Afandi Afandi
Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH TIPE AGROEKOSISTEM TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KEBERLANJUTAN USAHATANI KOPI Rusdi Evizal; Tohari Tohari; Irfan D. Prijambada; Jaka Widada; F. E. Prasmatiwi; Afandi Afandi
JURNAL AGROTROPIKA Vol 15, No 1 (2010): Agrotropika Vol.15 No.1 2010
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.487 KB) | DOI: 10.23960/ja.v15i1.4243

Abstract

Shade trees provide ecological benefits such as soil conservation, biodiversity conservation, and providing nutrient through litter fall and nitrogen fixation by legume trees. Therefore, shade tree is a key factor for sustainability coffee production. To evaluate productivity and sustainability of coffee agroecosystems a study was conducted at Sumberjaya Sub-district, West Lampung, Indonesia, during 2007-2010. Farmers were interviewed and two plots of Coffea canephora were set. Plot I was a long term experimental plot, established from shrub to young coffee agro-ecosystems with treatments of open-grown (sun) coffee and Gliricidae sepium, Erythrina indica and Michelia champaca shaded-grown coffee. Plot II was mature coffee fields of 15 years old with the same types of shade trees. The results showed that tipe of coffee agro-ecosystems determined productivity which legume-shaded coffee were higher than nonlegume-shade coffee or sun coffee. Based on the value of Sustainable Yield Index, Benefit Cost Ratio, Net Present Value, and Internal Rate of Return, Gliricidae sepium and Erythrina indica shaded coffee were more visible therefore more sustainable than 2 others coffee agro-ecosystems. Based on the survey and experimental plot, productivity of coffee agro-ecosystems of 3-26 yeras old showed two maximum points resulted in a regression of polinomial model. Key words: coffee, shade tree, productivity, sustainability
Pemanfaatan Asap Cair untuk Pengendalian Hama dan Penyakit Kakao Rusdi Evizal; Purba Sanjaya; Afandi Afandi; Sudi Pramono; Sugiatno Sugiatno; Liska Mutiara Septiana; Dedy Prasetyo; Fembriarti Erry Prasmatiwi
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 2, September 2
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i2.7810

Abstract

Tanggamus merupakan sentra produksi kakao kedua setelah Pesawaran, antara lain di Kecamatan Air Naningan. Permasalahan yang dihadapi petani adalah produktivitas yang masih rendah antara lain sebagai akibat dari kurangnya pemeliharaan tanaman dan adanya serangan hama dan penyakit antara lain hama pengisap dan hama penggerek buah kakao yang menyebabkan buah tidak dapat dipanen. Tujuan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah: (1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani dalam pemeliharaan terutama sanitasi dan pemangkasan kakao, (2) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani dalam pembuatan asap cair, (3) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani dalam aplikasi asap cair untuk pengendalian hama buah kakao. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelompok Tani Makmur, Pekon Sidomulyo, Kecamatan Air Naningan.Kegiatan PKM ini dilaksanakan secara partisipatif menggunakan metode pertemuan tatap muka, FGD, pelatihan (coaching), dan pendampingan (asistensi).Kesimpulan hasil PKM ini adalah bahwa pengabdian masyarakat sudah dilaksanakan dengan peserta dari Kelompok Tani Makmur, Desa Sidomulyo, Kecamatan Air Naningan, Tanggamus melalui kegiatan penyuluhan, FGD, coaching, dan pendampingan petani. Efektifitas aplikasi asap cair untuk pengendalian hama kakao dipengaruhi oleh pemangkasan tajuk pohon. Pengabdian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam aplikasi asap cair untuk meningkatkan ketahanan terhadap hama tanaman kakao dengan nilai meningkat dari 39-59 menjadi 83-100.Kata kunci: Asap cair, busuk buah kakao, penggerek