Masri Saad
Universitas Islam Makassar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Al-Qur’an antara Teks dan Konteks Hukmiah Hukmiah; Masri Saad
Dirasat Islamiah: Jurnal Kajian Keislaman Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : FAI UIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.5166478

Abstract

Al-Qur’an merupakan kalamullah atau bahasa langit yang membumi sehingga memerlukan sebuah paradigma berfikir, baik cara, metode maupun pendekatan. Al-Qur’an yang notabenenya adalah teks membuat sebagian pembacanya mengacu pada teks atau makna harfiah teks dengan tanpa menyertakan konteks sosio-historis teks dalam aktivitas penafsirannya, sehingga penetapan maknanya sepenuhnya menjadi domain otoritas teks. Di luar teks tidak ada makna yang bisa dipertanggungjawabkan dan diyakini kebenarannya. Sebagian pembaca yang lain menganggap perlunya pendekatan kontekstual untuk mengembangkan produk-produk nash (teks), khususnya yang berkaitan dengan muamalah dan hukum. Pemahaman ayat yang paling sempurna adalah dengan memperhatikan setting sosial yang melingkupi turunnya ayat’ Dengan kata lain, mengacu pada dimensi konteks yang tidak semata-mata bertumpu pada makna teks secara lahiriyah (literatur), tetapi juga melibatkan dimensi sosio-historis teks dan keterlibatan subjektifitas penafsir dalam aktivitas penafsirannya. Berdasarkan diskursus tersebut penelitian ini hendak memaparkan urgensi studi Al-Qur’an dengan menggabungkan antara metode tekstual dengan kontekstual, sehingga ditemukan pemahaman secara komprehensif terhadap teks-teks ayat al-Qur’an. Metode ini mempertimbangkan maksud dalam amr (perintah) dan nahi (larangan) terhadap bunyi nash (teks), mencari illat (alasan) jika memungkin ada dan mempertimbangkan asliyat (makna asal) dan tabi'iyat (makna yang mendampinginya).
Ikhlas dalam Perspekstif Hadis Muammar Muchtar; Masri Saad
Dirasat Islamiah: Jurnal Kajian Keislaman Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : FAI UIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hadis-hadis yang terkait dengan ikhlas sangat banyak, mulai dari yang menggunakan term ikhlas sendiri sampai kepada term-term yang memiliki makna dan tujuan ke arah ikhlas. Juga ditem mukan bahwa ikhlas dalam pandangan hadis Nabi adalah sebuah tujuan atau maksud dari sebuah perbuatan yang semata-mata diarahkan kepada Allah SWT saja tanpa ada “sentuhan-sentuhan” dari maksud-maksud yang lain. Orang yang belum sempurna keikhlasannya, tidak boleh menjadikan alasan ketidaksempurnaan tersebut untuk berhenti dari perbuatan baik karena bisa jadi awalnya kurang sempurna tapi karena selalu diusahakan dan diperbaharui maka akan dapat berujung pada kesempurnaan, yang pada akhirnya menjadikan seseorang mendapat gelar mukhlis. Keikhlasan yang berarti kemurnian, maka ia tidak terbagi ke dalam beberapa bagian, akan tetapi bagi orang yang belum mampu mengikhlaskan amalnya secara sempurna bukan berarti serta merta ia tidak mendapatkan pahala. Selama ia mau berusaha memperbaiki keikhlasannya maka pasti akan mendapatkan ganjaran yang setimpal karena usahanya tadi. Bagi orang yang tidak mau memperbaiki niatnya atau memang niatnya sudah menyimpang dari yang seharusnya maka ia akan mendapatkan ganjaran berupa tidak diterimanya amal yang ia lakukan atau bahkan ia akan mendapat dosa karena ketidakikhlasannya itu. Keikhlasan adalah sesuatu yang sangat penting, terlepas dari wujud urgensinya, yang harus dilakukan oleh seorang manusia adalah upaya untuk meningkatan peribadatannya kepada Sang Pencipta disertai niat murni, tulus, ikhlas hanya kepada-Nya. Sehingga satu kalimat yang mungkin dapat mewakili semua harapan itu adalah jaddid al Niah (perbaharui niat).
Wawasan Al-Qur’an Tentang Misaq (Sebuah Kajian Tafsir Maudu’i) Muammar Muchtar; H. Mubarak Bakri; Masri Saad
AL-AQWAM: Jurnal Studi Al-Quran dan Tafsir Vol. 1 No. 2 (2022): Online Journal
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.628 KB)

Abstract

It is important to independently propose a study of the protocol (misaq). There’s a lot to explore about this topic, depending on what perspective and approach is used. At the same time, the views of tafsir (Qur’anic) and hadiths are still rarely touched upon. Independent study from the perspective of the Qur’an is an urgent attempt to obtain a complete view of this object. From the tracing of the misaq scriptures and the exposition of related research, it can be seen that the firm covenant of man and god (misaqan ghalizan) in the first three aspects, the covenant between man and God in the context of the implementation of religious teachings, is confirmed in the womb of man while he is still in the womb, second, the covenant between God and the prophet to publish his treatises, and the third is the covenant of harmony and peace between husband and wife. All these treaties are again firmly bound and will be accounted for in the future.