung Swabawa
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 3 No 1 (2017): Nopember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1462.881 KB)

Abstract

Pelatihan bahasa Mandarin, etika profesi wira usaha, dan pemasaran on line dilaksanakan di desa Guwang yang bertujuan meningkatkan kualitas layanan, diberikan kepada para pedagang yang berjualan di pasar seni Guwang Sukawati. Pelatihan ini secara operasional berlangsung selama 4 hari dari tanggal 17 - 20 Mei 2017, di mana metode yang digunakan berupa: ceramah, Tanya jawab, dan metode percakapan. Untuk pelatihan etika profesi menggunakan metode cermah dan metode simulasi, sedangan untuk pelatihan pemasaran on line menggunakan metode ceramah dan praktek langsung menggunakan lap top. Luaran yang dihasilkan berupa sasaran yang ingin dicapai yang meliputi: peningkatan kemampuan para pedagang untuk berkomunikasi dalam bahasa Mandarin dengan wisatawan China secara efektif, peningkatan kualitas layanan yang diberikan kepada wisatawan yang berkunjung ke pasar seni seni Guwang dan peningkatan kemampuan menggunakan internet dalam mempromosikan pasar seni dan semua jenis barang yang dijualnya. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari pelatihan ini berupa: 1) dapat memperkaya kemampuan intelektual demi meningkatkan kompetensi saat memasuki dunia kerja terutama menyikapi perkembangan pesat ekonomi Tiongkok dan globalisasi, 2) dapat menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan kehlian, sehingga dapat  meningkatkan kesadaran untuk memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan wisatawan, 3) dapat membantu para pebisnis untuk menciptakan strategi pemasaran secara tepat
Managing Tourism Village Potentials through Holistic Approach: Singapadu Kaler Village, Gianyar, Bali Anak Agung Putu Swabawa; Ni Nyoman Sri Astuti; I Dewa Gede Ari Pemayun
Soshum: Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 9 No 2 (2019): July 2019
Publisher : Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.463 KB) | DOI: 10.31940/soshum.v9i2.1332

Abstract

This study aims to design a model for managing the potential of rural tourism in order to empower the potential of tourist attraction and community empowerment in Singapadu Kaler village by using a holistic approach effectively The method used to collect data, there are 4 methods, namely: observation, interview, documentation, and focus group discussion (FGD). Analytical techniques used are: 1) Quantitative analysis techniques, 2) Qualitative analysis techniques, in the form of: a) Descriptive analysis techniques, b) Synthesis analysis techniques, designing a model of tourism village management by considering the potential, effectiveness and feasibility of Singapadu Kaler tourism village which combined with ideas that emerged in the implementation of Focus Group Discussion. The results show that in the village Singapadu Kaler there are three potentials that can be developed into tourism products, namely; 1). natural resources in the form of: river, rice field, and cliff, 2) human resources, 3) cultural resources such as: Kahyanagan Tiga temple, Dang Kahyangan temple, and sacred cultural products. Tourism superstructure that already exist in the form of: business accommodation, restaurant, ATV car business, horse riding business, rubber boat business, swing, and agro business. Regarding the existing tourism infrastructure such as: general infrastructure and basic infrastructure is sufficient. The management model applied is still very partial that has not involved all the existing stakeholders, especially the management of communal tourism products. Regarding the development of tourism villages, tourism village management is closely related to the products produced or offered, and depends on the number of functions in the organization concerned. For this reason, in the management of tourist villages in Singapadu Kaler village holistically, it is necessary to take the following steps: to organize the organizational structure effectively, to put the right people in the management organizational structure that is fairly taken from each hamlet, and to make policies, rules, and schedule of activities based on agreement from all stakeholders involved in the management of Singapadu Kaler tourism village.To achieve sustainable tourism development needs to involve all stakeholders with complemented policies and rules. If necessary engage academics in assistance to design a model of holistic village tourism management
HARMONIZATION OF TRI HITA KARANA AND CULTURAL TOURISM BALI I Dewa Gede Ari Pemayun; I Nyoman Meirejeki
Soshum: Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 6 No 2 (2016): July 2016
Publisher : Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.104 KB)

Abstract

Tulisan ini berawal dari adanya pernyataan bahwa Bali sangat indentik dengan Pariwisata. Bagaikan masalah adat dan agama hindu yang sulit dipisahkan dan bahkan menyatu dalam kebudayaan Bali. Dari hal inilah terlahir konsep pengembangan Pariwisata Budaya yang ditetapkan dalam Perda Propinsi Bali Nomor 3 tahun 1991. Dengan pendekatan partisipatif sebagai pelaku pariwisata (tour guide) dan penelusuran kepustakaan maka permasalahan yang ingin dijawab adalah berkenaan pada adanya dua sisi kepentingan dalam perkembangan pariwisata bagi masyarakat Bali dalam dimensi sosial ekonomi dan pelestarian dan pengembangan kebudayaan. Secara keseluruhn dengan menggunakan pendekatan paradigma budaya dari konsep “Tri Hita Karana” merujuk pada tiga harmonisasi hubungan yakni manusia dengan kepercayaan pada Tuhan, hubungan dengan sesame dan hubungan yang erat dengan alam lingkungan semesta. Selengkapnya terangkum pemahaman bagaimana Pariwisata dalam bingkai sejarah Bali, sebagai sebuah nilai perubahan dahulu dan masa kini, yang pada pendalam studi sampai pada konsep Tri Hita Karana dalam harmonisasi pariwisata.
Analysis of Creative Product Potentials of Pandawa Beach, Kutuh Village, Bali A. Agung Putu Swabawa; I Dewa Gede Ari Pemayun; Luh Linna Sagitarini
Soshum: Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 8 No 2 (2018): July 2018
Publisher : Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.369 KB) | DOI: 10.31940/soshum.v8i2.993

Abstract

This research was conducted in coastal tourist area of ​​Pandawa village of Kutuh, sub-district of south Kuta Badung. The goal is to identify the potential of Pandawa beach area, formulate creative tourism product, and to know the perception of tourists toward the natural conditions of Pendawa beach, the socio-cultural conditions, and the condition of tourism infrastructure at Pandawa. Data collection was done by using survey method, questionnaire, interview, documentation, focused group discussion, and literature study. Analytical tool used to analyse data is quantitative analysis in the form of descriptive statistic with the help of Likert scale, and using qualitative analysis technique in the form of descriptive analysis. The analysis shows that there are five identifiable natural potentials at Pandawa beach namely the towering limestone cliffs, white sandy beaches, seaweed, clear blue sea, and Coral Garden. From the socio-cultural aspect, include: traditional dance and dance performances in the form of Ramayana Ballet, cremation ceremony, communal cooperative system, temple and statue of Dewi Kunti and Panca Pandawa on the cliff along the road to Pandawa beach. Creative tourism products that can be formulated on the beach Pandawa, namely in the form of: maritime museum and seaweed cultivation and culinary. The perception of tourists to the natural conditions of Pandawa beaches, socio-cultural, infrastructure, and the existence of tourism facilities are good category, with an average score of 3.07 (foreign) and 2.90 (domestic). Of the four components of tourism products assessed, the best value is the condition of the natural environment with a score of 3.23 (domestic tourists) and 3.19 (foreign tourists), while the lowest score is the existing tourism facilities in Pantai Pandawa with a score of 2 , 97 (domestic tourists), while for foreign tourists the lowest score is public infrastructure with a score of 2.30 including less category.
Strategi Pengembangan Dalam Mengatasi Kelesuan Penjualan Kerajinan Perak Di Kabuaten Gianyar Anak Agung Putu Swabawa; I Nyoman Meirejeki; I Dewa Gede Ari Pemayun
Warmadewa Management and Business Journal (WMBJ) Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wmbj.2.1.2020.26-40

Abstract

This research was conducted on silver handicraft entrepreneurs in Gianyar regency. The objective to be achieved in this research is to design an effective marketing strategy that needs to be applied by silver entrepreneurs in the district of Gianyar. The method used to collect data, namely: observation, interviews, documentation, and Focus Group Discussion (FGD). The analysis techniques used, namely: 1) Quantitative analysis techniques, in the form of a SWOT analysis, which is a technique to determine strengths, weaknesses, opportunities, and threats. 2) Qualitative analytical techniques, which are in the form of: a) descriptive analysis, b) synthesis analysis, designing silver marketing strategies in Gianyar district by considering the potential, threats from the SWOT determination results combined with ideas that appear in the FGD. Based on the results of the analysis show the position of silver handicrafts in Gianyar regency is in cell V with IFAS weighted average value of 3.39 and EFAS weighted average value of 3.31, which means silver handicraft products in Gianyar regency have medium category competitiveness and the appeal of the medium category. In this position the silver entrepreneurs in Gianyar regency can implement several alternative strategies which include: 1) Market penetration strategy, which is a strategy directed at efforts to find a bigger new market for existing products through marketing efforts, for example by conducting sales promotion. 2) Business strengthening strategies in the form of fostering and developing craftsmen, so that it can produce higher quality silver handicrafts and with more innovative varied designs. 3) Product development strategies are developing silver handicraft products by diversifying silver products by increasing the number and variety type of silver design oriented to market dynamics Penelitian ini dilakukan pada para pengusaha kerajinan perak yang ada di kabupaten Gianyar. Tujuan penelitian ini adalan untuk merancang strategi pemasaran yang efektif yang perlu diterapkan oleh para pengusaha kerajinan perak yang ada di kabupaten Gianyar. Metode pengumpulan data, yaitu: observasi, Wawancara, dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD). Teknik analisis yang digunakan, yaitu: 1) Teknik analisisis kuantitatif, berupa analisis SWOT, yaitu teknik untuk menentukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. 2) Teknik analisisis kualitatif, yang berupa: a) analisis deskriptif, b) analisis sintesis, merancang strategi pemasaran kerajinan perak di kabupaten Gianyar dengan mempertimbangkan potensi, ancaman dari hasil penentuan SWOT yang dikombinasikan dengan ide-ide yang muncul dalam FGD. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan posisi kerajinan perak di kabupaten Gianyar berada di sel V dengan nilai rata-rata tertimbang IFAS sebesar 3,39 dan nilai rata-rata tertimbang EFAS sebesar 3,31 yang berarti produk kerajinan perak di kabupaten Gianyar mempunyai daya saing katagori sedang dan daya tarik katagori sedang. Dalam posisi ini para pengusaha perak yang ada di kabupaten Gianyar dapat menerapkan beberapa alternative strategi yang meliputi: 1) Strategi penetrasi pasar yaitu strategi yang diarahkan pada usaha untuk mencari pasar baru yang lebih besar untuk produk yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran, misalnya dengan melakukan promosi penjualan. 2) Strategi penguatan usaha yang berupa pembinaan dan pengembangan para pengerajin, sehingga dapat menghasilkan kerajinan perak yang lebih berkualitas dan dengan desain yang lebih inovatif variatif.3) Strategi pengembangan produk yaitu melakukan pengembangan produk. kerajinan perak dengan melakukan diversifikasi produk perak dengan menambah jumlah dan beraneka jenis desain perak yang berorientasi pada dinamika pasar. Kerajinan perak dengan melakukan diversifikasi produk perak dengan menambah jumlah dan beraneka jenis desain perak yang berorientasi pada dinamika pasar
Strategy in Conserving and Marketing Songket Woven Fabrics at Kota Daro I Village I Dewa Gede Ari Pemayun; H. Wawan Ahmad Ridwan; Khairiyatun Sholihah; Nasrullah Nasrullah; Putri Hana Pebriana
Indonesia Berdaya Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.2023478

Abstract

This research was conducted to provide information on how to preserve and market songket woven fabrics so they can be widely spread in various cities and abroad. Based on the results of the research conducted, the results show that there are three strategies in preserving songket woven fabric in Kota Daro 1 Village, namely 1) successive strategies, namely efforts to preserve and respect traditional wisdom and local cultural values; 2) educational strategies, namely strategies that produce social actors who are appropriate and able to receive the inheritance of social groups, and can improve hierarchical levels; and 3) economic investment strategy, namely efforts to maintain capital or increase various types of capital, namely the accumulation of economic capital and social capital. Meanwhile, in marketing, songket has woven fabric in Kota Daro 1 Village; the artisans carried out a marketing strategy through promotions on social media and word of mouth. However, due to the limited Internet network and the ability of artisans to use social media to market songket woven fabrics, the marketing was not optimal