Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERENCANAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SANITARY LANDFILL STUDI KASUS : ZONA 4 TPA JATIWARINGIN, KABUPATEN TANGERANG Widyo Astono; Pramiati Purwaningrum; Rima Wahyudyanti
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Vol. 7 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1030.743 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v7i1.711

Abstract

Pertumbuhan jumlah penduduk dan kemajuan tingkat perekonomian di suatu kota mempengaruhi peningkatan jumlah sampah. Peningkatan jumlah sampah akan menimbulkan permasalahan pada lingkungan, proses akhir dari pengelolaan sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia berada di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir Sampah). TPA Jatiwaringin adalah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang aktif di Kabupaten Tangerang, metode yang digunakan saat ini adalah Open Dumping dengan luas wilayah ±14 Ha dan terbagi menjadi 4 zona penimbunan sampah dengan fasilitas penunjangnya. Kabupaten Tangerang dengan luas wilayah 959,61 Ha, memiliki jumlah penduduk sebesar 3.165.146 jiwa pada tahun 2013 dan laju rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 4,42%. Berdasarkan kepada Undang-Undang No 18 Tahun 2008, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum  No 3 Tahun 2013,Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005, dan Peraturan  Menteri  Pekerjaan  Umum No 21 Tahun 2006, dinyatakan bahwa TPA di kota besar dan metropolitan harus direncanakan sesuai metode lahan urug saniter (sanitary landfill).  Oleh karena itu pada Zona 4 TPA Jatiwaringin dilakukan perencanaan menggunakan metode sanitary landfill untuk sampah tercampur (organik dan anorganik). Berdasarkan perhitungan kelayakan lokasi TPA menggunakan Penilaian Indeks Risiko Lingkungan seperti yang terdapat pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 3 Tahun 2013 yang berjumlah 530,75, hal ini berarti TPA diteruskan dan direhabilitasi menjadi lahan urug terkendali secara bertahap. Zona 4 TPA Jatiwaringin memiliki luas lahan ± 5 Ha, dengan umur pakai 745 hari atau 2 tahun 15 hari. Jenis tanah zona 4 TPA Jatiwaringin memiliki tekstur terbesar pada tekstur liat sebesar 52,69% dan tekstur lanau sebesar 26,77%, dengan angka kelulusan tanah rata-rata sebesar 2,18 x 10-6 cm/detik. Pemasangan pipa leachate menggunakan metode tulang ikan dengan diameter pipa utama 30 cm dan pipa cabang 10 cm. Pengendalian gas secara vertikal dilakukan dengan pemasangan pipa gas vertikal sebagai ventilasi gas, dengan diameter 10 cm sedangkan pengendalian gas secara horizontal digabungkan dengan pipa leachate. .  Kata Kunci : TPA, Sampah, Sanitary Landfill, Kabupaten Tangerang 
The The Selection of Water Loss Reducing Strategy in PDAM Tirta Kerta Raharja Kab. Tangerang: PEMILIHAN STRATEGI PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR DI PDAM TIRTA KERTA RAHARJA KAB. TANGERANG Rima Wahyudyanti; Rofiq Iqbal
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 29 No. 1 (2023): Jurnal Teknik Lingkungan
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2023.29.1.2

Abstract

PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) adalah PDAM Kabupaten yang melayani seluruh Kabupaten Tangerang. Pada tahun 2017, tingkat kehilangan air secara keseluruhan adalah 14,8% dan tergolong baik (di bawah 35%). Namun pada Wilayah Dinas I, II dan III tahun 2017 nilai kehilangan air masih tinggi yaitu 34,30%. Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa pemilihan strategi pengendalian kehilangan air dipengaruhi oleh multikriteria yang memiliki hubungan dengan implementasi yang dapat menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini menentukan strategi pengendalian kehilangan air secara ekonomi dan non fisik yang dapat diterapkan di PDAM TKR dengan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP) dan analisis finansial. Hasil tinjauan pustaka menunjukkan bahwa kriteria yang paling berpengaruh dalam memilih strategi pengendalian kehilangan air adalah keuangan, dengan sub-kriteria peningkatan pendapatan. Program pengendalian kehilangan air alternatif yang paling diprioritaskan berdasarkan sintesis menggunakan metode ANP dengan bantuan software superdecision 2.6.0 adalah peningkatan akurasi meter pelanggan. Pengendalian kebocoran aktif menjadi program kedua sedangkan pengendalian air buangan dari reservoir paling tidak diperhatikan.