Syifa Nabilla Siregar Siregar
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERANAN DAN KENDALA PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI DI INDONESIA Ahmad Suwandi; Nazla Daulay; Raudhatul Hasanah Imnur Imnur; Sari Purnama Zein Lubis Lubis; Syifa Nabilla Siregar Siregar; Sandi Pranata; Sari Wulandari
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 2 No 10: Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v2i10.1312

Abstract

Penelitian ini menganalisis peranan sektor industri pengolahan dalam perekonomian Indonesia, dan menganalisis keterkaitan sektor industri pengolahan dengan sektor perekonomian lainnya, baik penyedia input maupun menggunakan output dari sektor industri pengolahan di Indonesia. Selain itu menganalisis koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran sektor industri pengolahan di Indonesia, dan menganalisis pengaruhnya ekonomi berdasarkan efek pengganda (multiplier) terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja di Indonesia. Tulisan ini bertujuan untuk menelaah dinamika peranan agroindustri, serta kendala dan peluang pengembangannya di Indonesia. Agroindustri mulai dikembangkan sejak pertengahan tahun 1970an. Dalam periode 1985-2000, peranan agroindustri dalam penciptaan PDB meningkat dari 3,7 persen menjadi 12,73 persen. Sementara itu, peranan agroindustri dalam penyerapan tenaga kerja meningkat dari 0,2 persen pada tahun 1985 menjadi 8,53 persen. Namun demikian, peningkatan peranan dalam penciptaan nilai tambah tidak diikuti oleh peningkatan penyerapan tenaga kerja. Peranan dalam penciptaan nilai tambah, sebagian besar berasal dari industri skala besar, dan tidak terjadi pergeseran yang signifikan dalam periode tahun 1974-2003. Disamping itu, agroindustri mempunyai keterkaitan ke belakang dan ke depan yang kuat dengan sektor lainnya. Kendala-kendala dalam pengembangan agroindustri, antara lain: (1) kualitas dan kontinyuitas produk pertanian kurang terjamin; (2) kemampuan SDM masih terbatas; (3) teknologi yang digunakan sebagian besar masih bersifat sederhana, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas rendah; dan (4) belum berkembang secara luas kemitraan antara agroindustri skala besar/sedang dengan agroindustri skala kecil/rumah tangga.