Nineu Yayu Geurhaneu
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Geologi Kelautan: Media Hasil Penelitian Geologi Kelautan

PERUBAHAN GARIS PANTAI PULAU PUTRI – KOTA BATAM DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT TAHUN 2000 – 2016 Nineu Yayu Geurhaneu; Trimuji Susantoro
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 14, No 2 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1931.682 KB) | DOI: 10.32693/jgk.14.2.2016.276

Abstract

Penelitian perubahan garis pantai pulau Putri, Kota Batam dilakukan dengan menganalisis data citra satelit tahun 2000-2016. Garis pantai Pulau Putri merupakan lokasi penting dan titik pangkal untuk pengukuran wilayah perairan territorial Indonesia. Upaya penanaman bakau di sekeliling pulau Putri  telah dilakukan namun belum berhasil dengan baik karena adanya limbah minyak dan kondisi karangnya pun telah rusak. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi potensi hilangnya Pulau Putri berdasarkan perubahan garis pantai dan luasannya. Metode survei lapangan dilakukan secara sampel tetap, analisis pengolahan data penginderaan jauh menggunakan teknik komposit warna RGB dan Fusi dengan metode transformasi Brovey. Sedangkan interpretasi garis pantai dilakukan secara visual melalui digitasi pada layar. Pada kegiatan lapangan dilakukan pengukuran pasang surut dan arus laut untuk mendukung analisis perubahan garis pantai Pulau Putri. Kondisi perairan sekitar Pulau Putri memiliki tipe pasang surut campuran condong ke harian ganda dengan kecepatan arus 1,2 - 0,765 m/dtk. Kecepatan arus tersebut cenderung dipengaruhi oleh kondisi pasang surut, pada saat menjelang surut kecepatan arus menjadi cukup tinggi dan cenderung tenang pada saat air kondisi surut minimum menuju pasang dan saat surut. Perubahan garis pantai dan luas wilayah di Pulau Putri mulai signifikan dari tahun 2013-2016. Pada tahun 2000 luas Pulau Putri sekitar 131.374 m2 kemudian luas tersebut terus berkurang, dan pada tahun 2016 luasnya hanya sekitar 24.266m2 yang disebabkan adanya abrasi. Abrasi terjadi hampir di sekeliling pulau namun yang paling terkena abrasi terutama di sebelah utara.Kata kunci: citra satelit, garis pantai, abrasi, Pulau Putri.Coastline changes of Putri island  is located in Batam city performed in this study by analyzing satellite image data in 2000-2016. The coastline on the Putri Island is an important location and the starting point for measuring the territorial waters of Indonesia. Mangrove planting efforts around the Island Princess has been done but has not worked well for their waste oil and condition of reefs had been damaged. The purpose of this study to identify the potential of loss Putri Island by coastline and area changes. Field survey method is based on purposive sampling, the analysis of remote sensing data processing using RGB color composite techniques and fusion with Brovey transformation method. While the interpretation of the coastline done visually through digitization on a screen. The fieldwork was conducted measurements of tidal and ocean currents to support the analysis of changes in the coastline of the Putri Island. Condition in the Putri island waters area has a mixed tide prevailing semidiurnal tidal type and current speed between 1.2 - 0.765 m/s. The current speed tends to be influenced by tidal conditions, at the time before the tidal ebb current speed and tends to be quite at the time the water receded minimum conditions to the tide and at low tide. Coastline changes and area on the Island Princess significant begin of the year 2013- 2016. In 2000 Putri island area of about 131 374 m2 and then such broad steadily decreasing, and in 2016 an area of only about 24.266 m2 caused the abrasion. Abrasion occurs almost around the island but the most exposed to abrasion, especially in the northern.Keywords : satellite image, coastline, abrasion, Putri island
DATA GEOLOGI DAN GEOFISIKA SELAT LEMBEH SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PELABUHAN Nineu Yayu Geurhaneu; Godwin Latuputty; Delyuzar Ilahude
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2356.078 KB) | DOI: 10.32693/jgk.16.2.2018.379

Abstract

Selat Lembeh sepanjang 16 km dengan lebar sekitar 1 km mempunyai kedalaman laut mencapai 380 m di bagian utaranya, memasuki selatnya mendangkal (20 m) dan ke arah selatannya mendalam (120 m). Dasar laut Selat Lembeh ditutupi oleh sedimen permukaan pasir kerikilan dan kerikil pasiran yang berkomposisi volkanoklastik dan bioklastik bersifat gampingan. Ke dua jenis sedimen ini relatif mempunyai kesesuaian dengan hasil interpretasi sidescan sonar dan seismik, masing-masing sebagai pasir dan sedimen berbutir sedang-kasar (Runtunan D). Daratannya, berdasarkan peta geologi Daerah Bitung dan sekitarnya didominasi oleh batuan gunungapi muda dengan kemiringan pantai antara 0-5o dan tidak ditemukan adanya indikasi sesar. Daerah penelitian mempunyai besaran kegempaan magnitudo kecil dan tsunami terlindung oleh Pulau Lembeh. Kawasan ini berdasarkan peta hidrogeologi termasuk kedalam akuifer setempat, produktif sampai produktif sedang penyebaran luas. Data dasar geologi dan geofisika ini sangat berperan dalam pengembangan Selat Lembeh terutama rencana pengembangan infrastruktur di kawasan Bitung dan sekitarnya. Kata kunci: Kedalaman laut, sedimen permukaan, batuan gunungapi muda, topografi, akuifer dan pengembangan Selat Lembeh.The Lembeh Strait with a length of 16 km and a width of about 1 km has a depth of 380 m in its northern part, entering the strait has a shallow depth of 20 m and to the south it has a depth of 120 m. The seabed of the Lembeh Strait is covered by surface sediment of gravelly sand and sandy gravel formed by volcanoclastic and bioclastic materials. The two types of sediments are relatively similar to the results of the side scan sonar and seismic interpretations, each of which is sand and medium-coarse grain sediments (Sequence D). In the mainland, based on the geological data of the Bitung Region and its surroundings, its lithology is dominated by young volcanic rocks with a slope on the coast between 0-5o and no indications of faults were found. This area is valued of seismicity relatively small magnitude and safe from tsunami waves because it is protected by Pulau Lembeh. This area based on hydrogeological data is classified into local aquifers, productive to medium productive with wide distribution. The basic data of the geological and geophysical aspects play a part in the development of the Lembeh Strait, especially the infrastructure development plan in the Bitung area and its surroundings.Keywords: Depth of sea, surface sediment, young volcanic rocks, topography, aquifers and development of Lembeh Strait.
PEMODELAN GELOMBANG DAN ARUS PADA DESAIN GROIN DI PPI CISOLOK, SUKABUMI Yessi Nirwana Kurniadi; M. Rifki Permadi; Nineu Yayu Geurhaneu; Deny Setiady
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 21, No 1 (2023)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.21.1.2023.790

Abstract

Fasilitas pokok dermaga pendaratan ikan dan kolam pelabuhan di Pangkalan Pendaratan Ikan Cisolok tidak dapat menampung seluruh jumlah kapal ikan nelayan karena kondisi fasilitas yang ada sudah rusak dan terjadi sedimentasi di kolam pelabuhan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh gelombang dan arus sejajar pantai di sekitar PPI Cisolok lalu merencanakan desain groin yang efektif agar dapat melindungi kolam pelabuhan dari arus sejajar pantai yang membawa sedimen. Simulasi hidrodinamika dan transformasi gelombang dilakukan dengan MIKE 21 Modul Flow Model Flexible Mesh dan Modul Spectral Wave. Pada alternatif 1 groin diperpanjang 85 m tegak lurus pantai dan alternatif 2 diperpanjang 90 m dengan posisi ke arah tenggara. Hasil analisis pada pemodelan transformasi gelombang menunjukan bahwa desain groin alternatif 2 lebih efektif untuk melindungi kolam pelabuhan dari gelombang dan arus sejajar pantai dengan persentase reduksi di musim barat sebesar 46% dan di musim timur sebesar 43.5%.