Deli Lilia
Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al-Ma'arif Baturaja

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Faktor-Faktor yang Barhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Petugas Kebersihan dan Keindahan Kota Martapura Kabupaten OKU TimurTahun 2014 Deli Lilia
Cendekia Medika: Jurnal Stikes Al-Ma`arif Baturaja Vol. 1 No. 1 (2016): Cendekia Medika
Publisher : LPPM STIKES Al-Ma'arif Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.811 KB)

Abstract

Data yang diperoleh dari Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Martapura Kabupaten Oku Timur ketersediaan alat pelindung diri bagi petugas kebersihan berjumlah 225 unit (50,56%) dengan jumlah Tenaga Harian Lepas 509 orang. Survei pendahuluan ditemukan 2 dar 6 petugas yang tidak memakai alat pelindung diri mengidap penyakit kulit. Jenis penelitian analitik dengan desain cross sectional dengan menggunakan teknik Random Sampling. Populasi 509 orang dan sampel dalam penelitian ini yaitu petugas kebersihan yang berjumlah 224 Responden. Hasil penelitian univariat di dapatkan bahwa penggunaan alat pelindung diri sebanyak 51,8% Pengetahuan baik sebanyak 47,3%, Sikap baik sebanyak 49,1%, Ketersediaan alat pelindung diri sebanyak 49,6%, pernah mengikuti penyuluhan sebanyak 47,8% dan hasil bivariate menemukan bahwa (1) ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan baik dengan penggunaaan APD pada petugas kebersihan sebanyak 90,6% dengan p value 0,000 (2) ada hubungan yang bermakna antara sikap baik dengan penggunaan APD pada petugas kebersihan sebanyak 90,9% dengan p value 0,000 (3) ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan fasilitas dengan penggunaan APD pada petugas kebersihan sebanyak 91,0% dengan p value 0,000 (4) ada hubungan yang bermakna antara yang mengikuti penyuluhan oleh instansi terkait dengan penggunaan APD pada Petugas Kebersihan sebanyak 94,4% dengan p value 0,000. Beberapa saran yaitu kepada Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Martapura Kabupaten OKU Timur menyediakan APD berupa masker, pelindung mata,sarung tangan, sepatu kerja dan helm sesuai dengan jumlah Tenaga Harian Lepas yang ada dan pembuatan peraturan tentang tata cara pemakaian APD yang benar dan membagikan pamphlet mengenai cara penggunaan APD yang benar kepada Petugas Kebersihan.
Pengaruh Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya, Linn) terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti Instar III di Baturaja Kabupaten OKU Tahun 2016 Deli Lilia
Cendekia Medika: Jurnal Stikes Al-Ma`arif Baturaja Vol. 1 No. 2 (2016): Cendekia Medika
Publisher : LPPM STIKES Al-Ma'arif Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.503 KB)

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin untuk DBD. Pemberantasan perkembangbiakan nyamuk yang dilakukan yaitu memutus rantai penularan nyamuk Aedes aegypti. Dalam hal ini pencegahan yang paling efektif dilakukan adalah dengan membunuh larva dari vektor. Abate merupakan larvasida sintetis yang populer digunakan di masyarakat, akan tetapi abate menimbulkan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan sekitar. Untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan bahan kimia sebagai larvasida, maka diperlukan larvasida botani. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daun pepaya. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap mortalitas larva Aedes aegypti, perbedaan rerata mortalitas larva Aedes aegypti antar perlakuan, LC50 ekstrak daun papaya. Penelitian bersifat eksperimental dengan post test only control group design, dengan larva ujinya larva Aedes aegypti instar III. Konsentrasi yang digunakan: 0,5%, 0,6%, 0,7%, 0,8%, 0,9%, kontrol (+) yaitu abate dan kontrol (-) aquades. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam perlakuan, dengan replikasi 4 kali. Data di analisis menggunakan uji Klomogorov-Smirnov, uji Levene, dilanjutkan dengan uji Paired t-test dan uji Anova, LC50 menggunakan uji Probit. Distribusi frekuensi rata-rata jumlah mortalitas setelah perlakuan 24 jam yaitu 13,57. Hasil analisis data uji Paired t-test didapat: ada perbedaan rerata jumlah larva sebelum perlakuan dengan jumlah kematian larva sesudah perlakuan, pada konsentrasi 0,5%, 0,6%, 0,7%, (p=0,000, 0,000, 0,001) dan tidak ada perbedaan rerata jumlah larva sebelum perlakuan dengan jumlah kematian larva sesudah perlakuan pada konsentrasi 0,8% (p=0,092), dan konsentrasi 0,9% (p=1). Hasil uji Anova, ada perbedaan bermakna rerata mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti antar pelakuan (p=0,000). LC50 ekstrak daun pepaya terjadi pada konsentrasi 0,541%. Ada pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya, Linn) terhadap mortalitas larva Aedes aegypti Instar III, Ada perbedaan rerata mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti instar III antar perlakuan. LC50 ekstrak daun pepaya terjadi pada konsentrasi 0,541%. Perlu diadakan penelitian selanjutnya tentang senyawa bioaktif daun pepaya yang berperan dalam menyebabkan mortalitas larva, mekanisme mortalitas larva Aedes aegypti, LT50 ekstrak daun pepaya
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK BALITA DI DESA ULUDANAU OGAN KOMERING ULU SELATAN Fera Meliyanti; Eko Heriyanto; Deli Lilia
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v5i1.455

Abstract

Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena termasuk salah satu penyakit infeksi yang angka kematiannya tinggi terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Tahun 2013 Pneumonia merenggut nyawa anak hampir 2.600 setiap harinya atau 15% dari kematian balita yang sebagian besar berusia kurang dari 2 tahun. Indonesia, Pneumonia selalu menjadi penyebab utama kematian pada kelompok bayi dan balita. Proporsi Pneumonia terhadap ISPA pada tahun 2012 adalah sebesar 7,14%, tahun 2013 sebesar 6,89% dan tahun 2014 meningkat menjadi 7,28% (Dinkes OKU Selatan, 2014). Tujuan penelitian untuk dikatahui hubungan kepadatan hunian rumah, ventilasi, dan pencahayaan dengan kejadian pneumonia.Penelitian Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi 312 rumah, dengan sampel 176. Pengambilan sampel menggunakan teknnik simple random sampling. Analisis data univariat dan bivariat, dengan uji chi-square, tingkat kepercayaan (CI=95%). Penelitian dilaksanakan April-Juli 2014 di Desa Ulu Danau OKU Selatan.Hasil penelitian menunjukkan responden yang pernah mengalami pneumonia 21,6% lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang tidak terkena. Kepadatan hunian tidak memenuhi syarat kesehatan 26,1%, lebih sedikit dibandingkan dengan yang memenuhi syarat kesehatan. Dua puluh satu (21%) ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan lebih sedikit dibandingkan dengan ventilasi yang memenuhi syarat. Pencahayaan tidak memenuhi syarat kesehatan (23,3%) lebih sedikit dibandingkan dengan yang memenuhi syarat. Ada hubungan bermakna kepadatan hunian rumah (p=0,000), ventilasi (p value 0,000) pencahayaan (p value 0,000), dengan kejadian Pneumonia pada anak balita. Disimpulkan pada umumnya rumah responden belum memenuhi syarat kesehatan, dan kepadatan hunian rumah, ventilasi, dan pencahayaan merupakan faktor resiko terhadap kejadian pneumonia di Desa Ulu Danau 2014.Kata kunci: Kondisi fisik rumah, pneumonia, anak.
FAKTOR RESIKO KEJADIAN MALARIA KLINIS DI DESA TANJUNG DALAM WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LUBUK BATANG KABUPATEN OKU Eko Heryanto; Deli Lilia; Fera Meliyanti
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v5i1.451

Abstract

The World Malaria Report 2005, dijelaskan bahwa di dunia saat ini lebih dari 1 juta orang setiap tahun meninggal akibat malaria. Hasil laporan Riskesdas tahun 2007, prevalen malaria di Indonesia mencapai 2,85%. Prevalensi kasus malaria di Sumatera Selatan adalah 1,01% (Laboratorium) dan 1,63 % (gejala klinis). Desa Tanjung Dalam yang merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lubuk Batang menunjukan AMI pada tahun 2013 yaitu 60,69‰ dengan jumlah kasus 86 dari 1.417 penduduk. Tujuan penelitian diketahui factor resiko kejadian malaria klinis di Desa Tanjung Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang Kabupaten OKU tahun 2014.Penelitian ini dilakukan dengan desain Cross Sectional. Populasi meliputi seluruh kepala keluarga berjumlah 387 KK dengan sampel 197. Analisis data univariat dan bivariat dengan uji statistik chi-square, dengan derajat kepercayaan 95%.Hasil penelitian menunjukkan penderita malaria 56 (28,4%) responden, 91 (46,2%) tidak menggunakan kelambu, 77 (39,1%) tidak menggunakan obat nyamuk, 66 (33,6%) memiliki kebiasaan keluar rumah di malam hari, 115 (58,45) tidak memasang kawat kasa pada ventilasi rumahnya, 87 (44,2%) disekitar lingkungan rumahnya ada tempat perindukan nyamuk, dan 95 (48,2%) terdapat semak-semak disekitar lingkungan rumahnya. Dari hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pemakaian kelambu (p=0,000), kebiasaan memakai obat nyamuk (p=0,000), kebiasaan keluar malam (p=0,000), pemasangan kawat kasa ventilasi (p=0,002), tempat perindukan nyamuk (p=0,005), dan keberadaan semak-semak (p=0,003) dengan kejadian malaria klinis. Disimpulkan, bahwa pemakaian kelambu, kebiasaan memakai obat nyamuk, kebiasaan keluar malam, pemasangan kawat kasa ventilasi, tempat perindukan nyamuk, dan keberadaan semak-semak merupakan faktor resiko terjadinya malaria klinis.Kata kunci : Malaria klinis
Diversity of Contaminants Fungi in Coffee Beans Stored Using Polystyrene and Gunny Sacks in South OKU Regency (Indonesia) Deli Lilia; Nurhayati Damiri; Mulawarman Mulawarman
Sriwijaya Journal of Environment Vol 6, No 2 (2021): Environmental Risks and Resources Management
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.608 KB) | DOI: 10.22135/sje.2021.6.2.13-19

Abstract

Robusta coffee is a coffee type found in South OKU Regency in Indonesia, and its storage process is highly susceptible to the growth of various fungal species, including fungi that produce Ochratoxin A (OTA). Therefore, this study aims to examine the fungal contamination contained in storage using polystyrene and gunny sacks for 20 and 30 days. Data were obtained from surveys, interviews, and samples from 30 farmers which stored coffee beans using polystyrene and gunny sacks in May-July 2020. The results showed that the moisture content was higher in storage using gunny sacks than in polystyrene sacks, at 16.94 ± 0.878 % and 15.99 ± 1.33%, respectively. Furthermore, 16 fungal species were present in gunny sack storage, while 14 fungal species were observed in polystyrene sacks. The percentage of OTA-producing fungi A.niger and A.ochraceus in the two stores yielded 100% and 63.3%, respectively