Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kuat Tekan dan Tarik Beton Mutu Tinggi dengan Menggunakan PP Fibre dan Abu Vulkanik Gunung Sinabung Abdul Khalik Nasution; Johannes Tarigan; Ahmad Perwira Mulia
Jurnal Syntax Admiration Vol. 2 No. 10 (2021): Jurnal Syntax Admiration
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jsa.v2i10.318

Abstract

Salah satu bahan konstruksi yang banyak digunakan adalah beton. Teknologi campuran bahan pada beton terus berkembang, salah satunya perkembangan Beton Mutu Tinggi (High Strength Concrete/HSC). Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan campuran beton mutu tinggi dengan memanfaatkan abu vulkanik gunung Sinabung sebagai salah satu bahan campuran. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental yang dilakukan di laboratorium. Campuran beton pada penelitian ini menggunakan komposisi campuran bahan dari semen, silica fume, pasir silika, pasir, abu vulkanik gunung Sinabung, super plasticizer, air dan PP fiber (Polypropylene Fibres) dengan faktor air semen (w/c) = 0,2 dan w/b = 0,2. Variasi campuran dibuat sebanyak 4 macam dengan menggunakan PP fibre, abu vulkanik gunung sinabung dan tanpa menggunakan campuran PP Fibre dan Abu Vulkanik Sinabung. Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan didapatkan hasil pengujian kuat tekan pada umur 28 hari sebesar 56,9 MPa, 60,72 MPa, 69,21 MPa dan 81,1 MPa. Dari keempat campuran didapatkan hasil bahwasanya campuran D yang merupakan campuran paling baik yang terdiri dari: semen, silica fume, pasir silika, pasir, abu vulkanik gunung Sinabung, super plasticizer, air dan PP fiber (Polypropylene Fibres), sehingga bisa digunakan pada konstruksi yang membutuhkan beton mutu tinggi. Serta penggunaan abu vulkanik gunung Sinabung dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat erupsi gunung Sinabung
Kajian Kapasitas Sambungan Plat Buhul Struktur Portal Pylon Jembatan Gantung Menggunakan Software Idea Statica Surung Sirait; Johannes Tarigan; Ahmad Perwira Mulia
Jurnal Syntax Admiration Vol. 2 No. 12 (2021): Jurnal Syntax Admiration
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jsa.v2i12.352

Abstract

Bagian terlemah dari suatu sistem struktur baja terletak pada bagian sambungannya. Sambungan dapat berupa pelat buhul maupun pelat penyambung. Oleh sebab itu sambungan harus dirancang lebih kuat dan daktail dari komponen struktur yang merangka pada sambungan tersebut, seperti ditetapkan dan dijelaskan pada berbagai standar atau peraturan.  Jembatan JUDESA  merupakan solusi teknologi terkait jembatan untuk membuka aksesibilitas masyarakat desa melalui penyediaan infrastruktur jembatan sederhana yang mudah dibangun, efektif, dan efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kapasitas dan klassifikasi sambungan struktur pylon jembatan gantung JUDESA pada Jembatan Pisang Binaya khususnya sambungan antar segmen kolom pylon berdasarkan kekuatan dan kekakuan sambungan akibat gaya-gaya dalam yang terjadi setelah penambahan kombinasi beban gempa sesuai dengan peraturan/code gempa yang terbaru SNI 1726-2019. Penelitian ini dilakukan dengan  kajian secara numerik menggunakan analisis elemen hingga (finite element) dengan memodelkan jembatan secara utuh (jembatan gantung) dengan menggunakan software SAP 2000 Versi 14.2.2 dengan beban layan operasional dan juga beban gempa. Proses analisa pada sambungan dilakukan dengan bantuan software IDEA StatiCa. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa profil, plat penyambung dan juga  baut pada jembatan JUDESA  masih jauh dari kemampuan maksimum dari semua komponen penyambung (baut, pelat, dan profil). Hasil finite element menunjukkan bahwa tegangan yang terjadi sebesar 37,7 mPa, ini menunjukkan bahwa tegangan yang terjadi hanya sekitar 15 % dari kemampuan bahan penyambung baik pelat penyambung maupun profil yang disambung. Gaya tarik yang terjadi pada baut maksimum sebesar 0,2 kN, dan geser maksimum yang terjadi pada baut sebesar 1,1 kN ini menunjukkan bahwa gaya tarik dan geser  yang terjadi pada baut hanya sekitar 0,1 % dari kemampuan bahan baut.
Analisa Tulangan pada Blok Angkur Jembatan Gantung dengan menggunakan Ansys Indra Jhon Fischer; Johannes Tarigan; Emma Patricia Bangun
Jurnal Syntax Transformation Vol 3 No 12 (2022): Jurnal Syntax Transformatin
Publisher : CV. Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jst.v3i12.651

Abstract

The strength of the anchor block structure in the suspension bridge is very dependent on its weight to be able to bear the tensile load of the backstay cable. Therefore, it is necessary to have dimensions large enough to withstand the tensile force. Concrete has good compressive strength but does not have good tensile strength, the tensile strength of concrete is only about 10%-15% of its compressive strength. Therefore, in planning anchor blocks, anchor blocks are needed making of steel that has high yield and fracture stresses and is planted in anchor concrete blocks to withstand the force before the tensile stresses are transferred to the concrete blocks. In this paper, steel H 300.300.10.15 is used as steel anchors embedded in concrete blocks. The purpose of this study was to obtain the stress value that occurs in the anchor block using the Ansys assistance program, obtain the appropriate reinforcement distance in the maximum tensile area (critical area), and obtain a graphic description of the influence of the anchor structure geometry due to the load from the backstay cable. This research was conducted using a numerical study using the SAP 2000 assistance program to calculate the forces in the entire suspension bridge structure, then using the Ansys analysis assistance program to obtain the tensile stress that occurs in the anchor block which is also modeled in Ansys with boundary conditions that are close to the existing conditions in the field. The results of Ansys analysis show that the maximum tensile stress in H profile steel 300.300.10.15 is 73.27 MPa and the maximum tensile stress in concrete is 1.26 MPa. The value of 1.26 MPa is still within a safe limit because the tensile stress is still below the allowable tensile stress for the concrete of 2.23 MPa. From the results of empirical analysis, the maximum reinforcement space in the critical area is 150 mm, and in the non-critical area, it is 250 mm.
Modifikasi Struktur Jetty Pelat Beton Pracetak Konvensional menjadi Pelat Beton Pracetak Hollow Core Slab Indra Fischer; Johannes Tarigan; Emma Patricia Bangun
Jurnal Syntax Admiration Vol. 4 No. 3 (2023): Jurnal Syntax Admiration
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jsa.v4i3.555

Abstract

The wharf is where the ships are moored in the harbour. In addition, the pier is also the place where loading and unloading of goods takes place and passengers boarding and falling from and to the ship. The wharf is also the activity location for refueling ships, supplying ships with drinking water, clean water, and arranging channels for dirty/waste water to be further processed at the port. So that optimum planning is needed so that the performance of the building can meet safety and comfort standards This research modifies conventional precast floor slabs into hollow core slab precast slabs with 2 span variations. Dead loads are calculated based on specific gravity, live loads and traffic loads are calculated by "Loading for Bridges" (SNI 1725-2016), crane loads use the Ship to Shore Gantry Cranes Brand Liebherr specifications with a capacity of 50 tons, ship berthing loads and mooring loads ships are calculated based on the Technical standards and commentaries for port and harbor facilities in Japan, OCDI, 2020, while earthquake loads are calculated by "Bridge planning against earthquake loads" (SNI 2833:2016). Steel piles are calculated by "specifications for structural steel buildings" (SNI 1729:2015) and reinforced concrete structures are calculated by “Structural concrete requirements for buildings and explanations” (SNI 2847 2019). Structural analysis for structures is carried out using the help of SAP2000 software. From the research, it was obtained the results of modification of conventional precast floor slabs with hollow core slab precast floor plates with a span of 5.2 meters and a thickness of 350 mm. is an increase in the iron ratio of 38.57% and a decrease in the shear capacity of the punch by 56.57%. For a span of 10.4 meters, a plate with a thickness of 500 mm was used so that the result was an increase in the ratio of iron by 114.60% and a decrease in the shear capacity of the punch by 74.06%.