Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pemetaan Konten Promosi Digital Bisnis Kuliner kika’s Catering di Media Sosial Yuni Tresnawati; Kurniawan Prasetyo
PRofesi Humas Vol 3, No 1 (2018): PRofesi Humas Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 10/E/KPT/2019
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1235.744 KB) | DOI: 10.24198/prh.v3i1.15333

Abstract

Kegiatan promosi adalah salah satu hal terpenting dalam menjalankan sebuah bisnis untuk memasarkan produk/jasa. Sejalan dengan berkembangnya teknologi yang ada saat ini, strategi dalam melakukan pemasaran pun juga mulai berubah ke arah yang lebih modern, yaitu dengan teknologi internet, atau yang kemudian dikenal dengan istilah digital marketing. Beragam jenis media sosial dan karakteristiknya dapat menjadi alternatif untuk melakukan promosi digital bisnis kuliner. Banyaknya kemudahan dan fungsi dalam penggunaan media digital, telah mendorong banyak pengusaha dalam bidang usaha kuliner untuk ikut serta dalam memanfaatkan fasilitas media digital sebagai sarana promosi produk-produknya. Salah satunya adalah dengan menggunakan media sosial sebagai media promosi.Media sosial yang sering digunakan adalahFacebook dan Instagram, berdasarkan survei emarketer yaitu sebesar 87,5% untuk facebook dan 69,2% untuk Instagram, tentang tren penggunaan media sosial. Fakta inilah yang juga disadari oleh Kika’s Catering, salah satu bisnis kuliner yang menggunakan media sosial untuk kegiatan promosinya. Namun beragam jenis media sosial yang ada tentu memiliki sifat, karakteristik, ciri khas, konten, bahkan tujuan yang berbeda pula. Menggunakan media sosial yang tidak tepat dapat menyebabkan kegiatan promosi menjadi tidak efektif. Konten promosi menjadi hal penting dalam menggunakan media sosial yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pemetaan konten promosi digital bisnis kuliner di Facebook dan Instagram.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa hal yang harus menjadi perhatian dalam melakukan kegiatan promosi digital adalah mendefinisikan target konsumen, dan penggunaan konten promosi. Konten yang tepat digunakan pada Instagram adalah visual/image dan hashtag.Sedangkan untuk Facebook adalah photo album, teks, dan fanpage.
New Media: Instagram @sumbar_rancak as a Means of Promoting Tourism in West Sumatra Engga Probi Endri; Kurniawan Prasetyo
AL MUNIR : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Volume 12 Nomor 01 Tahun 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/amj-kpi.v12i01.2891

Abstract

The development of social media today has a big impact, one of which has an impact in the field of promotion. Industry players including influencers and content creators use Instagram social media as a means of promotion, one of which is Instagram @sumbar_rancak social media as a means of promoting tourism in Sumatera Barat. Based on the above background, the focus of the problem in this study is how to use social media instagram @sumbar_rancak as a means of tourism promotion in Sumatera Barat. The purpose of this study was to determine the use of social media Instagram @sumbar_rancak as a means of promoting tourism in Sumatera Barat. This study uses the concept of new media-based tourism promotion, namely social media Instagram. This research will use a qualitative approach using the case study method. From the research results, the use of Instagram @sumbar_rancak social media as a means of tourism promotion in Sumatera Barat is to use several Instagram features such as; photo title or caption, hashtags, comments, mentions. And based on the results of observations and interviews with Instagram informants, @sumbar_rancak is very effective in promoting tourism in West Sumatra. This is evidenced by the statements of visitors through the captions they upload on privately owned social media.
Pemaknaan Apropriasi Budaya Pada Video Make A Wish Eka Perwitasari Fauzi; Kurniawan Prasetyo
Jurnal Komunikasi Global Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jkg.v12i1.28489

Abstract

Di era digital, konten bermuatan budaya asing bisa ditemukan dengan mudah dalam bentuk unggahan teks media seperti film dan musik di saluran media baru. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap pemaknaan audiens mengenai apropriasi budaya terhadap teks media berupa video klip musik dari Grup Idol NCT U yang berasal dari Korea Selatan. Penelitian ini mencoba menggali mengenai pemaknaan apropriasi budaya dari sudut pandang penggemar budaya pop Korea. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis resepsi dan teknik pengumpulan data melalui focus grup discussion (FGD) dengan 11 partisipan. Hasil penelitian dibagi menjadi empat kategorisasi bentuk apropriasi budaya yaitu cultural exchange (pertukaran budaya), cultural domination (dominasi budaya), cultural exploitation (eksploitasi budaya), dan transculturation (transkulturasi). Hasil penelitian menyatakan bahwa para informan memaknai apropriasi budaya sebagai dominasi budaya dan trankulturasi dalam teks media berupa video musik yang dibawakan oleh grup idol Korea NCT U. Temuan lain adalah peminjaman budaya tidak terhindarkan ketika dua budaya bertemu sehingga menyebabkan lahirnya sebuah budaya hibrida sebagai komoditas industri budaya. Karena masyarakat Indonesia yang merupakan masyarakat majemuk sudah terbiasa dengan peminjaman budaya, pemaknaan mengenai apropriasi budaya dianggap memiliki nilai positif.In the digital era, the accessibility of foreign cultural content has greatly increased through the availability of media texts such as films and music on new media channels. This research aims to investigate how audiences perceive the cultural appropriation of media texts, specifically focusing on the music video clips of the South Korean Idol Group NCT U. The study seeks to explore the perspectives of fans of Korean pop culture in understanding the concept of cultural appropriation. Employing a qualitative approach, the research utilizes reception analysis methods and data collection techniques, including focus group discussions (FGD) with eleven participants. The findings of the study identify four categories of cultural appropriation: cultural exchange, cultural domination, cultural exploitation, and transculturation. The research reveals that the participants interpreted cultural appropriation as cultural domination and transculturation within the context of music videos by NCT U. Additionally, the study highlights the inevitability of cultural borrowing when different cultures interact, leading to the emergence of a hybrid culture as a commodity within the cultural industry. Given the pluralistic nature of Indonesian society, the borrowing of culture is viewed positively, suggesting a favorable perception of cultural appropriation.
Strategi Komunikasi Pemasaran Produk Kopi Kawa Daun Tanah Datar dalam Membangun Brand Awareness Engga Probi Endri; Kurniawan Prasetyo
Jurnal Audiens Vol. 2 No. 1 (2021): March
Publisher : Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jas.v2i1.9836

Abstract

Kawa daun telah dikenal masyarakat Minangkabau yang syarat akan nilai budaya dan nilai historisnya. Hadirnya industri kreatif, Kopi Kawa Daun sebagai produk Tanah Datar, Sumatera Barat. Selain mencari market yang luas, branding produk menjadi penting untuk pencapaian jangka panjang brand. Desain, pesan, promosi serta komunikasi brand Kopi Kawa Daun, dirancang sedemikian rupa sehingga mencirikan nilai historis dan identik dengan budaya Minangkabau. Komunikasi pemasaran itu sendiri merupakan proses penyampaian pesan dengan cara bujukan atau ajakan untuk menawarkan sebuah produk baik barang atau jasa. Dalam menjalankan strategi pemasaran guna mendapatkan perhatian dan juga kepercayaan konsumen terhadap suatu merek, perusahaan memerlukan media atau saluran yang dapat dijadikan sebagai perantara dalam proses komunikasi antara perusahaan dengan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis strategi komunikasi pemasaran produk kopi kawa daun Tanah Datar dalam menciptakan brand awareness. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dalam pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sementara untuk melihat keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber.Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Komunikasi Pemasaran Kopi Kawa Daun untuk membangun brand awareness konsumen terhadap produk. Brand awareness publik dikategorikan berdasarkan pengalaman publik yaitu pada tahap brand recall dan brand recognition dan berdasarkan brand produk yaitu pada tahap top of mind.
Pemaknaan Apropriasi Budaya Pada Video Make A Wish Eka Perwitasari Fauzi; Kurniawan Prasetyo
Jurnal Komunikasi Global Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jkg.v12i1.28489

Abstract

Di era digital, konten bermuatan budaya asing bisa ditemukan dengan mudah dalam bentuk unggahan teks media seperti film dan musik di saluran media baru. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap pemaknaan audiens mengenai apropriasi budaya terhadap teks media berupa video klip musik dari Grup Idol NCT U yang berasal dari Korea Selatan. Penelitian ini mencoba menggali mengenai pemaknaan apropriasi budaya dari sudut pandang penggemar budaya pop Korea. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis resepsi dan teknik pengumpulan data melalui focus grup discussion (FGD) dengan 11 partisipan. Hasil penelitian dibagi menjadi empat kategorisasi bentuk apropriasi budaya yaitu cultural exchange (pertukaran budaya), cultural domination (dominasi budaya), cultural exploitation (eksploitasi budaya), dan transculturation (transkulturasi). Hasil penelitian menyatakan bahwa para informan memaknai apropriasi budaya sebagai dominasi budaya dan trankulturasi dalam teks media berupa video musik yang dibawakan oleh grup idol Korea NCT U. Temuan lain adalah peminjaman budaya tidak terhindarkan ketika dua budaya bertemu sehingga menyebabkan lahirnya sebuah budaya hibrida sebagai komoditas industri budaya. Karena masyarakat Indonesia yang merupakan masyarakat majemuk sudah terbiasa dengan peminjaman budaya, pemaknaan mengenai apropriasi budaya dianggap memiliki nilai positif.In the digital era, the accessibility of foreign cultural content has greatly increased through the availability of media texts such as films and music on new media channels. This research aims to investigate how audiences perceive the cultural appropriation of media texts, specifically focusing on the music video clips of the South Korean Idol Group NCT U. The study seeks to explore the perspectives of fans of Korean pop culture in understanding the concept of cultural appropriation. Employing a qualitative approach, the research utilizes reception analysis methods and data collection techniques, including focus group discussions (FGD) with eleven participants. The findings of the study identify four categories of cultural appropriation: cultural exchange, cultural domination, cultural exploitation, and transculturation. The research reveals that the participants interpreted cultural appropriation as cultural domination and transculturation within the context of music videos by NCT U. Additionally, the study highlights the inevitability of cultural borrowing when different cultures interact, leading to the emergence of a hybrid culture as a commodity within the cultural industry. Given the pluralistic nature of Indonesian society, the borrowing of culture is viewed positively, suggesting a favorable perception of cultural appropriation.