Lisbet Situmorang
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Billiards Gambling in Tengin Baru Village, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara District: Permainan Judi Biliar di Desa Tengin Baru Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara Muhammad Ricky Saputra; Lisbet Situmorang
Progress In Social Development Vol. 1 No. 1 (2020): January 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psd.v1i1.15

Abstract

ABSTRACT: This article interprets the game of Billiards Gambling in Tengin Baru Village, Sepaku District, Penajam Paser Utara Regency which is done openly. The social context of the billiard gambling text can be said to be like being in a social space that is starting to open up by the influence of global economic culture, bound by the Anti-Gambling Law, average primary school education levels, the majority of followers of Islam and local tribal values ​​that also prohibit gambling. The Billiards Gambling Game is a combination of three elements, namely: (billiard sports, playing card gambling, buying and selling games). The sport of billiards gambling is used as a mode of outer settlement, art games are used as the core of the game, and both are packaged as entertainment businesses that are subject to buying and selling games. In the players' understanding, Billiards Gambling is transformed into various meanings according to subjectivity such as: hobbies, games, challenging games, professions, entertainment, fun, official games. In the text, the readers of the Biliary Gambling game get an articulation of new meanings that are not always in line with what the original author meant. ABSTRAK: Artikel ini menafsir permainan Judi Biliar di Desa Tengin Baru Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara yang di lakukan secara terang-terangan. Konteks sosial dari teks judi biliar ini bisa dikatakan seperti berada di ruang sosial yang mulai terbuka oleh pengaruh budaya ekonomi global, terikat oleh UU Anti Perjudian, tingkat pendidikan rata- rata sekolah dasar, mayoritas penganut islam dan nilai-nilai lokal suku yang juga melarang perjudian. Permainan Judi Biliar adalah perpaduan tiga elemen yaitu: (olahraga biliar, judi kartu remi, permainan jual beli). Olahraga judi biliar digunakan sebagai modus penapakan luar, permainan kartu remi digunakan sebagai inti permainan, dan keduanya dikemas sebagai bisnis hiburan yang tunduk pada permainan jual beli. Dalam pemahaman para pemain, Judi Biliar ini menjelma menjadi beragam makna menurut subyektifitas seperti: hobbi, game, permainan penuh tantangan, profesi, hiburan, iseng-isengan, permainan yang resmi. Di teks para pembaca permainan Judi Biliar mendapatkan artikulasi pemaknaan baru yang tidak selalu sejalan dengan apa maksud awal pengarangnya.
Pola Komunikasi Penduduk Transmigran Jawa Dan Penduduk Lokal Dalam Mengatasi Konflik Lahan Di Maluhu Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Annisa Al Hadist; Lisbet Situmorang; Sabiruddin
Journal Social Politica Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Sosial-Politika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.479 KB) | DOI: 10.54144/jsp.v1i1.5

Abstract

Transmigrasi adalah salah satu fenomena yang cukup banyak terjadi di Indonesia, termasuk di wilayah Maluhu Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini di fokuskan pada beberapa macam pola komunikasi yang dilakukan oleh penduduk transmigran Jawa dan penduduk lokal yakni suku Kutai kedang lampong dalam mengatasi konflik lahan yang terjadi di wilayah tranmigrasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan peneliti ini melibatkan 1 (satu) orang sebagai key informant dan 4 (empat) orang sebagai informan pendukung. Adapun Teknik Analisa yang digunakan adalah model analisis interaktif yang terdiri dari tiga hal yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola komunikasi sangatlah penting dan berpengaruh dalam mengatasi konflik lahan yang terjadi antara penduduk transmigran Jawa dan penduduk lokal suku Kutai kedang lampong. Ada 3 pola komunikasi yang digunakan yakni pola komunikasi satu arah, dua arah serta multiarah, dan pola komunikasi yang paling banyak membantu untuk mengatasi konflik lahan ini ialah pola komunikasi dua arah. Dalam merespon konflik yang terjadi, penduduk transmigran Jawa dan penduduk lokal suku Kutai kedang lampong banyak menggunakan Obliging (menurut/membantu), Compromising (kompromi) dan juga Integrating (mempersatukan
Pendekatan Komunikasi Partisipatif Dalam Pelatihan Kelana Untuk Membentuk Masyarakat Tangguh Bencana Ainun Nimatu Rohmah; Syarifah Aulia Defitri; Nurhidayah Nurhidayah; Fadhila Rizkiani; Eka Puspita Lestari; Niken Ayu Dian Anggraeni; Trisna Erhandi; Muhammad Alfi Syahrin Zamni Arsyad Banjari; Lisbet Situmorang; Muhammad Jamal
PLAKAT : Jurnal Pelayanan Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/plakat.v5i1.12489

Abstract

Disaster mitigation capabilities are part of the amenity’s aspect, one of the pillars of developing tourism villages. To realize this, the community needs to be actively aware of disaster risk potentials and able to minimize the impact of future disasters. Disaster resilience at urban village level (KELANA) is one of the efforts to form a community that is responsive and able to deal with disasters. As many as 85 participants attended this training in Bontang Kuala. The participants have received the socialization materials and evacuation training provided by the Regional Disaster Management Agency (BPBD) of Bontang City, according to the formative evaluation of the activities. In addition, based on the interview, it is known that disaster mitigation assistance needs to be carried out on an ongoing basis using information media and disaster education, as well as the presence of disaster mitigation agents to enhance awareness and community expertise in responding to potential disasters in the Bontang Kuala urban village.Kemampuan mitigasi bencana menjadi bagian dari aspek amenities yang menjadi salah satu pilar dalam pengembangan desa wisata. Untuk mewujudkan hal tersebut, masyarakat perlu secara aktif memahami potensi bencana di wilayahnya, serta memiliki kemampuan untuk meminimalisir dampak bencana di masa depan. Pelatihan Kelurahan Tangguh Bencana (KELANA) merupakan salah satu upaya untuk membentuk masyarakat yang tanggap serta mampu menghadapi bencana di Kelurahan Bontang Kuala. Kegiatan ini diikuti oleh 85 orang peserta dari berbagai kalangan masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta menerima dengan baik materi sosialisasi dan pelatihan evakuasi yang diberikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bontang. Hal ini ditunjukkan oleh hasil evaluasi formatif yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan. Selain itu, berdasarkan hasil evaluasi sumatif dengan metode wawancara kepada beberapa peserta, tokoh masyarakat dan pihak kelurahan, diketahui bahwa pendampingan mitigasi bencana perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan menggunakan media-media informasi dan edukasi, serta kehadiran agen-agen mitigasi bencana untuk mematangkan kesadaran dan keahlian masyarakat dalam menyikapi potensi bencana di Kelurahan Bontang Kuala.
Financial Literacy Training for MSMEs Actors In Kutai Kartanegara, East Kalimantan Poppy Alvianolita Sanistasya; Muhammad Fikry Aransyah; Gloria Jelita; Eko Doni Wardana; Muhammad Fadil Hariyanto; Nur Khasana; Laura Viviana Ardiansyah Iryanto; Iing Geovani Carolin; Lisbet Situmorang; Muhammad Jamal
PLAKAT : Jurnal Pelayanan Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/plakat.v5i1.12699

Abstract

MSMEs represent a significant business segment in Indonesia. Yet, numerous MSMEs, especially in Kembang Janggut District, find it challenging to grow, primarily due to inadequate financial management. Collaborating with PT Bara Tabang and the Village Government, the mentoring team organized financial literacy training on May 14, 2023, in Hambau Village. This event, involving awareness campaigns and hands-on training, engaged 19 individuals. The goal was to enlighten MSMEs players in Hambau Village about the essence of bookkeeping and the recording processes in business. The outcome revealed an improvement in the MSMEs actors' proficiency and comprehension of simple financial recording and bookkeeping in their daily operations.UMKM adalah segmen bisnis dengan persentase yang besar di Indonesia. Namun, masih banyak UMKM di Indonesia yang sulit berkembang, termasuk pelaku UMKM di Kecamatan Kembang Janggut. Salah satu pemicu lambatnya perkembangan bisnis adalah kurangnya perhatian pelaku bisnis dalam pengelolaan keuangan. Tim pendamping bekerja sama dengan PT Bara Tabang dan Pemerintah Desa untuk melaksanakan kegiatan ini pada 14 Mei 2023 di Desa Hambau. Metode kegiatan ini melibatkan sosialisasi dan pelatihan, dengan partisipasi 19 individu. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar pelaku UMKM di Desa Hambau dapat memahami pentingnya pencatatan dan proses pembukuan dalam bisnis. Hasil akhir dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan kemampuan dan pemahaman pelaku UMKM dalam pencatatan keuangan dan pembukuan sederhana dalam menjalankan bisnis sehari-hari.