Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan UNIGA

Enkulturasi Nilai Karakter Melalui Permainan Tradisional Pada Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar Ani Siti Anisah; Ade Holis
Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 14, No 2 (2020): Jurnal Pendidikan UNIGA
Publisher : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jp.v14i2.1005

Abstract

Proses penanaman karakter di sekolah selama ini berlangsung secara tidak langsung sehingga berdampak kepada kurang terbangunnya karakter peserta didik. Didukung oleh perkembangan teknologi yang melahirkan berbagai inovasi telah menggeser nilai-nilai budaya yang dianut masyarakat dan melemahkan kekuatan karakter bangsa. Lembaga pendidikan memiliki peran dalam memperbaiki lemahnya sumber daya manusia terutama karakter, bahkan tripusat pendidikan harus bersinergi dalam membangun karakter peserta didik sejak dini. Pendidikan tingkat dasar merupakan akar pendidikan yang paling mendasar sehingga keberhasilannya sangat menentukan proses belajar peserta didik pada jenjang selanjutnya. Pemberlakuan Kurikulum 2013 salah satunya bertujuan untuk memperbaiki karakter peserta didik. Pembelajaran tematik integrative diterapkan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran yang ada dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitar sehingga pembelajaran menjadi kontekstual dengan konsep belajar learning by doing. Disamping itu pendidik dituntut kreatif dalam mengembangkan bahan ajar, memilih sumber dan media belajar yang tersedia di lingkungan sekitar. Proses mempelajari nilai budaya local dapat dilakukan melalui pembelajaran tematik agar terjadi proses enkulturasi nilai karakter, karena proses enkulturasi merupakan proses alamiah yang terjadi di lingkungan pendidikan baik formal, informal maupun non formal. Pada pendidikan formal pendidik dituntut untuk memperhatikan karakteristik peserta didik usia sekolah dasar sehingga pendidik harus lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik, bersosialisasi, bekerjasama, kontekstual, dan mampu mengembangkan nilai karakter selama proses pembelajaran. Kata Kunci: Enkulturasi, Nilai-nilai Karakter, Permainan Tradisional, Pembelajaran Tematik, Sekolah Dasar
Meningkatkan Kemampuan Daya Ingat Siswa Melalui Metode Bernyanyi Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Ani Siti Anisah; Iis Salwa Maulidah
Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 16, No 1 (2022): Jurnal Pendidikan UNIGA
Publisher : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jp.v16i1.1814

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya ingat siswa dalam pembelajaran SKI melalui metode bernyanyi. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kuantitatif eksperimen pre-experimental one grup pretest-posttes. Teknik pengambilan data dilakukan melalui wawancara, tes dan dokumentasi. Teknik pengolahan data dilakukan melalui uji validitas dan reliabilitas instrumen, uji tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda. Teknis analisis data dilakukan melalui uji homogenitas, normalitas dan uji t, sehingga dihasilkan N-Gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum di tretament nilai pretest sebesar 44,  dan setelah mendapatkan perlakuan, nilai posttest sebesar 84. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu 39,30 > 2,67 dapat disimpulkan bahwa nilai postes lebih baik dari nilai pretest artinya kemampuan daya ingat siswa meningkat 71% dengan interpretasi tinggi. Hal itu membuktikan bahwa metode bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan daya ingat siswa, melalui lagu gembira dapat membantu meningkatkan daya ingat anak dan  memiliki manfaat sebagai sarana relaksasi dalam menetralisasi denyut jantung dan gelombang otak, menumbuhkan minat dan zmenguatkan zdaya ztarik zpembelajaran, menciptakan zproses zpembelajaran zlebih zhumanis zdan zmenyenangkan, sebagai zjembatan zdalam zmengingat zmateri zpembelajaran, membangun zretensi zdan zmenyentuh zemosi zdan zrasa zestetika zsiswa, proses zinternalisasi znilai zyang zterdapat zpada zmateri zpembelajaran, dan mendorong zmotivasi zbelajar zsiswa.
Meningkatkan Pemahaman Konsep IPS Melalui Penerapan Model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, and Extending) Ani Siti Anisah; Mila Maratusholihah
Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 17, No 1 (2023): Jurnal Pendidikan UNIGA
Publisher : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jpu.v17i1.2675

Abstract

Ilmu Pengetahuan Sosial pada umumnya dianggap sebagai materi yang  bersifat asosiatif, artinya peserta didik hanya menghafal dan mencatat dan mempelajari materi tersebut. Pandangan negatif terhadap IPS tersebut perlu diperbaiki agar peserta didik   termotivasi dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep mata kuliah Konsep Dasar IPS pada mahasiswa. Untuk meningkatkan pemahaman konsep IPS tersebut, peneliti mencoba menerapkan Model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini  adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan  desain Kurt Lewin yang terdiri dari empat siklus, yaitu planing, acting, observing, dan reflecting. Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PGMI yang berjumlah 32 orang. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada siklus I, nilai rata-rata pemahaman konsep peserta didik adalah 67,55%, pada sklus tersebut terdapat peningkatan 68,9%. Pada Siklus ke 2, nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa menggunakan model CORE mengalami peningkatan yaitu 69,9%, sementara pada siklus ke 3 terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata 71,9%. hal itu membuktikan bahwa model pembelajaran CORE yang diterapkan pada setiap siklus mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penguasaan dan pemahaman konsep materi IPS. Karena Model CORE dalam prosesnya selalu menekankan pada aktivitas belajar agar mendalami dan menggali suatu ide melalui pengorganisasian materi, sehingga ide tersebut dihubungkan dari informasi lama ke dalam informasi baru dan mampu meningkatan pemahaman konsep mahasiswa secara signifikan.