Maman A. Majid Binfas
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Educate : Jurnal Teknologi Pendidikan

IMPLEMENTASI PARENTING DALAM DEMOKRASI SOCIETY PROGRAM BELAJAR DARI RUMAH (BDR) SEKOLAH DASAR DRAMAGA BOGOR Al Juska Sasni Akbar; Maman A. Majid Binfas
EDUCATE Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/educate.v6i1.4261

Abstract

Esensi Physical Distancing dengan mengalihkan pembelajaran tatap muka ke dalam sistem pembelajran daring yang mengharuskan semua komponen untuk melakukan Program Belajar dari Rumah (BDR). Program ini mesti dilakukan dengan Demokrasi Society, baik oleh pendidik maupun orang tua, tiada lain guna berkontribusi untuk mendidik anak lebih maksimal di rumah secara daring.Tujuan penelitian ini, yakni untuk mengetahui parenting dimensi kontribusi orang tua dalam mewujudkan demokrasi society peserta didik dalam Program BDR di masa New Normal Covid-19. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalamHasil peneitian ini menunjukan bahwa (1). Peran orang tua dalam Program Belajar Dari Rumah (BDR) yaitu sebagai pembimbing, pendidik, dan pengasuh dalam mengembangkan potensi serta bakat anak sesuai dengan instruksi pembelajaran guru kelas, akan tetapi fungsi tersebut dianggap kurang maksimal karena dipengaruhi oleh rendahnya latar belakang pendidikan, sibuk bekerja dan kurangnya perhatian menyebabkan anak tidak termotivasi belajar, tidak mengerjakan tugas harian dan lebih memilih bermain. (2). Demokrasi Sociaty peserta didik dalam aspek perhatian, keadilan, pembimbingan dan arahan belajar dianggap tidak terpenuhi, dibuktikan dengan banyak peserta didik yang tidak mau ditemani belajar oleh orang tua mereka karena dianggap galak, tidak sabar dan bahkan terjadi kekerasan. (3). Orang tua memiliki hambatan sarana dan prasarana terbatas terutama ketiadaan handphone 4G yang menyebabkan sarana belajar, seperti group whatapps, video pembelajaran dan quis berbasis foam antara guru, komite sekolah dan orang tua menjadi tidak efektif dan efisien.