Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Enkulturasi Nilai Karakter Melalui Permainan Tradisional Pada Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar Ani Siti Anisah; Ade Holis
Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 14, No 2 (2020): Jurnal Pendidikan UNIGA
Publisher : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jp.v14i2.1005

Abstract

Proses penanaman karakter di sekolah selama ini berlangsung secara tidak langsung sehingga berdampak kepada kurang terbangunnya karakter peserta didik. Didukung oleh perkembangan teknologi yang melahirkan berbagai inovasi telah menggeser nilai-nilai budaya yang dianut masyarakat dan melemahkan kekuatan karakter bangsa. Lembaga pendidikan memiliki peran dalam memperbaiki lemahnya sumber daya manusia terutama karakter, bahkan tripusat pendidikan harus bersinergi dalam membangun karakter peserta didik sejak dini. Pendidikan tingkat dasar merupakan akar pendidikan yang paling mendasar sehingga keberhasilannya sangat menentukan proses belajar peserta didik pada jenjang selanjutnya. Pemberlakuan Kurikulum 2013 salah satunya bertujuan untuk memperbaiki karakter peserta didik. Pembelajaran tematik integrative diterapkan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran yang ada dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitar sehingga pembelajaran menjadi kontekstual dengan konsep belajar learning by doing. Disamping itu pendidik dituntut kreatif dalam mengembangkan bahan ajar, memilih sumber dan media belajar yang tersedia di lingkungan sekitar. Proses mempelajari nilai budaya local dapat dilakukan melalui pembelajaran tematik agar terjadi proses enkulturasi nilai karakter, karena proses enkulturasi merupakan proses alamiah yang terjadi di lingkungan pendidikan baik formal, informal maupun non formal. Pada pendidikan formal pendidik dituntut untuk memperhatikan karakteristik peserta didik usia sekolah dasar sehingga pendidik harus lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik, bersosialisasi, bekerjasama, kontekstual, dan mampu mengembangkan nilai karakter selama proses pembelajaran. Kata Kunci: Enkulturasi, Nilai-nilai Karakter, Permainan Tradisional, Pembelajaran Tematik, Sekolah Dasar
Meningkatkan Kemampuan Daya Ingat Siswa Melalui Metode Bernyanyi Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Ani Siti Anisah; Iis Salwa Maulidah
Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 16, No 1 (2022): Jurnal Pendidikan UNIGA
Publisher : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jp.v16i1.1814

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya ingat siswa dalam pembelajaran SKI melalui metode bernyanyi. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kuantitatif eksperimen pre-experimental one grup pretest-posttes. Teknik pengambilan data dilakukan melalui wawancara, tes dan dokumentasi. Teknik pengolahan data dilakukan melalui uji validitas dan reliabilitas instrumen, uji tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda. Teknis analisis data dilakukan melalui uji homogenitas, normalitas dan uji t, sehingga dihasilkan N-Gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum di tretament nilai pretest sebesar 44,  dan setelah mendapatkan perlakuan, nilai posttest sebesar 84. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu 39,30 > 2,67 dapat disimpulkan bahwa nilai postes lebih baik dari nilai pretest artinya kemampuan daya ingat siswa meningkat 71% dengan interpretasi tinggi. Hal itu membuktikan bahwa metode bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan daya ingat siswa, melalui lagu gembira dapat membantu meningkatkan daya ingat anak dan  memiliki manfaat sebagai sarana relaksasi dalam menetralisasi denyut jantung dan gelombang otak, menumbuhkan minat dan zmenguatkan zdaya ztarik zpembelajaran, menciptakan zproses zpembelajaran zlebih zhumanis zdan zmenyenangkan, sebagai zjembatan zdalam zmengingat zmateri zpembelajaran, membangun zretensi zdan zmenyentuh zemosi zdan zrasa zestetika zsiswa, proses zinternalisasi znilai zyang zterdapat zpada zmateri zpembelajaran, dan mendorong zmotivasi zbelajar zsiswa.
Perkembangan Sosial, Emosi, Moral Anak dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Sikap Sosial SIswa Sekolah Dasar Ani Siti Anisah; Sapriya; Kama Abdul Hakam; Ernawulan Syaodih
JUDIKDAS: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar Indonesia Vol. 1 No. 1 (2021): DESEMBER
Publisher : Educational and Talent Development Center of Indonesia (ETDC Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.561 KB) | DOI: 10.51574/judikdas.v1i1.262

Abstract

This study aims to determine (1) the characteristics of social, emotional, and moral development in elementary school children, and (2) the implications of children's social, emotional, and moral development on the formation of social attitudes in elementary school children. The research method used in this study is literature. The results showed that the characteristics of social, emotional, and moral development of elementary school children were aware of the social roles, religion, race, and socioeconomic status of their peers, accepted cultural stereotypes, and adult attitudes towards their status, thus creating group awareness in their social environment. These characteristics will persist until late childhood and will continue until they are adults if educators provide a stimulus in continuing their mature developmental tasks. The stimulus is in the form of guidance, direction, and providing a good and healthy socio-cultural environment in social, emotional, and moral development so that it has implications for the formation of good social attitudes. For children's socialization skills to improve, the task of educators is to guide and direct them to learn to accept and carry out responsibilities, learn to compete with others, learn good social behavior, learn to work together, learn from adults, and learn with peers, learn to adapt themselves with group standards, learn to play to develop physical, learn to share, and learn sportsmanship. The most important thing is good parenting from parents as the first madrasa for children informing children with noble character as a form of good social attitude in society.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIK REALISTIK (PTK DI KELAS IV SDN PADASUKA 2 PASIRWANGI GARUT ) Dadan Hermawan; Ani Siti Anisah; Ani Yanti Ginanjar
NATURALISTIC : Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 2b (2020): Edisi Seminar Nasional Pendidikan Dasar (Senada) Inovasi Pembelajaran di SD
Publisher : Jurnal ini diterbitkan oleh: PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.445 KB) | DOI: 10.35568/naturalistic.v4i2b.770

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah matematika pecahan melalui Pendidikan Matematika Realistik pada siswa kelas IV. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kolaboratif. Peneliti berkolaborasi dengan guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Padasuka 2 Kecamatan Pasirwangi Kab. Garut. Objek dari penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika terkait pecahan melalui penerapan Pendidikan Matematika Realistik. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dalam bentuk uraian terbatas yang dilakukan tiap akhir siklus, dan observasi yang dilakukan oleh peneliti. Data aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran dianalisis secara deskriptif kualitatif dan data hasil tes kemampuan memecahkan masalah dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan penyajian tabel dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Pendidikan Matematika Realistik yang dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah PMR yang didasarkan pada karakteristik PMR yaitu penggunaan masalah kontekstual, penggunaan model, kontribusi siswa, kegiatan interaktif, dan keterkaitan topik dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa. Hal tersebut terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata hasil evaluasi siswa. Nilai rata-rata sebelum tindakan adalah 62,78 dengan ketuntasan belajar 37,84%, nilai rata-rata siklus pertama adalah 63,76 dengan ketuntasan belajar sebesar 54,05% , nilai rata-rata siklus kedua adalah 71,57 dengan ketuntasan belajar sebesar 75,68%, dan nilai rata-rata siklus ketiga adalah 73,30 dengan ketuntasan belajar sebesar 86,49%.
Meningkatkan Pemahaman Konsep IPS Melalui Penerapan Model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, and Extending) Ani Siti Anisah; Mila Maratusholihah
Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 17, No 1 (2023): Jurnal Pendidikan UNIGA
Publisher : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jpu.v17i1.2675

Abstract

Ilmu Pengetahuan Sosial pada umumnya dianggap sebagai materi yang  bersifat asosiatif, artinya peserta didik hanya menghafal dan mencatat dan mempelajari materi tersebut. Pandangan negatif terhadap IPS tersebut perlu diperbaiki agar peserta didik   termotivasi dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep mata kuliah Konsep Dasar IPS pada mahasiswa. Untuk meningkatkan pemahaman konsep IPS tersebut, peneliti mencoba menerapkan Model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini  adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan  desain Kurt Lewin yang terdiri dari empat siklus, yaitu planing, acting, observing, dan reflecting. Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PGMI yang berjumlah 32 orang. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada siklus I, nilai rata-rata pemahaman konsep peserta didik adalah 67,55%, pada sklus tersebut terdapat peningkatan 68,9%. Pada Siklus ke 2, nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa menggunakan model CORE mengalami peningkatan yaitu 69,9%, sementara pada siklus ke 3 terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata 71,9%. hal itu membuktikan bahwa model pembelajaran CORE yang diterapkan pada setiap siklus mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penguasaan dan pemahaman konsep materi IPS. Karena Model CORE dalam prosesnya selalu menekankan pada aktivitas belajar agar mendalami dan menggali suatu ide melalui pengorganisasian materi, sehingga ide tersebut dihubungkan dari informasi lama ke dalam informasi baru dan mampu meningkatan pemahaman konsep mahasiswa secara signifikan.
Memotivasi Belajar Peserta Didik Melalui Joyfull Learning di SDN I Sukalaksana Pada Kegiatan KKN Tematik Masa Pandemi Covid 19 Ani Siti Anisah
JPM: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1, No 3 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jpm.v1i3.2248

Abstract

Pandemi Covid-19 membawa perubaan yang sangat kompleks baik di bidang sosial, ekonomi maupun pendidikan. Dalam bidang pendidikan, pembelajaran di berbagai sekolah dilaksanakan secara daring yang menyebabkan peserta didik mengeluh dan kurang bersemangat dalam pelaksanaan proses belaja mengajar. berkurangnya semangat dan hilangnya motivasi belajar sangat dirasakan oleh peserta didik di SDN I Sukalaksana sehingga ketika pembelajaran tatap muka yang telah berlangsung 50% pun masih membuat peserta didi mengeluh akibat kurangnya sarana prasarana dan sulitnya mmateri yang diterima peserta didik. Permasalahan tersebut ditemui oleh mahapeserta didik New Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik pada tahun 2021. Sehingga dilakukan penelitian untuk mencari solusi sebagai upaya menyeleasaikan masalah. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode wawancara dan beberapa program kegiatan yang dilakukan selama pengabdian. Tujuan pengabdian ini adalah untuk mengetahui upaya memotivasi belajar peserta didik melalui kegiatan Joyfull Learning. Hasil penelitian dalam pengabdian ini diperoleh data bahwa stelah dilakukan observasi dan treatment terhadap peserta didik di SDN I Sukalaksana telihat antusias, menyenangkan dan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran. Melalui kegiatan pengabdian ini diharapkan guru dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan memilih model pembelajaran yang tepat dan menarik sehingga peserta didik termotivasi untuk lebih semangat dalam mengikuti pembelajaranKata kunci: Motivasi Belajar, Peserta Didik Sekolah Dasar, Joyfull Learning, KKN Tematik