Dida Kusnida
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PROSES SEDIMENTASI DI TAPAK PELABUHAN PALABUHANRATU-KABUPATEN SUKABUMI Dida Kusnida; Mira Yosi; Sonny Mawardi; Joni Widodo; Lukman Arifin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.18.2.2020.673

Abstract

Di Palabuhanratu - Kabupaten Sukabumi, sedang dibangun pelabuhan baru untuk mempermudah konektivitas antar wilayah di Jawa Barat selatan dan diharapkan dapat menjadi pelabuhan lintas provinsi yang mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi khususnya di bidang wisata bahari. Namun demikian, saat ini perkembangan pembangunan pelabuhan tersebut nampaknya menghadapi masalah sedimentasi yang cepat di kedua sisi jembatan dan dermaga. Untuk itu, analisis proses sedimentasi di tapak pelabuhan ini dibuat dengan tujuan sebagai bahan referensi studi kasus. Data citra satelit resolusi tinggi menunjukan bahwa luasan sedimentasi di tapak pelabuhan ini sudah mendekati 20,000 m2, sedangkan data hidro-oseanografi mensiratkan bahwa bangunan pemecah gelombang di lepas pantai, diduga membangkitkan difraksi gelombang laut dan arus sepanjang pantai sekaligus sebagai perangkap sedimen membentuk tembolo.Kata kunci : Pelabuharatu, sedimentasi, pemecah gelombang, arus memanjang pantai, tembolo.In Palabuhanratu - Sukabumi Regency, a new port is being built to facilitate the connectivity between regions in southern West Java and is expected to become an inter-provincial port that can promote economic growth, especially in the field of marine tourism. However, at present the development of port construction seems to face the problem of rapid sedimentation on both sides of the trestle and jetty. Therefor,the analysis of the sedimentation process at the port site is intended as a reference of case study. Analysis of high-resolution satellite imagery data shows that the area of sedimentation at this port site is approaching 20.000 m2, while hydro-oceanographic data analysis implies that offshore breakwater is thought to generate wave difraction and longshore current as well as sediment trap forming tembolo. Keywords:Palabuhanratu, sedimentation, breakwater, longshore current, tembolo.
STRATIGRAFI SEISMIK CEKUNGAN ARU, PAPUA BARAT Dida Kusnida; Tommy Naibaho; Yulinar Firdaus; Ali Albab
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.195 KB) | DOI: 10.32693/jgk.16.2.2018.548

Abstract

Studi rekaman seismik multi-kanal dari Cekungan Aru, Papua Barat yang diperoleh dengan menggunakan KR Geomarin III pada tahun 2016, bertujuan untuk menginventarisir dan memetakan aspek-aspek geologi serta untuk studi geo-tektonik dan sejarah geologi. Data seismik menunjukan bahwa urutan sedimen di Cekungan Aru ditandai oleh sedimen pra-ekstensi, sedimen sin-ekstensi, sedimen pos-ekstensi dan sedimen sin-inversi. Pengamatan mikroskopis inti sedimen permukaan dasar laut umumnya menunjukkan adanya fragmen cangkang kerang dan foraminifera, mineral mafik dan residu organik dari lignit berwarna coklat kehitaman. Kata kunci: Cekungan Aru, stratigrafi seismik, sedimen.Study on multi-channel seismic records from the Aru Basin, West Papua obtained using RV Geomarin III in 2016 were aimed to invent and map geological aspects and for geo-tectonic and geological history studies. Seismic data confirmed that sediment sequence in Aru Basin is characterized by pre-extension sediments, syn-extension sediments, syn-extension sediments and syn-inversion sediments. Microscopic observations of the core of surficial sediments generally show the presence of shell fragments and foraminiferas, mafic minerals and organic residuals of blackish-brownish lignite. Key words: Aru Basin, seismic stratigraphy, sediments.
INTERPRETASI GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN ANALISIS DATA GAYABERAT MENGGUNAKAN FILTER OPTIMUM UPWARD CONTINUATION DAN PEMODELAN 3D INVERSI : (STUDI KASUS: CEKUNGAN AKIMEUGAH SELATAN, LAUT ARAFURA) Imam Setiadi; Catur Purwanto; Dida Kusnida; Yulinar Firdaus
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 17, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5585.434 KB) | DOI: 10.32693/jgk.17.1.2019.579

Abstract

Cekungan Akimeugah terletak pada paparan Laut Arafura yang merupakan bagian dari passive margin yang berasosiasi dengan cekungan di kontinen Australia yang sudah memproduksi hidrokarbon seperti cekungan Bonaparte, Carnavon dan cekungan Canning. Secara tektonik cekungan ini berkembang akibat pertemuan lempeng Australia dengan Pasifik sehingga menyebabkan munculnya struktur lipatan, tinggian, rendahan dan patahan. Salah satu metoda geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui struktur geologi bawah permukaan adalah metoda gayaberat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan, mendelineasi sub-cekungan sedimen serta memperkirakan ketebalan sedimen di Cekungan Akimeugah bagian selatan. Analisis data yang digunakan yaitu analisis spektrum, filter optimum upward continuation serta pemodelan inversi 3D. Hasil analisis spektral menunjukkan bahwa tebal batuan sedimen rata rata di daerah penelitian adalah sekitar 3.6 Km. Ketinggian optimum yang digunakan pada filter optimum upward continuation yaitu pada ketinggian 6000 m dan menghasilkan anomali regional serta residual. Sub-cekungan yang didelineasi dari analisis data gayaberat adalah sebanyak 7 sub-cekungan sedimen, dimana pola struktur yang teridentifikasi yaitu berupa tinggian, graben dan patahan. Hasil pemodelan 3D menunjukkan bahwa batuan dasar cekungan berupa batuan metamorfik dengan nilai rapat massa 2.7 gr/cc. Kemudian secara berurutan dari bawah ke atas diendapkan batuan sedimen dari kelompok Aifam yang berumur Paleozoikum dengan nilai densitas 2.6 gr/cc, kemudian di atasnya lagi adalah batuan sedimen kelompok Kemblengan yang berumur Mesozoikum dengan nilai rapat massa 2.5 gr/cc, dan yang paling atas adalah batuan sedimen tersier kelompok batugamping Nugini dengan nilai rapat massa 2.4 gr/cc dan Formasi Buru dengan nilai rapat massa 2.2 gr/cc.. Hasil analisis model bawah permukaan menunjukkan bahwa berdasarkan pola graben dan tinggian, Cekungan Akimeugah bagian selatan cukup potensial untuk berkembangnya petroleum system seperti cekungan di Australia yang sudah berproduksi hidrokarbon.Kata Kunci : Gayaberat, spektral analisis, filter optimum upward continuation, pemodelan 3D inversi, Cekungan Akimeugah selatan, Papua.The Akimeugah Basin is located on the Arafura Shelf which is part of the passive margin associated with basins of Australian continent that have produced hydrocarbons such as the Bonaparte basin, Carnarvon and the Canning basins. Tectonically this basin develops due to the collision between the Australian and the Pacific plates, resulting folds, highs, lows and faults. One of the geophysical methods that can be used to determine the subsurface geological structure is the gravity method. The purposes of this study are to identify subsurface geological structures, delineating sediment sub-basin and to estimate sediment thickness in the southern Akimeugah basin. Data analysis used are spectrum analysis, optimum upward continuation filters and 3D inversion modeling.. The spectral analysis results show that the average thickness of the sedimentary rock in the study area is about 3.6 Km. Optimum height that used at the optimum upward contiuation filter was at an altitude 6000 m and resulting regional and residual anomaly. The delineated sub-basin obtained from gravity data analysis is as many as 7 sediment sub-basins, where the identified structural pattern is in the form of high, graben and fault. The 3D modeling results show that the basement of the basin is of a metamorphic rock with a mass density value of 2.7 gr/cc. Then sequentially from the lowest, sedimentary rocks from the Aifam group of Paleozoic were deposited with a density value of 2.6 gr/cc, hereafter is sediment group of Kemblengan of Mesozoic with mass density values of 2.5 gr/cc, and at the top is a Tertiary sedimentary rock, limestone Nugini group with a mass density value of 2.4 gr/cc and Buru Formation with density value 2.2 gr/cc. The results of the subsurface model analysis show that based on a graben and high pattern, the southern Akimeugah basin is potential for the development of petroleum systems such as the basins those already produce hydrocarbons in Australia.Keywords: gravity, spectral analysis, optimum upward continuation filter, modeling 3D inversion, southern Akimeugah Basin, Papua.
DINAMIKA GARIS PANTAI KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT, BERDASARKAN PENAFSIRAN CITRA SATELIT Dida Kusnida; P. Astjario
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 18 No. 1 (2008): Jurnal Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v18i1.227

Abstract

Marine and coastal dynamic maps of Indramayu extracted from satellite imageries indicate the quantification of changes; those are changes of coastline, extension and the potential areas of erosion and sedimentation. The biogeochemical and hydro-oceanographic interactive processes of the up and downstream areas produce the marine and coastal physiographic of Indramayu. Therefore, the problem solving of coastal abrasion and accretion in Indramayu have to be executed through inter-sector coordination. Keywords: abrasion, accretion, coastal, coastline, satellite imageries