Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Community Structure of Seagrass in Coastal Waters of Bahoi Village, West Likupang Sub-district, North Minahasa Regency, North Sulawesi Province Tolule, Kurnia; Kambey, Alex D.; Rondonuwu, Ari B.
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol 3, No 2 (2015): EDISI JULI - DESEMBER 2015
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.3.2.2015.13221

Abstract

This study was aimed at revealing the structure of seagrass community in the coastal waters of Bahoi Village, West Likupang Sub-district, District of North Minahasa, North Sulawesi Province. Samples collection was conducted during the lowest tide period by deploying line transect and quadrate. Eight species of seagrasses were identified on this study, including species as follow: Enhalus acoroides, Thalassia hempricihii, Cymodocea rotundata, C. serrulata, Syringodium isoetifolium, Hlodule pinifolia, H. uninervis and Halophila ovalis. The highest density value ( 112.16 individual/m2) was calculated from transect III data on S. isoetifolium species. In term of relative density value, S. isoetifolium also has the highest value (35.176 %). Index dominance (C) was calculated as well from transect III data (0.477) while the highest diversity index  (H’) was calculated from transect I data (1.724). Keyword : structure, Analysis, seagrass ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengkaji struktur komunitas lamun di perairan pantai Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Sulawesi Utara.Pengambilan sampel  dilaksanakan sekali pada saat surut terendah, data dikumpulkan berdasarkan garis transek dan kuadrat. Jenis lamun yang ditemukan dalam keseluruhan kuadrat di lokasi penelitian berjumlah 8 spesies yaitu : Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halodule uninervis, dan Halophila ovalis. Kepadatan individu tertinggi terdapat pada transek III yaitu spesies Syringodium isoetifolium 112,16 ind/m2. Kepadatan relatif tertinggi terdapat pada spesies Syringodium isoetifolium (35,176 %). Indeks dominasi (C) yang tertinggi terdapat pada transek III 0.477 indeks keanekaragaman spesies (H’) yang tertinggi pada transek I 1.724. Keyword : structure, Analysis, seagrass 1Mahasiswa Program Studi MSP FPIK-UNSRAT 2Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
Condition and the state of coral reef management in Lembeh Island waters of Bitung City Kaunang, Steven Ch.; Lalamentik, Laurentius T. X.; Rondonuwu, Ari B.
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol 3, No 2 (2015): EDISI JULI - DESEMBER 2015
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.3.2.2015.13223

Abstract

Lembeh Island is a small island part of the minicipality of Bitung, It is an area that supportincluding the category of small island, but it is an area that support community life in the mainland who mainly living as fishermen. Those fishermen generally made coral reef ecosystems as a location for  fishing. This research is aimed to provide information such as ecological conditions and states of coral reef, that  can be used appropriately in planning and decision making for the development of Lembeh Island waters, especially in the management of coral reef ecosystems. Intern of coral cover Lembeh island can be categorized in good condition and the state of coral reef management can be seen from the utilization activity that still good but tend to degrade over time. The implication, shows that the management and development of today tend to cause less sustainableto coral ecosystems. Keywords : Lembeh Island, coral reef, manajement, sustainability   A B S T R A K Pulau Lembeh merupakan pulau di Kota Bitung, termasuk kategori pulau kecil, tetapi merupakan kawasan yang menunjang kehidupan masyarakat di daratan utama, Masyarakat Pulau Lembeh yang berprofesi sebagai nelayan, umumnya menjadikan ekosistem terumbu karang sebagai lokasi penangkapan ikan karang. Penelitian ini dapat memberikan informasi berupa kondisi ekologi serta status pengelolaan ekosistem terumbu karang, sehingga dapat digunakan secara tepat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan guna pengembangan perairan Pulau Lembeh, khususnya dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang di masa mendatang. Kondisi terumbu karang Pulau Lembeh berdasarkan tutupan karang batu dapat dikategorikan baik, dan status pengelolaan terumbu karang dilihat dari kegiatan pemanfataan saat ini masih baik tapi cenderung menurunkan kualitas kawasan.  Implikasinya, memperlihatkan bahwa pengelolaan dan pembangunan saat ini cenderung ditata ke arah kurang berkelanjutan. ________________________________________________________________ Keywords : pulau lembeh, terumbu karang, pengelolaan, keberlanjutan _____________________ 1 Alumni Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK Unsrat 2Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi 3;Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
Coral Fish Community at Artificial Reef In front of Marine Field Station of Faculty of Fisheries and Marine Science UNSRAT in Kampung Ambong Likupang Village, at The District of North Minahasa Sanjaya Molongio; Ari B. Rondonuwu; Ruddy D. Moningkey
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 10 No. 1 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.219 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.10.1.2019.25073

Abstract

The aim of this study was to looking for the number of species, individual number and coral fish community structure at Artificial Reef in Front Marine Field Station of Faculty of Fisheries and Marine Science UNSRAT in Kampung Ambong Likupang Village at The District of North Minahasa. This research was done at artificial structure consist of different materials i.e iron, concrete struckture and bamboo which were laid at aproximately 9 metres. 23 coral fish species consist of : 3 species of indicator fish, 3 species of herbivorous target fish, 9 species of carnivorous target fish and 8 species mayor fish. The highest number of species was found in May 2019 (21 species) while at the same time low in individual (291) was found. In March 2019, coral fish was found in fair category (17 species) while high number of individual (383) was found in April 2019 (16 species) and the number of individual (321) was found. Diversity of all species that found from March up to May 2019 was 2,373 (good category). The dominance indeks was found 0,132 and could be categorized  as lowKeywords : Artificial, Subtrat, coral reef, fish. ABSTRAKPenelitian ini dilakukan pada substrat buatan dengan bahan yang berbeda yaitu besi, beton dan bambu yang diletakkan pada kedalaman + 9 meter. Ditemukan 23 jenis ikan karang yang meliputi  3 jenis ikan indikator, 3 jenis ikan target herbivora, 9 jenis ikan target karnivora dan 8 jenis ikan mayor. Jenis ikan karang yang tinggi ditemukan pada bulan Mei 2019 yaitu 21 jenis sedangkan jumlah individu rendah 291 individu, pada bulan Maret 2019 ikan karang yang ditemukan tergolong sedang berjumlah 17 jenis sedangkan jumlah individu tinggi yaitu 383 individu dan pada bulan April ikan karang yang ditemukan berjumlah 16 jenis dengan jumlah individu 321. Indeks keanekaragaman (H’) dari keseluruhan jenis mulai dari bulan Maret hingga Mei 2019 yaitu 2,373 dan dikategorikan sedang, indeks dominansi (D) 0,132 dan diketegorikan rendah.Kata kunci: Artifisial, Subtrat, terumbu karang, ikan.
Species And Abundance Of Fish In The Seagrass Beds Napomanuk Island, West Likupang, North Minahasa Ardi Lensun; Nego E. Bataragoa; Ari B. Rondonuwu
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 10 No. 3 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.549 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.10.3.2019.27532

Abstract

This study aims to know fish genera, species abundance, and biomass in the seagrass bed of Napomanuk island. It applied swept area method using a beach seine 60 m long 3 m depth with 0.5 cm mesh at the purse and 1 cm at the wings. The study was conducted at full moon and new moon period at both high tide and low tide. There were 55 fish species of 31 families recorded. In full moon period, 37 species occurred at high tide. The species abundance (Ki) ranged from 0.0004/m2 to 0.0126/m2 with the highest in Diodon liturosus, 0.0126/m2. The biomass abundance (Kb) ranged from 0.0019 g/m2 to 1.133 g/m2, with the highest in Diodon liturosus,1.133 g/m2. At low tide, there were 16 species recorded with the species abundance (Ki) of 0.0006/m2 to 0.0037/m2 and the highest in Diodon liturosus 0.0037/m2 and the biomass abundance (Kb) of 0.0002 g/m2 to 0.2949 g/m2 and the highest in  Diodon liturosus 0.2949 g/m2. In new moon period, there were 29 species recorded at high tide. The species abundance (Ki) ranged from 0.0004/m2 to 0.0041/m2 with the highest in Diodon liturosus with the highest in Diodon liturosus, 0.0041/m2. The biomass abundance (Kb) ranged from 0.0007 g/m2 to 0.4015 g/m2, with the highest in Diodon liturosus 0.4015 g/m2. At low tide, there  were 22 species recorded. The species abundance (Ki) ranged from 0.0004/m2 to 0.0096/m2 with the highest in Diodon liturosus, 0.0096/m2. The biomass abundance (Kb) ranged from 0.0011 g/m2 to 1.1119 g/m2, with the highest in Diodon liturosus, 1.1119 g/m2.Keyword: Seagrass Ecosystem, Abundance, Species, Biomass, Napomanuk Island ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ikan dan kelimpahan individu dan biomassa ikan di Padang Lamun Pulau Napomanuk. Metode penelitian menggunakan metode daerah sapuan (sweept area) dengan menggunakan pukat pantai dengan panjang 60 m, tinggi bagian kantong 3 m, mata jaring kantong 0,5 cm, dan mata jaring sayap 1 cm. Penelitian dilaksanakan pada fase bulan purnama dan bulan baru baik waktu air pasang maupun air surut. Selama penelitian ini ditemukan 31 famili dan 55 spesies ikan. Pada periode air pasang bulan purnama terdapat 37 spesies ikan. Kelimpahan individu (Ki) berkisar antara 0,0004/m2 sampai 0,0126/m2, dengan nilai Ki terbesar pada spesies Diodon liturosus 0,0126/m2. Kelimpahan biomassa (Kb)  berkisarantara 0,0019 g/m2 sampai 1,133 g/m2, dengan nilai Kb terbesar pada spesies Diodon liturosus 1,133 g/m2. Pada periode air surut bulan purnama terdapat 16 spesies ikan. Kelimpahan individu (Ki) berkisar antara 0,0006/m2 sampai 0,0037/m2, dengan nilai Ki terbesar pada spesies Diodon liturosus 0,0037/m2. Kelimpahan biomassa (Kb) berkisar antara 0,0002 g/m2 sampai 0,2949 g/m2, dengan nilai Kb terbesar pada spesies Diodon liturosus 0,2949 g/m2. Pada periode air pasang bulan baru terdapat 29 spesies ikan. Kelimpahan individu (Ki) berkisar antara 0,0004/m2 sampai 0,0041/m2 dengan nilai Ki terbesar pada spesies Diodon liturosus 0,0041/m2. Kelimpahan biomassa (Kb) berkisar antara 0,0007 g/m2 sampai 0,4015 g/m2, dengan nilai Kb terbesar pada spesies Diodon liturosus 0,4015 g/m2. Pada periode air surut bulan baru terdapat 22 spesies ikan. Kelimpahan individu (Ki) berkisar antara 0,0004/m2 sampai 0,0096/m2 dengan nilai Ki terbesar pada spesies Diodon liturosus 0,0096/m2. Kelimpahan biomassa (Kb) berkisar antara 0,0011 g/m2 sampai 1,1119 g/m2, dengan nilai Kb terbesar pada spesies Diodon liturosus 1,1119 g/m2.Kata kunci : Ekosistem Lamun, Kelimpahan, Spesies, Biomassa, Pulau Napomanuk
Cardinal Fish Otolith Biometrics Banggai Pterapogon kauderni Koumans, 1933 In the Front Waters of Dudepo TPI Dudepo, South Bolaang Mongondow Regency and in the Lembeh Strait, Bitung City Hellen Melani; Ari B. Rondonuwu; Joudy R.R Sangari; Fransine B. Manginsela; Silvester B. Pratasik; Suzanne L. Undap
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 11 No. 1 (2023): ISSUE JANUARY-JUNE 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i1.44002

Abstract

This study aims to determine the biometric comparison of otoliths of Banggai cardinal fish based on gender and to determine the comparison of otolith biometrics at two locations in the Waters Front of TPI Dudepo Kab. South Bolaang Mongondow and in the Lembeh Strait, Bitung City. Data collection in the field using the roaming survey method. Fishing is done by snorkelling, catching a minimum of 50 individuals representing each size class using Chang net/Sibu fishing gear. The differences in otoliths in male and female sexes have seven different otolith characters in otolith length (OL), otolith width (OW), otolith area (OA) and otolith perimeter (OP), roundness (Rnd), ellipticity (Ell) and aspect ratio (Ar), and three characters that do not show significant differences, namely form factor (Ff), circularity (Cir), rectangularity (Rec). The differences in otoliths based on location in front of the Dudepo TPI and in the Lembeh Strait have seven different otolith characters in otolith length (OL), otolith width (OW), otolith area (OA) and otolith perimeter (OP), roundness (Rnd), ellipticity (Ell). and aspect ratio (Ar), and three characters that do not show significant differences, namely form factor (Ff), circularity (Cir), rectangularity (Rec). Keywords: Biometrics, cardinal proud fish, comparison Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingkan biometrik otolit ikan kardinal banggai berdasarkan jenis kelamin dan mengetahui perbandingan biometrik otolit pada dua lokasi di Perairan Depan TPI Dudepo Kab. Bolaang Mongondow Selatan dan di Selat Lembeh Kota Bitung. Pengambilan data di lapangan menggunakan metode survei jelajah. Penangkapan ikan dilakukan dengan penyelaman snorkling, penangkapan minimal 50 individu yang mewakili setiap kelas ukuran dengan alat tangkap Chang net/Sibu. Perbedaan otolit pada jenis kelamin jantan dan jenis kelamin betina memiliki tujuh perbedaan karakter otolit pada panjang otolit (OL), lebar otolit (OW), area otolit (OA) dan perimeter otolit (OP), roundness (Rnd), ellipticity (Ell) dan aspect ratio (Ar), dan tiga karakter yang tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, yaitu form factor (Ff), circularity (Cir), rectangularity (Rec). Perbedaan otolit berdasarkan lokasi di depan TPI Dudepo dan di Selat Lembeh memiliki tujuh perbedaan karakter otolit pada panjang otolit (OL), lebar otolit (OW), area otolit (OA) dan perimeter otolit (OP), roundness (Rnd), ellipticity (Ell) dan aspect ratio (Ar), dan tiga karakter yang tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, yaitu form factor (Ff), circularity (Cir), rectangularity (Rec). Kata kunci: Biometrik, ikan banggai kardinal, perbandingan
Community Structure And Condition Of Coral Reefs In Poopoh Village Waters, Tombariri District, Minahasa Regency Marselo R. Manzanaris; Ari B. Rondonuwu; Silvester B. Pratasik
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 1 (2019): ISSUE JANUARY-JUNE 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.1.2019.21439

Abstract

This study aims to provide information about coral reefs condition in Poopoh waters and as input For related stakeholders for future coral reef management and conservation. Data sampling employed SCUBA gear with Line Intercept Transect (LIT) at 3 M and 10 M depth. It used 30 M-transect line and each depth was laid 3 transects.Results showed that the highest number of hard coral colonies at 3 M depth was found in branching coral and the lowest in ACD, while at 10 M depth, the highest number of colonies was recorded in CMR and the lowest in ACB.  Based on percent cover, it was found that the depth of 3 M had moderate coral condition, while the depth of 10 M had poor condition. Both depths had low diversity index, high eveneness index, and low dominance index.Key words: coral reef condition,  percent cover, diversity, evenness, dominance.  ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang kondisi terumbu karang di perairan Desa Poopoh sebagai masukan bagi pihak-pihak terkait untuk pengelolaan dan pelestarian terumbu karang di masa mendatang.Pengambilan data terumbu karang menggunakan alat SCUBA dengan metode LIT (Line Intercept Transek) pada kedalaman 3 M dan 10 M. Penelitian in menggunakan 30 M panjang  transek, dan masing-masing kedalaman ditempatkan 3 transek.Jumlah koloni karang batu terbanyak di kedalaman 3 meter ditemukan pada jenis karang bercabang (CB), 4,33 koloni dan jumlah koloni terendah pada ACD, sedangkan pada kedalaman 10 M, koloni terbanyak ditemukan CMR dan terendah pada ACB.  Berdasarkan persentase tutupan, ditemukan bahwa kedalaman 3 meter memiliki kondisi terumbu karang sedang, sedangkan kedalaman 10 M memiliki kondisi terumbu karang buruk. Kedua kedalaman memiliki indeks keanekaragaman (H’) rendah, indeks kemerataan tinggi, dan indeks dominasi tergolong rendah.Kata kunci: kondisi terumbu karang, persen tutupan, keragaman, pemerataan, dominasi.
The Coral Fish in the Coastal Areas, Likupang Kampung Ambong Village, East Likupang District, North Minahasa Regency Ari B. Rondonuwu; Ruddy Dj. Moningkey; John L. Tombokan
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 1 (2019): ISSUE JANUARY-JUNE 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.1.2019.21885

Abstract

The aims of this study, 1). To find out the number of species and the abundance of coral fishes; 2). To find out the biomasssa of target fish in carnivorous and herbivorous groups. Data collection was carried out at 5 meters depth using the Underwater Visual Census (UVC) method. The area observation is 150 m2. Coralivorous fish are found with 8 species and are categorized as medium. 28 species of target fish were found from carnivorous fish (13 species), and herbivorous fish (15 species).  For total individual number that is 81 individuals and a density that is 3240 individuals/Ha. The highest number of individuals is found in herbivorous fish. The high value of the ecological index shows the stability of the community and the ability of the environment that allows species of fish to grow and develop in their habitat. The target fish is generally in the class size of 16-20 cm and 21-25 cm. In general, reef fish from the group of herbivores are most commonly found in this location.Keywords: Coral Fishes, Likupang Kampung Ambong ABSTRAK Tujuan penelitian, yaitu 1). Untuk mengetahui jumlah spesies dan kelimpahan individu ikan karang; 2). Untuk mengetahui biomasssa ikan target kelompok karnivora dan herbivora.  Pengambilan data dilakukan pada kedalaman 5 meter dengan metode Underwater Visual Census (UVC). Luas areal pengamatan adalah 150 m2.   Ikan koralivora yang ditemukan berjumlah 8 spesies dan dikategorikan sedang.  Ditemukan 28 jenis ikan target dari ikan karnivora (13 spesies), dan ikan herbivora (15 spesies).  Untuk kelimpahan individu total yaitu 81 individu dan densitas 3240 individu/Ha.  Jumlah individu tertinggi ditemukan pada ikan herbivora.  Tingginya nilai indeks ekologi menunjukkan kemantapan komunitas dan kemampuan lingkungan yang memungkinkan jenis-jenis ikan untuk bertahan dan berkembang pada habitatnya.  Ikan target umumnya pada kelas ukuran 16 - 20 cm dan 21 – 25 cm.  Pada umumnya ikan karang dari kelompok herbivora yang paling banyak ditemukan di lokasi ini. Kata Kunci: Ikan Karang, Likupang Kampung Ambong, Biomassa
Survival Rate and Growth of Acropora sp. Transplanted on Artificial Substrate in Kampung Ambong, Likupang Timur Kevin J. P. Antou; Ari B. Rondonuwu; Ruddy D. Moningkey
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 1 (2019): ISSUE JANUARY-JUNE 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.1.2019.22652

Abstract

60 coral specimens transplanted on three artificial substrates, namely bamboo, iron and concrete showed that the average length of coral fragments on the bamboo substrate for four months ranged from (7.45 - 10.11 cm) the highest increase in the highest coral length occurred in the second month (1.05 cm). On the average iron substrate, the average coral fragment length ranged (9.41 - 11.68 cm), the absolute increase in coral length was highest in the fourth month (0.94 cm). Whereas on the concrete substrate (5.23 - 6.77 cm) on the concrete substrate the absolute increase was highest in the third month (0.73 cm). The results of data analysis showed the rate of increase in coral Acropora sp. ranged (0.50 - 0.78 cm / month, on the bamboo substrate the rate of increase showed a better value of the iron and concrete substrate which was equal to (0.78 cm / month). In this study the survival of corals had a percentage that could be said to be successful. iron survival rate of 90% and on the concrete substrate by 70%.Keywords: Acropora sp, TransplantationABSTRAK60 spesimen karang yang ditransplantasi pada tiga substrat buatan yaitu bambu, besi dan beton menunjukkan bahwa rataan panjang fragmen karang pada substrat bambu selama empat bulan diperoleh berkisar (7,45 - 10,11 cm) pertambahan mutlak panjang karang tertinggi terjadi pada bulan kedua yaitu (1,05 cm). Pada substrat besi rataan panjang fragmen karang rata – rata berkisar (9,41 – 11.68 cm) pertambahan mutlak panjang karang tertinggi pada bulan keempat yaitu (0.94 cm). Sedangkan pada substrat beton (5,23 – 6,77 cm) pada substrat beton pertambahan mutlak tertinggi pada bulan ketiga (0,73 cm). Hasil analisis data menunjukkan laju pertambahan karang Acropora sp. berkisar (0.50 – 0.78 cm/bulan, pada substrat bambu laju pertambahan menunjukkan nilai yang lebih baik dari substrat besi dan beton yaitu sebesar (0.78 cm/bln). Dalam penelitian ini keberhasilan hidup karang mempunyai persentase yang bisa dikatakan berhasil. Pada substrat bambu dan besi tingkat kelangsungan hidup sebesar 90% dan pada substrat beton sebesar 70%.Kata Kunci : Acropora sp, Transplantasi
Coral Reef Conditions of Hogow and Dakokayu Islands Southeast Minahasa Regency Billy N. Ompi; Unstain N.W.J. Rembet; Ari B. Rondonuwu
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 1 (2019): ISSUE JANUARY-JUNE 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.1.2019.22743

Abstract

This research objective was to determine the condition of Coral Reef ecosystems in Dakokayu and Hogow Islands, Southeast Minahasa Regency. The method that has been used in this studies that is Line Intercept Transect (LIT) by diving activities at 5 meter and 10 meters depth with 50 meters transect length. Each biota passed by the line transect recorded according based on shape of growth.Coral Reefs conditon in Hogow Island in 5 meters and 10 meters depth were categorized as a “Good” where the percentage of live coral cover in 5 meters depth is 70.12% and in 10 meters depth  is 55.78%. The condition of Coral Reefs on Dokokayu Island at a depth of 5 meters is categorized “Good” with the percentage of live coral cover is 56.32% while in the 10 meters depth it is categorized as “Medium” with the percentage of live coral cover is 48.10%. Water quality parameters such as temperature, salinity, brightness, pH, and dissolved oxygen (DO) are within the range of tolerance for Coral Reefs to survive.Keywords: Condition, Coral Reef, Hogow, DokokayuABSTRAKTujuan penelitian untuk mengetahui kondisi ekosistem terumbu karang di Pulau Dakokayu dan Pulau Hogow, Kabupaten Minahasa Tenggara.  Metode yang telah digunakan dalam penelitian ini yaitu Line Intercept Transek (LIT) dengan melakukan penyelaman pada kedalaman 5 dan 10 meter dengan panjang transek 50 meter.  Setiap biota yang dilewati transek akan dicatat menurut bentuk pertumbuhannya. Secara umum, kondisi terumbu karang di Pulau Hogow pada kedalaman 5 meter dan 10 meter, dikategorikan Baik dimana persentasi tutupan karang hidup pada kedalaman 5 meter sebesar 70,12% dan pada kedalaman 10 meter sebesar 55,78%.  Kondisi terumbu karang di Pulau Dokokayu pada kedalaman 5 meter dikategorikan Baik  dengan persentase tutupan karang hidup 56,32% sedangkan di kedalaman 10 meter dikategorikan  Sedang  dengan persentase tutupan karang hidup 48,10 %. Parameter kualitas perairan seperti suhu, salinitas, kecerahan, pH, dan oksigen terlarut (DO) berada dalam kisaran toleransi bagi terumbu karang untuk dapat bertahan hidup.Kata Kunci : Kondisi, Terumbu Karang, Hogow, Dokokayu
Structure Community of Mangrove at Tabulo Selatan Beach, Boalemo Regency Rusdiyanto Husuna; Adnan S. Wantasen; Ari B. Rondonuwu
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 1 (2019): ISSUE JANUARY-JUNE 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.1.2019.23406

Abstract

This study aims to know the community structure of mangrove and the environmental condition in South Tabulo coast. Mean temperature at station 1, 2, and 3 was 310C, and water salinity varied between 28-30 ‰. Water pH was averagely 7 in all stations. Substrate measurements were visually done and through touches. Stations 1 and 2 had sandy muddy substrates, while station 3 was muddy. Mangroves of tree criterion were found 122 individuals of 7 species, Avicennia lanata, A. marina, Rhizophora apiculata, R. mucronata, Sonneratia alba, Bruguiera gymnorrhiza, and Ceriops tagal. Field observations showed that the highest species density was recorded in R. mucronata. The highest species frequency was found in S. alba, R. apiculata, and R. mucronata, while the highest species cover and importance value index were recorded in S. alba and R. apiculata dan R. mucronata. Based on diversity index, it was found that only 7 species were found in the study sites and it belonged to good condition. It indicates that the study sites are still in good ecological condition.Abstrak Keywords : Mangrove, community, Boalemo, diversity, importance value. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas mangrove serta kondisi lingkungan di Pantai Tabulo Selatan. Berdasarkan hasil penelitian di Pantai Tabulo Selatan untuk pengukuran suhu pada stasiun 1, 2, dan 3 diperoleh hasil rata-rata 310C, dengan salinitas bervariasi antara 28-30 ‰. Pengukuran pH air pada semua stasiun pengamatan diperoleh hasil rata-rata 7. Pengamatan substrat dilakukan secara visual dengan cara meraba tekstur substrat pada setiap stasiun, dan substrat yang terdapat di lokasi penelitian pada stasiun 1 dan 2 adalah lumpur berpasir, pada stasiun 3 berlumpur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada semua stasiun dengan kriteria pohon telah ditemukan 122 individu dari 7 spesies yang ditemukan yaitu Avicennia lanata, Avicennia marina, Rhizophora apiculata, R. mucronata, Sonneratia alba, Bruguiera gymnorrhiza dan Ceriops tagal. Berdasarkan pengamatana lapangan, kerapatan spesies tertinggi dimiliki oleh spesies Rhizophora mucronata, frekuensi spesies tertinggi dimiliki spesies S. alba, R. apiculata dan Rhizophora mucronata, penutupan spesies dan indeks nilai penting didapati spesies Sonneratia alba, Rhizophora apiculata dan R. mucronata.. Berdasarkan indeks keanekaragaman dapat dilihat bahwa hanya ada 7 spesies yang didapatkan pada lokasi penelitian dan termasuk dalam kriteria keanekaragaman baik. Hal ini menunjukkan bahwa di lokasi penelitian masih dalam kondisi ekologis yang cukup baik.Kata kunci : Mangrove, komunitas, Boalemo, keanekaragaman, nilai penting.