Johannis Siahaya
Sekolah Tinggi Agama Kristen Teruna Bhakti Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Misi dalam Doa Yesus Menurut Yohanes 17 Johannis Siahaya
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 2 (2019): Februari 2019
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.219 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i2.14

Abstract

Jesus came into the world with a "mandate" special of the Father in Heaven, seeking and saving the lost. As an envoy mission of the eternal kingdom of heaven, Jesus becomes the "owner", and "implementing" the mandate of the Father for approximately three years in his work on earth. One way of doing mission by is through prayer. Prayer is a powerful weapon that should be possessed by any Christian or for those who would be the envoy's mission. Abstrak Yesus datang kedalam dunia dengan membawa ”mandat” khusus dari Bapa di Sorga, yakni mencari dan menyelamatkan yang hilang. Sebagai seorang utusan misi dari Kerajaan Sorga yang kekal, Yesus menjadi ”pemilik”, sekaligus ”pelaksana” mandat dari Bapa selama kurang lebih tiga tahun dalam karyaNya di bumi. Salah satu cara melakukan misi oleh adalah melalui doa. Doa adalah senjata ampuh yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang Kristen atau bagi mereka yang akan menjadi utusan misi.
Tuhan Ada di Mana-mana: Mencari Makna bagi Korban Bencana di Indonesia Johannis Siahaya; Karel Martinus Siahaya; Nunuk Rinukti
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 6, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v6i1.147

Abstract

The phenomenon of natural disasters has been felt in recent years and has become a global concern. This concern occurs because, the intensity of natural disasters that are increasingly frequent in various parts of the world lately, taking many victims both human, property, and other lives. Religions (including the church), however, have an essential calling and responsibility in dealing with the problem of the victims of the disaster. However, today's reality shows that religions (as well as internal church) are still involved and struggling in classical debates about teachings (dogma) about who God is: about his name, which God or religion is true, or what God teaches in which religion or church which is considered correct. Abstrak Fenomena bencana alam sangat terasa dalam beberapa tahun terakhir sampai-sampai menjadi perhatian dunia. Hal ini terjadi karena, intensitas benca-na alam yang semakin sering terjadi di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia akhir-akhir ini, bahkan mengakibatkan banyak korban yang berja-tuhan, selain kehilangan harta benda. Melihat fenomena ini gereja memiliki panggilan dan tanggung jawab yang hakiki dalam dalam menangani korban bencana tersebut. Namun, realitas yang terjadi adalah Agama-agama lain bahkan gereja masih saja terlibat dalam berbagai perdebatan mengenai siapa Tuhan itu, mengenai nama-Nya, Agama mana yang benar, ataupun ajaran Tuhan dari agama atau gereja mana yang dianggap benar.