Anisa Aprilia
Agribusiness, Agriculture Faculty, Brawijaya University

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SELADA ROMAINE PADA SISTEM TANAM HIDROPONIK (Studi Kasus di UMKM Kebun Sayur, Kota Surabaya, Jawa Timur) Nila Novianti; Heru Santoso Hadi Subagyo; Anisa Aprilia
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.989 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v3i2.5287

Abstract

Kualitas produk merupakan salah satu faktor yang diperhatikan oleh konsumen dalam membeli dan menggunakan sebuah produk. Adanya peningkatan pendidikan, kemampuan daya beli serta kepedulian konsumen terhadap nilai gizi telah menggugah kesadaran konsumen akan pentingnya suatu kualitas produk. Namun pada kenyataannya produk sayuran hidroponik khususnya Selada Romaine yang diproduksi oleh UMKM Kebun Sayur Surabaya masih memiliki kualitas yang kurang baik. Permasalahan yang kerap muncul pada usaha tersebut yaitu adanya kecacatan produk. Sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis nilai kecacatan, faktor-faktor penyebab kecacatan dan harapan konsumen terhadap kualitas produk Selada Romaine. Penelitian dilakukan di UMKM Kebun Sayur Surabaya dengan menggunakan metode Statistical Quality Control (SQC) dan House of Quality (HoQ).  Pengendalian kualitas menggunakan (SQC) dilakukan dengan lima alat statistik yaitu diagram alir, lembar pemeriksaan, diagram pareto, peta kendali, dan diagram sebab akibat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Nilai kecacatan produk Selada Romaine hidroponik berada di luar batas kendali UCL (Upper Control Limit) dan LCL (Lower Control Limit), sehingga dikatakan tidak terkendali. Terdapat 3 titik berada di dalam batas kendali dan 10 titik berada di luar batas kendali (2) Faktor-faktor yang menyebabkan kecacatan produk yaitu faktor mesin, faktor manusia faktor lingkungan dan faktor metode (3) Harapan konsumen terhadap kualitas produk yaitu harga produk Rp 4.000 per ons; bentuk produk yaitu utuh atau tidak terdapat daun bercak coklat, berlubang, kuning dan akar terlepas dari tanaman; kesegaran produk yaitu sangat segar atau fresh hasil panen; kebersihan produk yaitu sangat higienis melalui proses pencucian; warna produk yaitu hijau segar atau tidak terlalu tua dan muda; serta kemasan produk yaitu plastik terbuka seperti bucket bunga.
PERENCANAAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI KERIPIK NANGKA DAN USULAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (STUDI KASUS DI UMKM DUTA FRUIT CHIPS, KABUPATEN MALANG) Maulina Pramesti; Heru Santoso Hadi Subagyo; Anisa Aprilia
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.159 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v3i2.5297

Abstract

Perencanaan tata letak fasilitas produksi yang sistematis dan kondisi keselamatan kesehatan kerja para karyawan di suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Namun pada kenyataanya kondisi tata letak UMKM Duta Fruit Chips kurang tertata dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan letak antar departemen (bagian - bagian produksi) belum berurutan sesuai dengan urutan proses produksinya dan cenderung tidak efektif. Selain itu, faktor kesadaran terhadap keamanan para karyawan dalam proses produksi juga dinilai masih rendah karena saat melakukan proses produksi tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dan banyak karyawan yang sering berpotensi mengalami kecelakaan kerja. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah perencanaan tata letak usulan. Perencanaan tata letak usulan dilakukan menggunakan Algoritma Blocplan. Algoritma ini dipilih karena dapat menganalisis permasalahan berdasarkan frekuensi perpindahan material dan hubungan derajat kedekatan antar departemen - departemen yang saling berhubungan pada lantai produksi. Tata letak usulan yang dipilih berdasarkan hasil pengolahan Blocplan yang memiliki nilai Rscore mendekati 1. Tata letak yang dipilih yaitu tata letak layout 1 dengan nilai Rscore 0.97. Tata letak tersebut mampu menghasilkan jarak perpindahan aliran bahan sebesar 26,495 meter dan waktu perpindahan bahan sebesar 326,24 detik. Sehingga mampu meminimalkan jarak sebesar 16,45 meter dan waktu sebesar 299,9 detik dari tata letak awal. Selain mampu meminimalkan jarak dan waktu perpindahan aliran bahan tata letak usulan juga mampu meminimalkan jarak antar departemen yang berpotensi menjadi penyebab kecelakaan kerja sehingga dapat meminimalkan tingkat terjadinya kecelakaan kerja.
RISK MANAGEMENT IN ORGANIC FERTILIZER SUPPLY CHAIN ACTIVITIES Irine Octaviani; Djoko Koestiono; Anisa Aprilia
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 4, No 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.016 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v4i1.5288

Abstract

Supply chain management is not easy because there are two challenges that must be faced, that is the complexity of the supply chain structure and sudden uncertainty, therefore conditions are vulnerable to various forms of risk. In companies that produce organic fertilizer such as PT. MBA, organic fertilizer supply chain activities have the opportunity to pose risks. The purpose of this research is to identify risks and identify the causes of risk and determine the right strategy to deal with the causes of risk in supply chain activities at PT. MBA. The method used is the House of Risk (HOR) by using five indicators in the SCOR (Supply Chain Operation Reference) model, that is plan, source, manufacture, distribution and return. Risk events are identified and considered priorities, that is delays in receiving raw materials from suppliers, implementation of production not on schedule, no production process activities, unable to meet all requests, decreasing product quality during the process, product quality not in accordance with existing standards and delays product delivery (finished fertilizer) to PT. PKG. The priority risk agent is a risk agent to check inaccurate raw materials. Meanwhile, the handling strategy that is a priority to be implemented, with the hope of being able to prevent the causes of risk is coordination, stock strategy and flexible supply base.
RISK CONTROL STRATEGIES FOR RED CHILI SEED PRODUCTION Intan Pujiarti; Djoko Koestiono; Anisa Aprilia; Riska Ayu Febriana
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 4, No 2 (2020): November 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v4i2.5296

Abstract

The purposes of this study were to identify risk components, determine the priority of risk components and formulate a strategy for controlling priority risk components at each stage of the red pepper seed production process. Fuzzy FMEA (Failure Mode Effects Analysis) and AHP (Analytical Hierarchy Process) were used in this study. The findings of the study showed that production risk has 15 risk components from 6 variables. The highest risk components for each of the red chilli seed production processes, namely, failure in the nursery, seedlings die after planting, changing weather conditions, rotten chilli, damage to the seed release machine and chilli seed moisture content are not according to the standard. AHP calculation results obtained the highest value weighting on the criteria, namely maintenance. An alternative control strategy that has the highest weighting value was caring and maintaining the production environment.