Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penentuan Perlakuan Terbaik Formulasi Sari Buah Buni sebagai Minuman Fungsional Menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) A. Hermina Julyaningsih; Indra Yuliana; Thitin Binalopa
Dewantara Journal of Technology Vol. 3 No. 1 (2022): Dewantara Journal of Technology Vol. 3 No. 1
Publisher : Akademi Teknologi Industri Dewantara Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah buni merupakan sejenis buah lokal yang bisa ditemui di berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya di Sulawesi Selatan. Buah ini kaya akan kandungan Vitamin C, asam-asam organik dan antioksidan yang sangat bermanfaat bagi tubuh sehingga buah ini bisa dijadikan alternatif bahan baku untuk minuman fungsional yang memeiliki nilai jual yang tinggi. Ada beberapa perlakuan yang mempengaruhi kualitas dan daya jual sari buah buni ketika produk ini akan dipasarkan yaitu kandungan Vitamin C, kandungan antosianin, rasa, keasaman dan aktivitas antioksidan, namun perlu diketahui terlebih dahulu perlakuan mana yang menjadi faktor dominan dalam menentukan profil produk sari buah buni yang akan diproduksi. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menentukan perlakuan mana yang paling penting dalam menentukan kriteria profil produk sari buah buni menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini memungkin penentuan perlakuan terbaik tersebut secara lebih objektif memanfaatkan aplikasi Expert Choice dari peniliain dan pemberian skoring oleh panelis terlatih.
Pengaruh Penambahan Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) dan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata) pada Pembuatan Kue Kering: The Effect of Addition of Red Bean Flour (Phaseolus vulgaris L.) and Yellow Pumpkin Flour (Cucurbita moschata) on Cookies Production Thitin Binalopa; Baso Amir; A. Hermina Julyaningsih
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 11 No. 1 (2023): PERBAL: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.741 KB)

Abstract

Pemanfaatan sumber pangan lokal menjadi suatu produk olahan pangan masih sangat kurang. Salah satu produk pangan yang digermari oleh konsumen adalah kue kering. Kue kering merupakan produk olahan yang berbahan utama tepung. Penggunaan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) dan labu kuning (Cucurbita moschata) merupakan salah satu cara diversifikasi pangan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang mudah didapatkan dan digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan kue kering. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk olahan kue kering dengan perbandingan tepung kacang merah dan tepung labu dan menganalisis karakteristik kue kering yang dihasilkan berdasarkan uji organoleptik dan analisis kimia Perlakuan penelitian ini adalah A1 (60% tepung kacang merah : 40% tepung labu), A2 (50% tepung labu kuning : 50% tepung kacang merah) dan A3 (40% tepung kacang merah : 60% tepung labu). Parameter pengamatan pada penelitian adalah uji mutu organoleptik (uji hedonik) meliputi (warna, aroma, rasa dan tekstur) dan pengujian proksimat (kadar air, kadar abu, protein, lemak, karbohidrat). Pengolahan data secara deskriptif kuantitatif dengan tiga kali ulangan dan analisis sidak ragam Annova serta uji lanjut Tukey. Perlakuan terbaik berdasarkan pegujian mutu organoleptik adalah A1 (60% tepung kacang merah : 40% tepung labu) memiliki rasa yang paling disukai oleh konsumen. Hasil uji proksimat kue kering adalah kadar air 3,45%, kadar abu 2,74%, protein 8,55%, lemak 27,78%, dan karbohidrat 57,5%. Utilization of local food sources into processed food products is still lacking. One of the food products favoured by consumers is cookies. Cookies are processed products made from flour. The use of red beans (Phaseolus vulgaris L.) and pumpkin (Cucurbita moschata) is a way of diversifying food by utilizing local food ingredients that are easily available and used as the main ingredient in making cookies. The purpose of this research is to produce processed products for cookies with a ratio of kidney bean flour and pumpkin flour and also to analyze the characteristics of the cookies produced based on organoleptic tests and chemical analysis. The treatments in this study were A1 (60% kidney bean flour: 40% pumpkin flour), A2 (50% pumpkin flour: 50% kidney bean flour), and A3 (40% red bean flour: 60% pumpkin flour) Observation parameters in this study were organoleptic quality tests (hedonic tests) including (color, aroma, taste, and texture) and proximate tests (moisture content, ash content, protein, fat, carbohydrates ) Data processing was descriptive quantitative with three repetitions and analysis of Anova's variance inspection and Tukey's advanced test. The best treatment based on organoleptic quality testing was A1 (6 0% red bean flour: 40% pumpkin flour) had the most preferred taste by consumers. The results of the cookie proximate test were 3.45% moisture content, 2.74% ash content, 8.55% protein, 27.78% fat, and 57.5% carbohydrates.
Sosialisasi Pentingnya Desain Kemasan terhadap Peningkatan Nilai Jual Produk Pangan A. Hermina Julyaningsih; Irmayani Irmayani; Ibnu Mansyur Hamdani
Abdimas Singkerru Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Akademi Teknologi Industri Dewantara Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59563/singkerru.v3i2.189

Abstract

Kemasan bagi produk utamanya produk pangan bukan hanya berperan sebagai pelindung produk yang dikemasnya namun juga berperan sebagai sarana promosi dan pencantuman informasi mengenai identitas produk. Salah satu cara sederhana dalam meningkatkan nilai tambah atau nilai jual suatu produk adalah dengan memiliki desain kemasan yang tidak hanya aman bagi produknya namun juga menarik minat konsumennya. Seorang pendesain kemasan pangan tidak hanya menguasai nilai seni, tata letak dan komposisi layaknya seorang designer pada umumnya namun paham menganai filosofi warna, bentuk dan simbol yang digunakan serta karakteristik fisik, biologi dan kimia dari produk ataupun kemasannya. Ilmu dasar ini sebaiknya dipahami dan dikuasai oleh para pengusaha muda yang ingin merintis bisninya utamanya di bidang bisnis kuliner. Mengingat pentingnya peran desain kemasan bagi nilai jual suatu produk utamanya produk pangan, kami mengadakan sosialisasi mengenai pentingnya desain kemasan terhadap peningkatan nilai jual produk pangan sehingga kelak baik calon pebisnis ataupun yang telah menjadi pebisnis dapat memanfaatkan informasi ini dan menerapkannya dalam pengembangan bisnis mereka.