Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS TIGA TATARAN ASPEK SEMIOTIK TZVETAN TODOROV PADA CERPEN “PEMINTAL KEGELAPAN” KARYA INTAN PARAMADITHA Ery Agus Kurnianto
Kandai Vol 11, No 2 (2015): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.214 KB) | DOI: 10.26499/jk.v11i2.227

Abstract

Melalui tulisan ini, cerpen “Pemintal Kegelapan” karya Intan Paramaditha dikaji dari segi struktur karya dengan menggunakan pendekatan struktural Tzvetan Todorov. Teori yang digunakan untuk membedah karya ini adalah teori struktural Tzvetan Todorov. Dalam teori tersebut ada tiga hal yang dapat dikaji berdasarkan struktur karya, yaitu aspek sintaksis, aspek semantik, dan aspek verbal. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa dari segi aspek semantik terlihat bahwa alur cerpen “Pemintal Kegelapan” adalah alur progresif. Aspek semantik yang dalam hal ini dikaitkan dengan unsur penokohan tokoh aku dan tokoh Ibu. Tokoh aku memiliki sifat rasa ingin tahu, menghormati, dan menghargai tokoh Ibu. Sedangkan tokoh Ibu memiliki sifat introver, eksplosif, dan misterius. Dari aspek verbal, pengarang menggunakan pencerita luar dan wicara yang dialihkan.
PERLAWANAN EMPAT TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL GARIS PEREMPUAN KARYA SANIE B. KUNCORO TERHADAP KONSTRUKSI SEKSUALITAS DAN SUBJEKTIVITAS PEREMPUAN DALAM BUDAYA PATRIARKI (The Opposition of Four Women in Novel Garis Perempuan by Sanie B. Kuncoro toward Sexuality Construction and Women Subjectivity in Patriarchy Culture) Ery Agus Kurnianto
SAWERIGADING Vol 23, No 2 (2017): Sawerigading, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.717 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v23i2.170

Abstract

The struggle of four women, Ranting, Gendhing, Tawangsri, and Zhang Mey is interesting to be analyzed, particularly by using feminist point of view which has duty to speak out the struggle of women and encourage the women to become themselves. The primary data of this research is “Garis Perempuan”, a novel by Sanie B.Kuncoro. Descriptive-qualitative method is used to analyze the data by using radical feminist approach. Based on the discussion result, it can be concluded that the four women have a hard and brave character to take all risks and to become themselves. At first, they were subordinated by men. However, they eventually became brave and strong to be dominant. In the end of the story, the life chosen by those four women in the novel points out that sexual construction and women subjectivity in dominating patriarchy culture can be broken by women superiority of their body and beauty. AbstrakPerjuangan empat tokoh perempuan, Ranting, Gendhing, Tawangsri, dan Zhang Mey, menjadi dirinya sendiri menarik untuk dikaji dengan menggunakan sudut pandang feminis yang memang memiliki tugas menyuarakan perjuangan kaum perempuan. Data primer penelitian ini adalah novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro. Metode deskriptif-kualitatif digunakan untuk menganalisis data melalui pendekatan atau acuan teori feminis radikal. Beradasarkan hasil pembahasan, disimpulkan bahwa keempat tokoh perempuan yang dikaji memiliki karakter yang keras dan berani mengambil seluruh risiko untuk menjadi dirinya sendiri. Awalnya mereka menyandang karakter perempuan tersubordinasi oleh kaum laki-laki. Namun, di tengah perjalanan hidup mereka pada akhirnya memiliki keberanian dan kekuatan untuk mendominasi atas dirinya sendiri. Pilihan hidup yang dipilih oleh keempat tokoh perempuan dalam novel ini di akhir cerita menyiratkan konstruksi seksualitas dan subyektifitas perempuan dalam dominasi kultur patriarki dapat terpatahkan oleh superioritas perempuan atas kepemilikan tubuh dan kecantikannya.
FUNGSI TOKOH SUPERNATURAL DAN WACANA TENTANG PEREMPUAN CERPEN “PINTU MERAH” DAN “JERITAN DALAM BOTOL” KARYA INTAN PARAMADITHA (Supernatural Characters and Discourse about Woman in Short Stories “Pintu Merah” and “Jeritan dalam Botol” Written by Intan Paramadita) Ery Agus Kurnianto
SALINGKA Vol 11, No 02 (2014): SALINGKA, EDISI DESEMBER 2014
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.578 KB) | DOI: 10.26499/salingka.v11i02.20

Abstract

This paper focuses on strategic issues in the text display function supernatural figure inbreaking down the discourse about women in short stories “Pintu Merah” dan “Jeritan dalamBotol” written by Intan Paramaditha. The purpose of this article is to show how the strategyfunction displays text in a supernatural figure in breaking down the discourse on women whoalready grounded by the patriarchy. The method used in this research is descriptive method.The theory used is the theory of gender categories. The conclusion is that supernatural figuresshown by the diamonds in the short story “Pintu Merah” dan “Jeritan dalam Botol” has thefunction to urge all civility and patriarchal norms to be dismantled. Women’s issues rosethrough the dark silence as a form of business worrisome to escape the pressure. Femaleresistance to patriarchal norms that appear in the short story Pintu Merah dan Jeritan dalamBotol tends to be closed, silent, silent and tend to be inward.Keywords: supenatural character, discourse about women.