Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH MEDIA PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI MASA PANDEMI COVID-19 (PADA ANAK SEKOLAH TK KUNCUP HARAPAN BANJARBARU) Rita Kirana; Aprianti Aprianti; Niken Widyastuti Hariati
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 2 No 9: Februari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v2i9.1259

Abstract

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Peran dan kedudukan ibu dalam menjaga kualitas keluarga mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera. Pengukuran pada kondisi Stunting menggunakan pengukuran status gizi secara langsung menggunakan penilaian antropometri. Salah satu pencegahan Stunting melalui edukasi pada ibu dalam perubahan perilaku peningkatan kesehatan dan gizi keluarga. Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua (seorang ibu). Dengan proses promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Penelitian ini menggunakan quassy experiment design (desain eksperimen semu) dengan rancangan penelitian one group pretest-posttest. Populasi penelitian ini adalah ibu yang merupakan orang tua siswa sekolah TK Kuncup Harapan Banjarmasin. Hasil analisis statistic Independent Sample T Test menunjukan bahwa nilai rata-rata pengetahuan Ibu sebelum diberikan pendidikan kesehatan, baik menggunakan PPT maupun menggunakan media leaflet menunjukan, tidak ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata pengetahuan stunting pada kelompok PPT dan pada kelompok leaflet. Dengan demikian, kedua kelompok ini memenuhi syarat untuk di lakukan intervensi pendidikan kesehatan. Hasil Penelitian ini dapat memberikan konstribusi dalam pengembangan ilmu kebidanan khususnya dalam asuhan anak terkait stunting dan status gizi.
ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA GIZI DI RSUD BANJARBARU Maidina Aisyah; Aprianti Aprianti
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 5, No 1 (2018): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/ann.v5i1.1641

Abstract

Semakin baik pelayanan gizi yang diberikan oleh rumah sakit, maka semakin baik pula standar akreditasi rumah sakit tersebut. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menganalisis beban kerja tenaga gizi di Instalasi Gizi RSUD Banjarbaru. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif kualiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga gizi di RSUD Banjarbaru yang berjumlah 9 orang. Analisis data disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian ini Penggunaan waktu produkif tenaga gizi di ruang rawat inap 60,6% sedangkan di ruang penyelenggaraan 94%, waktu kerja yang tersedia bagi tenaga gizi di ruang rawat inap sebesar 34,25 jam/minggu sedangkan di ruang penyelenggaraan makanan 35 jam/minggu. Standar beban kerja tenaga gizi pertahun menunjukkan setiap kegiatan membutuhkan waktu dalam setiap standar beban kerja sesuai kegiatan dari hari kerja yang tersedia. Proporsi waktu beban kerja tenaga gizi di ruang rawat inap kurang dari standar sedangkan di ruang penyelenggaraan makanan melebihi standar waktu produktif dan waktu kerja yang tersedia tenaga gizi belum sesuai. Diharapkan dapat melanjutkan penelitian selanjutnya untuk menentukan standar kelonggaran dan kebutuhan tenaga kerja di rumah sakit lain atau ditempat lainnya.
Hubungan Pendapatan Keluarga, Pola Asuh, Riwayat Penyakit Infkesi dan Status Imunisasi Dasar dengan Kejadian Wasting pada Balita Yulia Maulida; Rusmini Yanti; Aprianti Aprianti; Fathurrahman Fathurrahman
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol. 4 No. 1 (2022): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jr-panzi.v4i1.145

Abstract

ABSTRAK Prevalensi balita wasting tahun 2016 secara nasional yaitu sebesar 11,1% dimana 3,1% balita yang sangat kurus dan 8% balita yang kurus. Berdasarkan data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) Kalimantan Selatan memiliki prevalensi balita wasting pada tahun 2021 sebesar 10,3% dan berada pada urutan ke 5 tertinggi. Kemudian prevalensi wasting berdasarkan Kabupaten atau Kota, menurut data SSGI tahun 2021 Kota Banjarbaru memiliki prevalensi 6,8% berada pada urutan ke-1 tertinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru tahun 2020 Puskesmas Liang Anggang tahun 2019 memiliki persentase balita wasting sebesar 12% menempati peringkat ke-2 dari 10 Puskesmas di Wilayah Kota Banjarbaru dan tahun 2020 naik menjadi 26,52% dan menempati posisi ke-1. Hal ini menunjukkan bahwa masih berada dibawah target Kota Banjarbaru tahun 2020 yaitu 8,1% dan tarhet RPJMN 2020-2024 7%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga, pola asuh, riwayat penyakit infeksi dan status imunisasi dasar dengan kejadian wasting pada balita usia 12-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Liang Anggang Kota Banjarbaru. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan Case Control. Populasi adalah seluruh balita usia 12-59 bulan sebanyak 1.129 balita dan sampelnya adalah sebagian dari populasi dengan jumlah sampel 92 orang. Sampel didapatkan dengan teknik purposive sampling. Data penelitian diambil menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji korelasi Rank Spearman α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan keluarga rendah (93,5%) dengan signifikan (p value) 0,003, pola asuh ibu kurang (78,3%) dengan signifikan (p value) 0,002, pernah menderita riwayat penyakit infeksi diare dan atau ISPA dalam dua bulan terakhir (61,9%) dengan signifikan (p value) 0,025, status imunisasi dasar tidak lengkap (55,4%) dengan signifikan (p value) 0,017 dan lebih banyak balita yang mengalami kejadian wasting (57,6%). Ditemukan hubungan bermakna antara pendapatan keluarga, pola asuh, riwayat penyakit infeksi dan status imunisasi dasar dengan kejadian wasting pada balita usia 12-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Liang Anggang Kota Banjarbaru.