Yoga Pratama
Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Kapabilitas Proses Mesin Pengemas Produk Pangan Bubuk: Studi Kasus pada Produk Tepung Terigu Yoga Pratama; Lisa Harmi Susanti
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.672 KB) | DOI: 10.17728/jatp.2076

Abstract

Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisa kapabilitas proses pada mesin pengemas produk pangan bubuk dengan sampel tepung terigu dan menganalisa masalah yang terjadi apabila proses memiliki kapabilitas yang kurang baik. Sebanyak 1250 data berat bersih untuk setiap varian produk tepung terigu (varian 1000 g dan 500 g) diambil secara periodik dari produk yang dikemas dengan mesin pengemas otomatis berkecepatan 60 produk/menit. Data kemudian diolah menggunakan program Minitab 16 untuk menghitung indeks Cp dan Cpk yang menunjukkan kapabilitas proses. Indeks Cp dan Cpk untuk mesin 1000 g adalah 0,52 dan 0,47, sedangkan untuk mesin 500 g adalah 1,12 dan 0,68 dengan mengacu pada standar internal perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa proses yang dijalankan belum capable dan memungkinkan adanya penyimpangan dari batas spesifikasi yang ditentukan karena nilai indeks Cpk yang rendah yakni kurang dari 1. Apabila mengacu ke standar eksternal yang ditetapkan pemerintah, maka nilai indeks yang diperoleh lebih besar karena batas spesifikasi yang lebih longgar. Penyebab masalah yang ditampilkan dalam fishbone diagram dan alternatif langkah solusi yang ditawarkan dapat menjadi masukan produsen untuk meningkatkan kapabilitas proses dan meningkatkan kualitas produk. Studi ini dapat menjadi acuan pada proses produk pangan bubuk lain yang memiliki sistem produksi serupa.The current case study aimed to analyze process capability of food powder packing machine using wheat flour as sample, and further, analyze the problem if the process has low capability. The total of 1250 net weight data for each 1000 g variant and 500 g variant were collected periodically from the automatic packing machine which has 60 products/minute throughput. Data was then calculated for Cp and Cpk index using Minitab 16 software to indicate the process capability. Referring to the internal standard, Cp and Cpk index for 1000 g machine were 0.52 and 0.47 respectively, whereas 1.12 and 0.68 were found for the 500 g variant. The result showed that the process is not capable and tend to produce defected product due to low Cpk value, i.e. lower than 1. However, the Cp and Cpk values were found to be higher if external standard (government standard) is used, most likely due to less strict specification limit. Possible root causes which were shown in fishbone diagram and solution alternatives could be an input for producer to increase their process capability thus improving the product quality. The study can be used as reference for other similar process involving powdered food product.
Sifat Fisik Edible Film yang Terbuat dari Tepung Pati Umbi Garut dan Minyak Sawit Amalina Noor Shabrina; Setya Budi Muhammad Abduh; Antonius Hintono; Yoga Pratama
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 6, No 3 (2017): Agustus 2017
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.213 KB) | DOI: 10.17728/jatp.239

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik edible film dari tepung pati umbi garut dan minyak sawit dengan perbedaan konsentrasi antar keduanya, serta mengetahui konsentrasi yang tepat antara beberapa perlakuan yang menghasilkan edible film terbaik. Penelitian ini dirancang secara acak lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor I adalah konsentrasi tepung pati umbi garut (3%, 4%, dan 5% b/v) dan faktor II adalah penambahan konsentrasi minyak sawit (0%, 0,3%, dan 0,6% v/v). Setiap perlakuan dilakukan  sebanyak 3 kali ulangan dengan parameter yang diujikan yaitu berupa ketebalan, water vapor transmission rate, tensile strength, dan persentase pemanjangan. Nilai water vapor transmission rate  terbaik yaitu sebesar 10,691 g/m2/jam dengan formula konsentrasi tepung pati umbi garut 5% (b/v) dan konsentrasi minyak sawit 0,6% (v/v). Pada nilai water vapor transmission rate ini, nilai ketebalan yang diperoleh yaitu 0,1134 mm, tensile strength 2,8 N/mm2 dan presentase pemanjangan 43%. Dalam menentukan nilai, tepung pati umbi garut dan minyak berinteraksi (P<0,05) pada nilai ketebalan, water vapor transmission rate, dan persentase pemanjangan namun tidak berinteraksi (P>0,05) dalam menentukan nilai tensile strength.The purpose of this research is to determine the physical properties of edible film from arrowroot starch flour and palm oil with difference concentration between both of them, and also to investigate the right concentration among some treatment which have best result. This research used Completely Randomized (CRD) is arranged with two factors. The first factor was the concentration of arrowroot stratch flour (3%, 4%, and 5% b/v) and the second was the concentration of palm oil (0%, 0,3%, and 0,6% v/v). Each treatments for 3 replication, with paramaters measured were thickness, water vapor transmission rate, tensile strength and elongation. The best result of water vapor transmission rate that is 10,691 g/mm2/hour, with formula of the concentration of arrowroot starch flour is 5% and then concentration of palm oil is 0,6%. In this value of water transmission rate, the value of thickness is 0,1134 mm, tensile strength 2,8 N/mm2 and elongation 43%. The result showed the interaction between  concentration of arrowroot starch flour and  palm oil against the thickness, water vapor transmission rate, and elongation (P<0,05). But, there is no interaction with tensile strength (P>0,05).
Kapabilitas Proses Mesin Pengemas Produk Pangan Bubuk: Studi Kasus pada Produk Tepung Terigu Yoga Pratama; Lisa Harmi Susanti
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.2076

Abstract

Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisa kapabilitas proses pada mesin pengemas produk pangan bubuk dengan sampel tepung terigu dan menganalisa masalah yang terjadi apabila proses memiliki kapabilitas yang kurang baik. Sebanyak 1250 data berat bersih untuk setiap varian produk tepung terigu (varian 1000 g dan 500 g) diambil secara periodik dari produk yang dikemas dengan mesin pengemas otomatis berkecepatan 60 produk/menit. Data kemudian diolah menggunakan program Minitab 16 untuk menghitung indeks Cp dan Cpk yang menunjukkan kapabilitas proses. Indeks Cp dan Cpk untuk mesin 1000 g adalah 0,52 dan 0,47, sedangkan untuk mesin 500 g adalah 1,12 dan 0,68 dengan mengacu pada standar internal perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa proses yang dijalankan belum capable dan memungkinkan adanya penyimpangan dari batas spesifikasi yang ditentukan karena nilai indeks Cpk yang rendah yakni kurang dari 1. Apabila mengacu ke standar eksternal yang ditetapkan pemerintah, maka nilai indeks yang diperoleh lebih besar karena batas spesifikasi yang lebih longgar. Penyebab masalah yang ditampilkan dalam fishbone diagram dan alternatif langkah solusi yang ditawarkan dapat menjadi masukan produsen untuk meningkatkan kapabilitas proses dan meningkatkan kualitas produk. Studi ini dapat menjadi acuan pada proses produk pangan bubuk lain yang memiliki sistem produksi serupa.The current case study aimed to analyze process capability of food powder packing machine using wheat flour as sample, and further, analyze the problem if the process has low capability. The total of 1250 net weight data for each 1000 g variant and 500 g variant were collected periodically from the automatic packing machine which has 60 products/minute throughput. Data was then calculated for Cp and Cpk index using Minitab 16 software to indicate the process capability. Referring to the internal standard, Cp and Cpk index for 1000 g machine were 0.52 and 0.47 respectively, whereas 1.12 and 0.68 were found for the 500 g variant. The result showed that the process is not capable and tend to produce defected product due to low Cpk value, i.e. lower than 1. However, the Cp and Cpk values were found to be higher if external standard (government standard) is used, most likely due to less strict specification limit. Possible root causes which were shown in fishbone diagram and solution alternatives could be an input for producer to increase their process capability thus improving the product quality. The study can be used as reference for other similar process involving powdered food product.
Analisis Pola Konsumsi dan Pengetahuan Konsumen terhadap Keamanan Pangan Produk Bakso Curah di Kecamatan Tembalang, Semarang Asri Astuti; Yoga Pratama; Bhakti Etza Setiani
Jurnal Teknologi Pangan Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.142 KB) | DOI: 10.14710/jtp.2019.23745

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi konsumen sehingga mendapatkan informasi mengenai pengetahuan masyarakat terhadap keamanan pangan khususnya terhadap produk bakso curah yang beredar di Kecamatan Tembalang, Semarang. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan wawancara responden menggunakan kuesioner dan uji formalin. Data yang telah diperoleh sebesar 235 responden dan 80 sampel bakso kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan Microsoft Excel kemudian data ditampilkan dalam bentuk tabel dan pie chart. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sebanyak 98% mengkonsumsi bakso dimana 85%-nya membeli bakso di pasar tradisional (pedagang sayur keliling/warung) dan 13% membeli bakso di pasar modern. Konsumen bakso sebanyak 97% mengaku mengetahui bahaya konsumsi bakso berformalin dan sebesar 51%-nya dapat menyebutkan contoh bahayanya. Konsumen sebesar 97% mengetahui ciri-ciri bakso yang mengandung formalin dimana 65%-nya dapat menyebutkan ciri-cirinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa konsumen bakso memiliki pengetahuan terhadap penggunaan bahan berbahaya formalin dengan cukup baik.This study aims to determine consumer consumption patterns so that they get information about people's knowledge of food security, especially on bulk meatball products circulating in Tembalang District, Semarang. This study uses a survey method by interviewing respondents using questionnaires and formalin tests. The data obtained was 235 respondents and 80 meatball samples were tabulated and analyzed using Microsoft Excel and the data was displayed in the form of tables and pie charts. The results showed that 98% of respondents consumed meatballs where 85% of them bought meatballs in traditional markets (vegetable vendors / stalls) and 13% bought meatballs in the modern market. Consumers of 97% meatballs claimed to know the dangers of formalin meatball consumption and 51% of them could mention examples of dangers. Consumers 97% know the characteristics of meatballs containing formalin where 65% of them can mention their characteristics. So it can be concluded that meatball consumers have a good knowledge of the use of hazardous formalin ingredients.
Pengaruh Rasio Pasta Kacang Hijau-Beras Hitam terhadap Karakteristik Sensoris Flakes Sereal Nur Wahyuningsih Apriliana; Siti Susanti; Yoga Pratama
Jurnal Teknologi Pangan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.847 KB) | DOI: 10.14710/jtp.2019.23792

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio pasta kacang hijau-beras hitam dalam formula flakes sereal terhadap karakteristik sensori yang dihasilkan. Pasta kacang hijau dan beras hitam sesuai perlakuan dicampurkan dengan tepung maizena, baking powder, baking soda, garam, madu, minyak dan susu, kemudian di cetak dengan dimensi 1,5x1,5x0,2 cm dan dipanggang pada suhu 120ºC selama 25 menit. Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan dalam penelitian dengan 3 perlakuan berupa rasio pasta kacang hijau:beras hitam yaitu T0 (0%:100%), T1 (50%:50%), T2 (75%:25%) dan 7 pengulangan. Analisis data karakteristik sensori yang mencakup warna, aroma, tekstur, rasa dan overall dengan uji Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann Whitney U Test apabila terdapat pengaruh. Peningkatan rasio pasta kacang hijau terhadap beras hitam akan menyebabkan warna flakes sereal menjadi keabuan, tekstur tidak renyah, rasa semakin manis dan cukup disukai. 
Asam Galakturonat dan Derajat Esterifikasi Ekstrak Pektin Kulit Buah Nangka Menggunakan Gelombang Ultrasonik Wiwid Rizqi Maryati; Yoga Pratama; Nurwantoro Nurwantoro
Jurnal Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.104 KB) | DOI: 10.14710/jtp.2018.20484

Abstract

Nangka adalah tanaman tahunan yang tumbuh subur di negara iklim tropis. Pemanfaatan limbah nangka dengan cara ekstraksi pektin terbantu gelombang ultrasonik dilakukan dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui asam galakturonat dan derajat esterifikasi pektin yang dihasilkan. Desain percobaan dilakukan dengan 4 ulangan dan 5 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu lama waktu ekstraksi yang berbeda 20 menit (T1), 25 menit (T2), 30 menit (T3), dan 35 menit (T4). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan lama waktu ekstraksi memberikan pengaruh signifikan (P≤0,05) terhadap asam galakturonat dan derajat esterifikasi. Perlakuan terbaik adalah pektin dengan lama waktu ekstraksi 20 menit.Galacturonic Acid and Degree of Esterification of Ultrasonic-Assisted Extraction of Jackfruit Rind PectinAbstractJackfruit is one of annual crops that thrives in tropical countries. Waste of jackfruit were used for ultrasonic-assisted extraction pectin in this research. The purpose of this research was to determine galacturonic acid and esterification degree of jackfruit rind pectin. Design of the research used 4 treatments and five repetitions. The treatments were extraction time of pectin that consists of 20 minutes (T1), 25 minutes (T2), 30 minutes (T3), and 35 minutes (T4). The result showed time extraction of pectin effected significantly (p≤0,05) to galacturonic acid and esterification degree. Best treatment for pectin was 20 minutes time extraction.
Pengaruh Variasi Konsentrasi Sukrosa Terhadap Total Khamir, Total Padatan Terlarut, Kadar Alkohol dan Mutu Hedonik pada Water Kefir Buah Naga Merah (Hyloreceus Polyrhizus) Herostika Insani; Heni Rizqiati; Yoga Pratama
Jurnal Teknologi Pangan Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.878 KB) | DOI: 10.14710/jtp.2018.20643

Abstract

Water kefir merupakan produk minuman fungsional yang menghasikan asam dan alkohol karena bakteri asam laktat dan khamir yang menggunakan bahan baku larutan sukrosa dengan atau tanpa ekstrak buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan sukrosa terhadap total khamir, kadar alkohol, total padatan terlarut dan mutu hedonik dari water kefir buah naga. Desain percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan dan variasi konsentrasi sukrosa yaitu T0 0%, T1 3%, T2 6%, T3 9%, T4 12% dari berat sampel yang akan digunakan. Buah naga yang digunakan adalah buah naga merah dengan grain water kefir sebanyak 5% dan difermentasi selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap total khamir, kadar alkohol, total padatan terlarut dan mutu hedonik. Perlakuan terbaik adalah T3 dengan penambahan sukrosa sebanyak 9% yang menghasilkan total khamir sebanyak 5,99 x 105,kadar alkohol sebanyak 1,3925%, total padatan terlarut sebanyak 13,12% dan memiliki skor kesukaan  sebesar 3,32.Water kefir is a functional beverage product that produces acids and alcohols due to lactic acid and yeast bacteria which use raw material of sucrose solution with or without fruit extract. This study aims to determine the effect of adding sucrose to total yeast, alcohol content, total dissolved solids and hedonic quality of water kefir dragon fruit. The experimental design used was Completely Randomized Design (RAL) with 5 treatments and 4 replications and variation of sucrose concentration ie T0 0%, T1 3%, T2 6%, T3 9%, T4 12% of sample weight to be used. Dragon fruit used is red dragon fruit with grain water kefir as much as 5% and fermented for 24 hours. The results showed that the administration of sucrose with different concentrations gave a significant effect on total yeast, alcohol content, total dissolved solids and hedonic quality. The best treatment was T3 with the addition of 9% of sucrose which resulted in total yeast as much as 5.99 x 105, alcohol content as much as 1.3925%, total soluble solids of 13.12% and had the preferred score of 3.32.
Karakteristik Fisik Selai Wortel (Daucus carota L.) dengan Penambahan Tepung Porang (Amorphophallus oncophyllus) sebagai Bahan Pengental Gilang Ardiansyah; Antonius Hintono; Yoga Pratama
Jurnal Teknologi Pangan Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.212 KB) | DOI: 10.14710/jtp.2019.23520

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung porang terhadap karakteristik fisik selai wortel, yang meliputi aktivitas air, sineresis, tekstur dan daya oles. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 4 ulangan dengan variasi penambahan tepung porang yaitu T0 dengan konsentrasi 0%, T1 dengan konsentrasi 0,25%, T2 dengan konsentrasi 0,5%, T3 dengan konsentrasi 0,75% dan T4 dengan konsentrasi 1%. Data aktivitas air (aw), sineresis, tekstur (hardness, cohesivenes dan adhesiveness) dianalisis statistik dengan menggunakan uji parametrik Analysis of Variance (ANOVA). Perbedaan nyata dari perlakuan, dilanjutkan dengan Uji Wilayah Berganda Duncan. Data daya oles (uji ranking dan uji hedonik) dianalisis menggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis, dan perbedaan nyata dari perlakuan, dilanjutkan dengan Uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung porang yang berbeda konsentrasi memberikan pengaruh nyata (P<0,05) dalam menurunkan nilai aw, menurunkan sineresis, meningkatkan hardness, meningkatkan cohesiveness dan meningkatkan daya oles selai wortel. Perlakuan penambahan tepung porang yang terbaik adalah dengan konsentrasi tepung porang 0,5% yang menghasilkan aw sebesar 0,711 ; sineresis sebesar 3,755% ; hardness sebesar 9,950kg/mm2 ; cohesiveness sebesar 0,635 ; adhesiveness sebesar 0,110mJ  dan daya oles yang tidak terlalu sulit untuk dioleskan pada roti.
Pengaruh Substitusi Buah Naga Merah terhadap Aktivitas Antioksidan, pH, Total Bakteri Asam Laktat dan Organoleptik Kefir Sari Kedelai Betti Meidia Pratiwi; Heni Rizqiati; Yoga Pratama
Jurnal Teknologi Pangan Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.146 KB) | DOI: 10.14710/jtp.2018.20638

Abstract

Kefir sari kedelai mampu memberikan solusi bagi penderita lactose intolerant yang alergi terhadap laktosa susu sapi. Namun kelemahannya adalah timbulnya flavor langu dan oligosakarida dalam sari kedelai sulit dimanfaatkan kultur starter sebagai sumber energi dan sumber karbon sehingga diperlukan sumber gula lain untuk memperbaiki sifat kimia dan fisik kefir kedelai, salah satunya dengan substitusi buah naga merah. Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi konsentrasi buah naga merah terhadap parameter yang diamati. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan konsentrasi substitusi sari buah naga merah, yaitu T0 : 0% sari buah naga merah; T1 : 10% sari buah naga merah; T2 : 20% sari buah naga merah; dan T3 : 30% sari buah naga merah. Parameter yang diamati adalah aktivitas antioksidan, pH, total bakteri asam laktat dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata persentase aktivitas antioksidan berkisar antara 18−30%; pH 4,15−4,76; total BAL 1,45×106 hingga 3,05×106; skor organoleptik aroma dari agak menyengat hingga menyengat; warna putih hingga merah keunguan pekat; rasa asam hingga sangat asam; kekentalan tidak kental hingga kental; dan kesukaan dari tidak suka hingga suka. Kesimpulan yang didapat adalah konsentrasi buah naga merah berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan, pH, organoleptik rasa, warna dan kesukaan (overall), pada parameter total BAL T0 berbeda nyata dengan T1, T2, T3, namun tidak terdapat perbedaan nyata antar perlakuan T1, T2 dan T3, pada organoleptik aroma dan kekentalan tidak ada pengaruh nyata dari penambahan konsentrasi buah naga merah pada kefir sari kedelai.Soy milk kefir is able to provide solutions for lactose intolerant patients who are allergic to cow's milk lactose. But the disadvantage is the emergence of flavor unpleasant and oligosaccharides in soy milk is difficult to be used by starter culture as a source of energy and carbon sources so that other sources of sugar needed to improve the chemical and physical properties of soy kefir, one of them with red dragon fruit substitution. The purpose of this research is to know the effect of substitution of red dragon fruit concentration on observed parameters. The experiment was performed using Completely Randomized Design (RAL) with 4 treatments and 5 replications. The applied treatment is the difference of substitution concentration of red dragon fruit, that is T0: 0% red dragon fruit juice; T1: 10% red dragon fruit juice; T2: 20% red dragon fruit juice; and T3: 30% red dragon fruit juice. The parameters observed were antioxidant activity, pH, total lactic acid bacteria and organoleptic. The results showed that the average percentage of antioxidant activity ranged between 18-30%; pH 4.15-4.76; total LAB 1.45 × 106 to 3.05 × 106; the organoleptic scores of the aroma are rather stinging to sting; the colors are white to purplish red; the taste are acidic to very acidic; the viscosity are not thick to thick; and the likeness are dislike to likes. The conclusion is that the concentration of red dragon fruit has an effect on antioxidant activity, pH, organoleptic taste, color and likeness (overall), in the parameter of total lactic acid bacteria (LAB) T0 was significantly different from T1, T2, T3, but there was no significant difference with T1, T2 and T3, nor did organoleptic aroma and viscosity significantly influence the addition of red dragon fruit concentration to soy milk kefir.