p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Kerugma
Elia Yenny
STT Injili Indonesia Medan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kerugma

Pembimbingan Guru Untuk Karakter Siswa Di Era Digital Nurmiati Marbun; Lamtiur Pasaribu; Elia Yenny
KERUGMA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1 (2020): April 2020
Publisher : STT Injili Indonesia Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2500/kerugma.v2i1.28

Abstract

Abstract:Guiding the character of students in modern times is not an easy thing, because the character of students in the digital era is very different from the character of students in the past. Students in the past were easy to manage and direct, but in the digital era students are very difficult to manage, direct and advise, because they have different lifestyles. Children in the digital era have been shaped and influenced by technological developments. Just look at the lifestyle of school children today, they can already enjoy super-fast mobile Internet services. Not only enjoying the sophistication of the technology, but being able to do anything via a smartphone, ranging from entertainment, study, work, and so on. One of the negative impacts of technological developments on the renewal of student character in the digital era is that the moral decline among the community, especially teenagers and students, is one of the serious socio-cultural challenges. So a teacher must really realize that their status is not only seen by people as a profession but teachers are also seen as people who are trusted to teach, educate and guide students to build character in this digital era.Keywords: Guidance; character; digital era. Abstrak:Membimbing karakter Siswa di zaman modern ini bukan hal yang mudah, karena karakter siswa di era digital sangat berbeda dengan karakter siswa di zaman dulu. Siswa di zaman dulu mudah diatur dan diarahkan, tetapi di era digital siswa sangat susah diatur, diarahkan dan dinasihati, karena mereka memiliki pola hidup yang berbeda-berbeda. Anak-anak di era digital telah terbentuk dan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Lihat saja gaya hidup anak-anak sekolah di zaman sekarang, mereka sudah bisa menikmati layanan mobile Internet yang super cepet. Bukan hanya menikmati kecanggihan teknologi tersebut, namun bisa melakukan apapun lewat smartphone, mulai dari entertainment, belajar, kerja, dan sebagainya. Salah satu dampak negatif tentang perkembangan teknologi terhadap pembaharuan karakter siswa di era digital adalah kemerosotan moral di kalangan masyarakat khususnya remaja dan pelajar/siswa menjadi salah satu tantangan sosial budaya yang serius. Jadi seorang guru haruslah benar-benar menyadari bahwa status mereka bukan hanya dipandang orang sebagai sebuah profesi namun guru juga dipandang sebagai  orang yang dipercaya untuk mengajar, mendidik dan membimbing untuk membangun karakter siswa di era digital ini.Kata Kunci: Pembimbingan; karakter; era digital.
Takut Akan Tuhan Dalam Amsal 1:7 Dalam Upaya Orangtua Membina Perilaku Anak Nurmiati Marbun; Elia Yenny
KERUGMA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2022): April 2022
Publisher : STT Injili Indonesia Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2500/kerugma.v4i1.64

Abstract

Abstract:Fostering one's behavior starts from the smallest institution, namely the family. Because the family is the main source of education and above all, because all knowledge and human intellectual intelligence is obtained first from parents and members of their own family. Fostering children is not done in a short time by parents, but repeatedly. Every opportunity or every opportunity, parents use every opportunity available to foster or instill good values for children.Keywords: Proverbs 1:7; parent; build; child behavior. Abstrak:Membina perilaku seseorang dimulai dari lembaga yang paling kecil, yaitu keluarga. Karena keluarga merupakan sumber pendidikan utama dan terutama, karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual manusia diperoleh pertama-tama dari orangtua dan anggota keluarganya sendiri. Membina anak tidak dalam waktu yang singkat dilakukan orangtua, melainkan berulang-ulang. Setiap kesempatan ataupun setiap peluang, orangtua menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk membina atau menanamkan nilai-nilai yang baik bagi anak.Kata Kunci: Amsal 1:7; orangtua; membina; perilaku anak.